Batal Masuk Bursa, FinAccel Optimistis Tetap Diminati Investor
FinAccel membatalkan merger dengan perusahaan cangkang atau ”special purpose acquisition company” (SPAC) yang tadinya akan digunakan untuk masuk ke bursa AS.
Oleh
JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
Perusahaan induk penyedia layanan kredit Kredivo, yaitu FinAccel, batal masuk ke bursa Amerika Serikat. Namun, manajemen FinAccel optimistis investor masih tertarik dengan FinAccel.
FinAccel membatalkan merger dengan perusahaan cangkang atau special purpose acquisition company (SPAC) yang tadinya akan digunakan untuk masuk ke bursa AS. FinAccel awalnya berencana masuk ke bursa yang berisi emiten teknologi bursa Nasdaq pada kuartal pertama tahun ini.
Rencana semula, FinAccel bergabung dengan VPC Impac Acquisition Holdings II, SPAC yang disponsori oleh Victory Park Capital. Sayangnya, perjanjian kerja sama tersebut dibatalkan.
”Semua sepakat bahwa langkah ini merupakan keputusan terbaik untuk bisnis Kredivo, termasuk dalam mempercepat realisasi rencana-rencana kami dalam waktu dekat. Kredivo juga akan terus menjajaki berbagai peluang lain untuk menjadi perusahaan terbuka,” kata Co-founcer dan CEO FinAccel Akshay Garg dalam diskusi virtual, Rabu (16/3/2022).
Dia yakin, para investor masih akan tertarik dengan langkah yang akan diambil FinAccel. Di Indonesia, FinAccel membeli 40 persen saham PT Bank Bisnis Internasional.
”Kami berjalan dengan mengutamakan kepentingan dari para pemangku kepentingan, tetapi kondisi pasar yang tidak menguntungkan dan penundaan di luar kontrol Kredivo berdampak pada jadwal transaksi dan menjadikannya tidak dapat dilakukan berdasarkan pada kesepakatan,” kata Co-CEO VPC Gordon Watson dalam keterangan tertulisnya.
Walaupun perjanjian tersebut berakhir, VPC masih memiliki investasi 145 juta dollar AS di Kredivo. Pada 2020 lalu, VPC memberikan fasilitas kredit awal sebesar 100 juta dollar AS dan meningkat menjadi 200 juta dollar AS pada Juni 2021.
Ekspansi
Akshay mengatakan, walaupun rencana masuk bursa belum dapat tercapai, FinAccel memiliki banyak rencana pengembangan bisnis. Investasi pada PT Bank Bisnis Internasional akan terus ditambah.
”Kami berencana menambah investasi dalam waktu dekat dan menjadi pemegang saham mayoritas dalam 6 sampai 12 bulan ke depan serta masuk ke bisnis bank digital,” ujar Akshay.
Akshay juga menambahkan, FinAccel akan berekspansi ke negara lain. Saat ini, FinAccel sudah bermitra dengan VietCredit Joint Stock Company untuk menjalankan PayLater Kredivo di Vietnam.
Bursa Efek Indonesia akan kedatangan emiten baru selain emiten dengan kapitalisasi besar, seperti PT GoTo Tbk. PT Sigma Energy Compressindo Tbk yang bergerak pada jasa penyewaan alat monetasi minyak dan gas akan segera masuk bursa.
Dari keterbukaan informasi yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia, PT Sigma akan menawarkan 270 juta saham dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Jumlah itu setara dengan 29,67 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah penjualan saham perdana ini.
Adapun saham tersebut ditawarkan pada kisaran Rp 190-Rp 230 per saham sehingga potensi dana yang dapat diraup oleh Sigma sekitar Rp 62 miliar.