Wapres meminta Kementerian Pertanian berkolaborasi dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara dalam menyiapkan ketersediaan pangan maupun pengendalian harga.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN KUNCORO MANIK
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Wakil Presiden Ma’ruf Amin memastikan ketersediaan pangan saat Ramadhan dan Lebaran 2022. Kepastian itu didapatkan dari hasil validasi data pangan yang dilakukan jajaran Kementerian Pertanian. Wapres meminta pengendalian kenaikan harga dan ketersediaan pangan terus dilakukan lintas kementerian.
”Dari laporan yang saya terima dan berbagai data yang disajikan bahwa semua kebutuhan bahan pokok seperti minyak goreng dan kedelai dalam kondisi aman sampai bulan suci Ramadhan dan hari raya Idul Fitri,” ujar Wapres seusai menyapa petani dan penyuluh secara virtual dari Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Selasa (8/3/2022).
Dalam kunjungan ke Kantor Kementan kali ini, Wapres juga melakukan monitoring dan evaluasi pasokan pangan serta kesiapan dalam memasuki bulan Ramadhan dan Lebaran 2022. Apalagi, kelangkaan pangan saat ini mulai ditemui di beberapa negara di dunia yang antara lain karena perubahan iklim. ”Supaya tidak terjadi kekurangan seperti kemarin, tidak tersedia minyak goreng, kedelai,” ujar Wapres Amin.
Wapres berharap kalaupun terjadi kenaikan harga saat Ramadhan, tetap pada batasan yang wajar. ”Saya berharap pentingnya mengendalikan harga supaya tidak terlalu naik tinggi. Biasanya di bulan Ramadhan naik sepanjang wajar. Harus disiapkan langkah antisipasi,” tambahnya.
Mengenai kenaikan harga dan kelangkaan beberapa bahan pokok yang terjadi selama beberapa waktu terakhir, menurut Wapres harus menjadi tanggung jawab bersama, termasuk kementerian lain yang memiliki keterkaitan dengan urusan harga pangan. ”Jadi bukan hanya Kementan, melainkan semua kementerian lain, saya minta ada kolaborasi. Kemudian harus dilakukan intervensi ketika ada kenaikan harga. Mudah-mudahan Indonesia jauh lebih siap menghadapi masalah pangan yang menjadi masalah dunia,” kata Wapres.
Wapres meminta Kementan berkolaborasi dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara dalam menyiapkan ketersediaan pangan maupun pengendalian harga. Menurut Wapres, pertanian global sedang dalam kondisi yang tidak menentu sehingga banyak negara mengalami kekurangan pangan. Indonesia diharapkan jauh lebih siap dalam menyediakan semua kebutuhan pangan.
”Saat ini situasi global mengalami masalah ketersediaan pangan. Iklim yang tidak baik membuat impor komoditas menjadi masalah. Ditambah lagi, beberapa masalah kenaikan harga di pasar internasional. Tentu kita berharap kenaikan harga di bulan Ramadhan juga dalam batas wajar,” ujar Wapres.
Kepastian stok
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo beserta jajaran sempat memaparkan kondisi riil ketahanan pangan dan pasokan komoditas pertanian kepada Wapres melalui Agriculture War Room. Setelah menyimak paparan yang diberikan, Wapres menyapa petani, penyuluh, hingga jajaran pejabat dan pegawai pemerintah daerah yang bergabung dalam pertemuan ini secara virtual dari lokasi masing-masing.
Kepada mereka, Wapres menekankan pentingnya kerja sama semua pihak untuk menguatkan ketahanan pangan Indonesia. Sebab, dengan kerja sama yang baik, Wapres meyakini bahwa berbagai upaya yang dilakukan untuk penguatan sektor pangan akan dapat diimplementasikan dengan baik, khususnya ketersediaan pangan menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri. ”Mudah-mudahan Ramadhan kali ini, meskipun dunia sedang bermasalah, kita bisa antisipasi,” ucap Wapres Amin.
Wapres juga memberikan apresiasi atas upaya Kementerian Pertanian yang telah mampu meningkatkan dan menjaga produktivitas beberapa komoditas pangan, seperti beras hingga tidak ada lagi impor beras medium selama dua tahun terakhir. Kontribusi sektor pertanian juga sangat positif menopang ekonomi nasional selama pandemi. Wapres berpesan agar upaya ini terus ditingkatkan pada komoditas pangan lainnya sehingga kepastian stok dan harga pangan mencapai titik kesetimbangan bagi petani maupun konsumen.
Syahrul memastikan bahwa ketersediaan pangan dalam kondisi aman. Ia menegaskan tentang keberpihakan pemerintah pada kepentingan negara dan rakyat sehingga tidak ada kekurangan pangan, apalagi kelangkaan. Adanya kenaikan harga pada beberapa komoditas tertentu disebutnya karena tingginya harga di pasar Internasional.
Kenaikan harga yang masih terjadi, menurut Syahrul, menjadi indikasi bahwa dibutuhkan pembenahan di dalam tata kelola tentang stabilisasi harga. Menurut dia, sudah saatnya Indonesia tidak lagi bergantung pada impor bahan pangan.
”Seperti kata Bapak Wapres data dan validasi sudah kita lakukan bahwa Ramadhan Insya Allah kebutuhan kita cukup,” tambahnya.
Meski data menunjukkan angka stok yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat hingga Lebaran, Mentan menegaskan tidak berhenti hanya pada data di atas kertas. Bersama dengan jajarannya, ia tetap rutin melakukan validasi dan memastikan data tersebut sesuai fakta fisik di lapangan.
”Terkait beberapa harga komoditas yang naik karena sekarang kan memang harga dunia juga lagi naik, tetapi bukan berarti ketersediaan kurang. Semua cukup,” tutur Syahrul.