Landasan Becek Diduga Sebabkan Pesawat Tergelincir
Pesawat perintis dengan nomor PK-SNB milik PT Smart Cakrawala Aviation tergelincir di Baya Biru, distrik di Kabupaten Paniai, Papua, Sabtu (26/2/2022) pukul 10.10 WIT. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Oleh
STEFANUS OSA TRIYATNA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pesawat perintis dengan nomor PK-SNB milik PT Smart Cakrawala Aviation tergelincir di Baya Biru, distrik di Kabupaten Paniai, Papua, Sabtu (26/2/2022) pukul 10.10 WIT. Insiden yang dialami pesawat tipe Pilatus PC-6 Porter, Reg PK-NAB, ini diduga terjadi akibat beceknya landasan pacu. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati kepada Kompas di Jakarta, Sabtu, menjelaskan, pesawat perintis ini terbang dengan rute Nabire-Baya Biru. Pesawat mengangkut lima penumpang. ”Kondisi awak dan semua penumpang selamat. Tidak ada yang terluka,” katanya.
Diperkirakan, pesawat tergelincir karena kondisi tanah yang licin. Hingga Sabtu siang, kondisi pesawat sementara masih terpakir di sebelah landas pacu.
Secara terpisah, Executive Staff for Board of Director PT Smart Cakrawala Aviation Jois Christine mengatakan, pesawat ini terbang dari Nabire sekitar pukul 09.30 waktu setempat. Pesawat dipiloti oleh Kapten David Alonso. Yang pasti, kondisi kru pesawat dan semua penumpangnya selamat. Adapun Kapten Febrian Sahetapi merupakan salah satu penumpang pesawat tersebut.
”Pesawat tergelincir di parit. Tidak mengenai permukiman warga sekitar. Pesawat hingga kini masih berada di lokasi dan menurut rencana akan segera dievakuasi ke Nabire. Secara total, Smart memiliki armada pesawat 12 Caravan, 2 Pilatus Poter, dan 1 helikopter,” ujar Jois.
Sebelumnya, pesawat Rimbun Air PK-OTW jatuh di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Rabu (15/9/2021). Tim SAR gabungan berhasil menemukan tiga jenazah kru pesawat.
Adapun lokasi jatuhnya pesawat berada di ketinggian sekitar 8.000 kaki atau 2.438 meter di atas permukaan laut. Pesawat Rimbun Air dipiloti Captain Mirza dengan dua awaknya, yakni Fajar sebagai kopilot dan Iswahyudi sebagai teknisi.
Pesawat tersebut lepas landas dari Nabire pukul 06.40 WIT dengan muatan bahan bangunan. Pada pukul 07.37 WIT, petugas Airnav Bandara Sugapa melakukan komunikasi terakhir dengan pilot sebelum pesawat kemudian hilang kontak.