Peluang di segmen perbankan syariah dinilai masih terbuka lebar untuk digarap, khususnya pada layanan digital. Digitalisasi diyakini dapat meningkatkan kualitas layanan sekaligus memperluas pangsa pasar.
Oleh
JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Emiten perbankan digital PT Bank Jago Tbk melirik nasabah yang memerlukan layanan perbankan syariah. Peluang di segmen perbankan syariah dinilai masih terbuka lebar untuk digarap terutama layanan digital yang setara dengan layanan perbankan konvensional.
”Digitalisasi akan meningkatkan kualitas pelayanan terhadap nasabah, juga memperluas pangsa pasar,” kata Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar ketika meluncurkan aplikasi digital Jago Syariah, Selasa (22/2/2022).
Kharim menambahkan, aset bank umum tercatat sebesar Rp 9.913,7 triliun, sedangkan aset perbankan syariah baru mencapai Rp 646 triliun. Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), perbankan umum mampu mengumpulkan DPK Rp 7.323,4 triliun, sedangkan perbankan syariah Rp 512,8 triliun. Sementara warga Muslim di Indonesia tercatat mencapai 230 juta orang.
”Peluang pada perbankan syariah masih sangat besar. Kami juga yakin, kehadiran aplikasi digital perbankan syariah akan berdampak positif dalam mendorong kontribusi ekonomi syariah terhadap perekonomian nasional,” kata Kharim.
Literasi mengenai produk perbankan syariah juga diharapkan akan meningkat dengan kemudahan-kemudahan dari aplikasi perbankan syariah ini.
Kharim menambahkan, aplikasi Jago Syariah dirancang menjadi aplikasi personal dengan fitur pengelolaan keuangan yang sederhana dan tidak kalah lengkap dari fitur yang ada pada aplikasi Jago konvensional. Fitur Kantong, misalnya, dilakukan dengan menggunakan akad wadiah dan terintegrasi dengan layanan lain, seperti Gojek, Gopay, dan layanan investasi Bibit.
Bertumbuh
Pekan lalu, Morgan Stanley Capital International (MSCI) memasukkan saham Bank Jago ke dalam indeks MSCI Global Standard yang akan berlaku pada 1 Maret mendatang.
Analis dari Sucor Sekuritas, Paulus Jimmy dan Edward Lois, dalam risetnya menyebutkan, perkembangan perbankan digital memang sangat cepat. Jimmy mencermati, 85 persen nasabah Bank Jago berasal dari Jawa dan Sumatera. Bank Jago juga mengklaim bahwa 50 persen penggunanya merupakan nasabah yang menyimpan uang atau menjadi deposan. ”Rata-rata jumlah depositonya Rp 2 juta-Rp 3 juta per pengguna,” demikian tulis Jimmy.
Jumlah itu setara dengan jumlah simpanan nasabah pada BRImo, produk digital dari Bank BRI, yang simpanannya berkisar Rp 3 juta-Rp 4 juta per nasabah. Secara umum, Jimmy berpendapat bahwa jumlah simpanan di perbankan digital terus bertambah seiring dengan pengunaan fitur-fitur dan jasa yang ada dalam aplikasi perbankan digital.