Penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau ”right issue” yang dilakukan oleh PT Bank Neo Commerce Tbk sangat diminati. Penerbitan saham baru ini mengalami kelebihan permintaan Rp 882,5 miliar.
Oleh
joice tauris santi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau right issue yang dilakukan oleh PT Bank Neo Commerce Tbk sangat diminati. Penerbitan saham baru ini mengalami kelebihan permintaan Rp 882,5 miliar.
Dalam HMETD V ini, dana yang didapatkan Bank Neo sebesar Rp 2,5 triliun. Bank-bank berlomba memenuhi ketentuan dari Otoritas Jasa Keuangan agar memiliki modal inti minimal Rp 2 triliun pada akhir tahun ini. Untuk memenuhi ketentuan tersebut, terjadi banyak akuisisi. Bank-bank kecil diakuisisi oleh pemodal besar dan sebagian diubah menjadi bank digital. Untuk memenuhi permodalan, bank-bank tersebut lantas menerbitkan saham baru.
”Oversubscribed rights issue ini akibat semakin tumbuhnya kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Bank Neo Commerce dalam 10 bulan terakhir,” kata Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan dalam keterangannya, Rabu (22/12/2021). Kelebihan permintaan ini terjadi karena pemegang saham lama ingin tetap melaksanakan haknya dalam aksi korporasi ini. Sepanjang tahun 2021 ini, right issue yang dilakukan oleh Bank Neo sudah dua kali mengalami kelebihan permintaan.
Menurut Tjandra, seluruh dana yang diperoleh dari hasil right issue V akan digunakan untuk modal kerja. Bank Neo sedang bertransformasi menjadi bank digital sehingga memerlukan investasi pada teknologi informasi, penyaluran kredit, sekaligus kegiatan operasional.
Adapun setelah right issue ini, PT Akulaku Silvrr akan memegang 24,98 persen saham Bank Neo, PT Gozco Capital 15,64 persen, Rockcore Financial Technology Co Ltd 6,12 persen, Yellow Brick Enterprise Ltd 5,17 persen, dan sisanya pemegang saham publik sebanyak 48,08 persen. Bank Neo merupakan bank yang diakuisisi oleh PT Akulaku dan diganti namanya dari Bank Yudha Bhakti Tbk menjadi Bank Neo Commerce Tbk. Saat ini Bank Neo mengklaim telah memiliki 12,7 juta nasabah.
Bank Jago
Sementara itu, Bank Jago yang juga merupakan bank hasil akuisisi dan bertransformasi menjadi bank digital menjadi salah satu bank yang mengeloa rekening dana nasabah (RDN). Layanan RDN ini bekerja sama dengan dua sekuritas, yaitu Mahakarya Artha Sekuritas atau Stockbit dan Trimegah Sekuritas Indonesia. RDN merupakan rekening yang harus dimiliki oleh investor ketika membuka rekening investasi di sekuritas.
”Kunci layanan RDN Bank Jago adalah aman, simpel, dan real-time karena para investor bisa merasakan seamless experience pada saat pembukaan RDN dan transaksi. Prosesnya cepat karena pembukaan akun trading, RDN Bank Jago, dan rekening tabungan Bank Jago bisa dilakukan sekaligus di aplikasi Stockbit,” kata Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar dalam keterangannya.
Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Uriep Budhi Prasetyo mengatakan, dengan masuknya Bank Jago dalam layanan RDN, saat ini ada 17 bank yang menjadi Bank Administrator RDN KSEI.
”Kehadiran layanan RDN Bank Jago akan membantu pertumbuhan jumlah investor di Tanah Air yang saat ini memiliki kebutuhan akan layanan investasi yang lebih mudah dan cepat,” kata Uriep.