Sebagai bagian mendukung gerakan nasional digitalisasi UMKM, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan GudangAda mengadakan pelatihan dan pembinaan 1 juta warung kelontong selama tahun 2022.
Oleh
MEDIANA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan laman pemasaran bisnis ke bisnis GudangAda menjalankan program ”Satu Juta Warung Melek Digital”. Program ini akan diisi dengan pelatihan pemasaran hingga membantu pemilik warung bisa berjualan di platform perdagangan secara elektronik atau e-dagang.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria saat peluncuran program, Jumat (11/2/2022), di Jakarta, mengatakan, pandemi Covid-19 berdampak buruk bagi kelangsungan bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ataupun warung. Berdasarkan survei Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia dan Badan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2020, lebih dari 88 persen UMKM mengalami penurunan margin keuntungan selama awal pandemi hingga Agustus 2020.
”Situasi pandemi Covid-19 berbeda dengan krisis ekonomi tahun 1998. Ketika krisis ekonomi tahun 1998, UMKM masih mampu jadi penyanggah perekonomian, sedangkan saat pandemi, UMKM ikut tumbang," ujarnya.
Ahmad menerangkan, target 1 juta pemilik UMKM warung merupakan target yang terukur. Di DKI Jakarta terdapat sekitar 1,1 juta UMKM, termasuk warung kelontong. Program ”Satu Juta Warung Melek Digital” akan dijalankan selama tahun 2022.
Selama ini, melalui Jakpreneur, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah DKI Jakarta telah aktif melatih, mendampingi, dan membantu perizinan hingga permodalan UMKM. Total peserta yang terlibat mencapai 293.000 UMKM.
Chief Business Development GudangAda Andre Widjaja mengatakan, program ”Satu Juta Warung Melek Digital” adalah bagian dari mendukung gerakan nasional UMKM go online sebanyak 30 juta pada 2030. Program ini akan melibatkan komunitas Jakpreneur juga.
Menurut dia, meski berkontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB), masih ada UMKM, termasuk warung kelontong, yang belum terliterasi digital. Harapannya, setelah mengikuti pelatihan, mereka dapat kulakan, berjualan, hingga bertransaksi menggunakan layanan keuangan digital.
Untuk materi pelatihan, dia menceritakan, sudah ada 800 orang dari tim GudangAda. Secara sistem teknologi, layanan jual-beli barang di GudangAda juga sudah dilengkapi dengan gudang yang tersebar di 514 kabupaten/kota.
”Cara kerja kami adalah menyederhanakan proses rantai pasok perdagangan barang. Jadi, solusi teknologi yang kami tawarkan kepada UMKM ataupun warung kelontong mencakup hulu hilir. Mereka bisa memilih pengiriman barang dari gudang logisti”," kata Andre.
Dia mengklaim, lebih dari 750.000 pedagang dan produsen manufaktur menjadi mitra GudangAda. Untuk pedagang warung kelontong, pascabergabung dengan GudangAda, bisa mengalami kenaikan omzet sampai 50 persen.
”Program yang sama rencananya akan kami terapkan di wilayah di luar DKI Jakarta,” kata Andre.
Sales Manager PT Tokai Dharma Indonesia Mohammad Rosyid menyampaikan, sebagai manufaktur, kemitraan Tokai Dharma Indonesia dengan GudangAda berdampak positif untuk menjangkau pedagang distribusi di seluruh Indonesia. Menurut dia, daya jangkau GudangAda sudah tingkat nasional.
”Makanya, kami bisa meningkatkan penetrasi pasar. Sistem teknologi yang mereka miliki memudahkan kami memberikan harga grosir yang tepat,” ujarnya.