PT Waskita Karya (Persero) Tbk mengantongi dana Rp 9,44 triliun atau sekitar 80 persen dari target penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dulu atau “right issue”.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -PT Waskita Karya (Persero) Tbk menyelesaikan proses penambahan modal melalui penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau right issue dengan hasil Rp 9,44 triliun. Angka tersebut hanya 78,95 persen dari target Rp 11 triliun jika seluruh saham baru itu diserap oleh para investor.
Dari jumlah Rp 9,44 triliun tersebut, Waskita menerima dana melalui publik sebesar Rp 1,54 triliun dan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 7,9 triliun. Mayoritas investor asing melaksanakan saham baru yang diterbitkan Waskita.
"Ke depan, perseroan akan fokus menjalankan bisnis operasional dengan berbekal kemampuan likuiditas yang jauh lebih baik sehingga mampu memperbaiki kinerja keuangan yang berkelanjutan,” ujar Direktur UtamaDestiawan Soewardjono, dalam keterangannya, Senin (17/1/2022).
Pada akhir periode perdaganganright issuepada tanggal 12 Januari 2022, komposisi kepemilikan saham Waskita menjadi 75,35 persen saham milik pemerintah dan 24,65 persen milik publik dengan jumlah total saham setelahright issuemencapai 28.806.807.016 saham.
Saat ini, Waskita sedang menjalankan program penyehatan yang diimplementasikan dalam delapan arus penyehatan. Selain right issue, Waskita akan menerbitkan obligasi dan sukuk pada triwulan I-2022. Target totalnya mencapai Rp 3,83 triliun.
Hasil dari penerbitan obligasi dan sukuk itu akan digunakan oleh Waskita untuk membayar obligasi yang jatuh tempo pada tahun ini dan modal kerja untuk proyek-proyek Waskita. Selain itu, Waskita juga akan melepaskan kepemilikannya pada beberapa ruas tol.
Dirut Waskita Karya Destian (tengah) saat mengunjungi tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar, Selasa (24/11/2020)
Menurut tim analis dari RHB Sekuritas, penerimaan hasil right issue dan divestasi yang masih akan berlanjut pada tahun 2022 akan meningkatkan kinerja Waskita. “Kami yakin, kinerja Waskita akan membaik. Waskita memiliki potensi terbesar di antara perusahaan konstruksi lainnya,” demikian riset tersebut.
Pada tahun 2022 ini pemerintah telah setuju untuk menyuntik lagi Waskita dengan dana penyertaan modal negara mencapai Rp 3 triliun. Namun, pemerintah memangkas anggaran untuk infrastruktur pada tahun 2022 sebesar Rp 7,9 persen menjadi Rp 384,4 triliun.
Anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang memiliki banyak proyek infrastruktur pun dipangkas sebesar 22 persen menjadi Rp 133,5 triliun tahun ini. Kekuarangan tersebut akan diisi oleh Indonesia Investment Authority yang berencana masuk ke beberapa proyek infrastruktur.