Selain berhasil membayar oblgasi senilai Rp 1,72 triliun, Waskita Karya berencana menawarkan saham baru dengan target sebesar Rp 12 triliun. Penerbitan saham baru ini sudah direstui DPR.
Oleh
joice tauris santi
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Meskipun sedang kesulitan keuangan, PT Waskita Karya (Persero) Tbk berhasil melunasi bunga dan obligasi berkelanjutan dengan total nilai Rp 1,72 triliun.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Jakarta, Senior Vice President Corporate Secretary Waskita Karya Ratna Ningrum menyebutkan, perseroan telah melunasi pokok dan bunga atas obligasi berkelanjutan II Waskita Karya tahap II tahun 2016 seri B sebesar Rp 919,12 miliar kepada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
Selain itu, Waskita juga telah melunasi pokok atas obligasi berkelanjutan III Waskita Karya tahap III tahun 2018 seri A serta pelunasan bunga atas obligasi berkelanjutan III Waskita Karya tahap III tahun 2018 seri A dan B ke-12 sebesar Rp 801,07 miliar. Dengan demikian, total pelunasan obligasi baik pokok maupun utang mencapai Rp 1,72 triliun.
Selain telah mendapat lampu hijau dari berbagai bank untuk merestrukturisasi utangnya, Waskita juga akan menawarkan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue dengan target Rp 12 triliun.
Selain telah mendapat lampu hijau dari berbagai bank untuk merestrukturisasi utangnya, Waskita juga akan menawarkan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue dengan target Rp 12 triliun. Pemerintah akan menyetorkan tambahan modal melalui Penyertaan Modal Negara senilai Rp 7,9 triliun dan diharapkan investor publik dapat menyerap sebesar Rp 4 triliun. Rencana penerbitan right issue ini sudah mendapat restu dari DPR.
Beli saham
Sementara itu, BUMN konstruksi lainnya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA melalui anak usahanya, yaitu PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi, telah mengambil alih saham yang dimiliki PT Gesits Technologies Indo (GTI) senilai Rp 36,5 miliar. Transaksi tersebut telah diselesaikan pada 24 September 2021.
Dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Wijaya Industri dan Konstruksi mengambil alih saham PT WIKA Industri Manufaktur yang tadinya dimiliki GTI sebanyak 6.800 unit saham. Jumlah itu setara dengan 10,66 persen saham yang ditempatkan dan disetor penuh pada PT WIKA Industri Manufaktur.
”Sehingga melalui transaksi terebut, saat ini, PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi menjadi pemegang 100 persen saham pada PT WIKA Industri Manufaktur,” kata Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Mahendra Vijaya.
PT WIKA Industri Manufaktur merupakan perakit motor listrik di Indonesia. Mahendra menambahkan, pembelian saham ini akan memberikan nilai tambah kepada PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi.