TikTok Jadi Andalan Mencari Hiburan, Edukasi, dan Komedi
Konten yang mengandung hiburan, edukasi, dan komedi paling populer di kalangan pengguna TikTok di Indonesia. Ini sejalan dengan temuan survei Nielsen bahwa TikTok dianggap sebagai platform yang mendatangkan kebahagiaan.
Oleh
Mediana
·4 menit baca
Kompas/Priyombodo
Tiga orang remaja membuat konten Tiktok di terowongan Kendal, Jakarta Pusat, Kamis (10/6/2021). Terowongan Kendal yang penuh mural menjadi salah satu spot berswafoto dan membuat konten.
JAKARTA, KOMPAS — Sesuai hasil riset Nielsen, 67 persen pengguna TikTok di Indonesia dapat bebas mengekspresikan keunikan diri mereka seutuhnya saat menggunakan TikTok. Sebagian besar pengguna di antaranya merasa memakai TikTok bisa mengangkat semangat, kebahagiaan, dan keceriaan.
Riset tersebut terangkum dalam Global Authenticity Study yang dirilis Oktober 2021. Di Indonesia, Nielsen menyurvei 1.000 responden pengguna TikTok. Selain merasa bebas mengekspresikan keunikan diri mereka seutuhnya, memicu semangat, kebahagiaan, dan keceriaan, TikTok juga dinilai penggunanya berbeda dengan platform media sosial lain. Sebanyak 91 persen dari responden menilai konten di TikTok unik dan berbeda.
”Kategori konten hiburan, edukasi, dan komedi sampai sekarang masih menjadi kategori teratas yang disukai pengguna TikTok di Indonesia. Apabila di kategori dan subkategori lainnya, dan ada kontennya yang mengandung hiburan, edukasi, dan komedi, pengguna TikTok akan menyukainya,” ujar Head of Operations TikTok Asia Tenggara Angga Anugrah Putra, dalam sosialisasi kampanye #SerunyadiTikTok, Selasa (11/1/2022), di Jakarta.
Berdasarkan temuan riset itu, TikTok telah menjadi platform yang mengakomodasi diversifikasi latar belakang pengguna. Tidak jarang konten unik yang dihasilkan oleh pengguna Indonesia diikuti oleh komunitas pengguna TikTok global. Sebagai contoh, lagu ”Bagaikan Langit” dari grup band Potret dipakai para pemain National Basketball Association dan konten mode dari BoBoCu yang sempat viral serta masuk ke Billboard di Tokyo.
”Dengan tagar #samasamabelajar, sejumlah guru di Indonesia merasa membuat konten pembelajaran jarak jauh di TikTok lebih disukai oleh muridnya. Materi pelajaran bisa disampaikan lebih menyenangkan,” imbuh Angga.
Pendiri Narasi, Najwa Shihab, yang hadir saat bersamaan, menceritakan baru-baru ini memiliki akun di TikTok. Dia mengaku baru belajar mengotak-atik fitur di TikTok, bahkan dia sempat meminta saran kepada pengguna TikTok tentang konten apa yang relevan. Dia memperoleh sekitar 50.000 komentar dan 7 juta penonton (viewer). Beberapa saran meliputi, antara lain kebiasaan sehari-hari dan memakai sepatu sneaker.
Meski tergolong pengguna baru, Najwa mengakui bahwa sebenarnya dirinya terus mengamati perkembangan TikTok. Menurut dia, isu-isu serius pun bisa dibuat konten yang menghibur. Misalnya, unjuk rasa Undang-Undang Cipta Kerja dan pelajaran sejarah. Contoh lain, kecemasan menghadapi wawancara kerja dan berhitung memakai aplikasi Excel pun bisa jadi bahan konten edukasi di TikTok.
”Setiap platform media sosial memiliki kelebihan dan kekurangan. Karakteristik menonjol dari TikTok adalah platform ini menjadi ruang untuk mencari hal-hal seru, menghibur, dan bahan untuk tertawa,” kata Najwa.
Najwa menambahkan, platform TikTok sejauh ini mendukung penciptaan konten, bukan siapa yang membuat konten. Artinya, platform ini bersifat inklusif.
Kreator bidang kebugaran dan kesehatan, Sally Tanudjaja, menyampaikan, selama video yang diunggah menarik dan unik, pengguna akan tertarik. Pengguna di TikTok tidak terlalu melihat jumlah pengikut yang dimiliki oleh pemilik akun.
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI
Para pendaki Gunung Lokon di Sulawesi Utara merekam video media sosial TikTok di puncak gunung untuk menunggu fajar menyingsing dari arah timur Sulawesi Utara, pada Kamis (20/8/2020). Gunung Lokon jadi salah satu destinasi favorit warga yang bosan berada di rumah selama masa penanganan Covid-19.
”Konten video yang diunggah di TikTok harus kreatif. Makanya, pengguna TikTok mesti rajin mengeksplorasi konten yang sedang viral, disukai orang, dan menghibur. Unsur menghiburnya ini paling dicari dan saya pun kalau membuat konten edukasi fitnes tetap ada sisipan komedi,” kata Sally.
Pemilik akun Dims The Meat Guy di TikTok dengan 2 juta pengikut (follower), Dimas Ramadhan Pangestu, memiliki pandangan senada. Segmen pasar di TikTok beragam, bukan cuma anak muda. Akan tetapi, berdasarkan pengamatannya, mereka semuanya menyukai konten yang bersifat hiburan, kreatif, dan seru.
Melalui akunnya itu, Dimas rajin membagikan konten video seputar mengelola daging untuk dimasak. Beberapa videonya sering viral dan masuk For Your Page orang-orang. Selama menjadi kreator konten di TikTok, dia pernah diajak kolaborasi dengan kreator konten lainnya.
”Konten yang saya buat disukai oleh segmen pasar yang nieche. Kebanyakan penontonnya adalah bapak-bapak. Artinya, kalau pengguna TikTok kreatif dan mau mengeksplorasi hal-hal seru, ada saja audiens yang akan menyukai,” imbuh Dimas.
Mengutip Statista, pada 2020, pengguna aktif bulanan TikTok di Indonesia mencapai 22 juta. Dengan jumlah ini, Indonesia menduduki peringkat kedua setelah Amerika Serikat yang sebanyak 65,9 juta orang.