Tantangan Semester Pertama Konsolidasi Indosat Ooredoo Hutchison
Dengan jumlah operator telekomunikasi yang cukup banyak di Indonesia, secara perlahan mereka diminta konsolidasi. Apalagi, tantangan di industri ini kian berat di tengah banyaknya pemain.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA/MEDIANA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Merger PT Indosat Tbk atau Indosat Ooredoo dan PT Hutchison 3 Indonesia atau Tri berlaku efektif pada Selasa (4/1/2022). Semester pertama tahun ini menjadi tantangan bagi entitas baru, Indosat Ooredoo Hutchison, dalam konsolidasi dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, serta turut mendukung sehatnya industri telekomunikasi di Indonesia.
Appointed President Director & CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha, dalam konferensi pers bertajuk ”Bersatu untuk Indonesia”, sekaligus peluncuran logo entitas baru itu, di Jakarta, Selasa, mengatakan, merger tersebut akan penting bagi Indonesia. Apalagi, setelah dihantam pandemi Covid-19 sejak awal 2020.
”(Dengan merger), kami dapat melakukan efisiensi, bertambahnya kekuatan finansial, memiliki jaringan yang unggul, dan memiliki talenta-talenta yang teruji,” ucap Vikram.
Director and Chief Strategy and Execution Officer Indosat Ooredoo Hutchison Armand Hermawan menambahkan, penggabungan tersebut akan memberi manfaat bagi pelanggan. Pasalnya, dengan kekuatan finansial yang bertambah dari pemegang saham, akan memiliki kapasitas untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pengguna.
Jaringan dan area cakupan juga bakal semakin membaik. ”Gabungan dua usaha ini akan membuat pelanggan memiliki area cakupan lebih luas. Juga, ada efisiensi yang didapat. Jadi pada daerah-daerah yang sudah padat di antara Indosat dan Tri, bisa dialokasikan ke tempat lain,” kata Armand.
Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi menuturkan, dengan jumlah operator yang cukup banyak di Indonesia, secara perlahan mereka diminta konsolidasi. Tantangan di industri ini kian berat di tengah banyaknya pemain. Apalagi, tantangan ke depan juga makin kompleks.
Maka, menurut Heru, konsolidasi Indosat dan Tri pun diharapkan memberi kontribusi positif akan industri telekomunikasi di Indonesia. ”Diharapkan industrinya jadi sehat. Sebab, saat bicara 4G dan 5G, kebutuhan akan makin besar. Dengan penggabungan dua perusahaan besar ini, diharapkan akhirnya akan memberikan pelayanan yang lebih berkualitas bagi masyarakat,” katanya.
Indosat Ooredoo Hutchison, lanjut Heru, harus menyiapkan strategi dalam menghadapi tantangan selama konsolidasi, terutama pada semester I-2022. Apabila berlangsung mulus, kinerja pasti akan meningkat, tetapi jika tidak, bisa menjadi beban.
Secara terpisah, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate dalam konferensi pers virtual, Selasa, di Jakarta, mengatakan telah menyetujui merger dan akuisisi penyelenggaraan telekomunikasi Indosat dan Tri. Persetujuan itu termuat dalam Keputusan Menteri Kominfo Nomor 7 Tahun 2022 tentang Persetujuan Penggabungan Penyelenggaraan Telekomunikasi PT Indosat Tbk dan PT Hutchison 3 Indonesia. Melalui keputusan tersebut, seluruh hak dan kewajiban Tri yang terkait dengan penyelenggaraan telekomunikasi beralih menjadi hak dan kewajiban Indosat.
Sejumlah hak dan kewajiban peralihan tersebut antara lain hak penggunaan penomoran telekomunikasi; kewajiban pembangunan jaringan dan jasa telekomunikasi; kewajiban menjamin keberlangsungan layanan kepada pelanggan; kerja sama dengan penyelenggara telekomunikasi lainnya; dan kewajiban pembayaran penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
Johnny menambahkan, setelah merger dan akuisisi, Indosat wajib memenuhi dua komitmen. Pertama, menambah pembangunan menara pemancar minimal 11.400 unit hingga tahun 2025 sehingga menjadi sekitar 52.000 unit pada 2025. Kedua, perusahaan wajib memperluas cakupan wilayah yang terlayani minimal 7.660 desa/kelurahan sehingga pada 2025, total cakupan layanan menjadi sekitar 59.000 desa/kelurahan.
”Kualitas layanan perlu ditingkatkan hingga tahun 2025. Minimal naik 12,5 persen untuk unduh dan 8 persen untuk unggah,” katanya.
Pengembalian spektrum
Terkait spektrum frekuensi, Johnny mengatakan, pemerintah menyetujui pengalihan izin sejumlah pita frekuensi milik Tri kepada Indosat. Meski demikian, hal itu tidak akan mengubah masa laku dan kewajiban pembayaran biaya hak penggunaan spektrum frekuensi masing-masing izin.
”Upaya merger dan akusisi operator telekomunikasi mendorong peningkatan efisiensi dan produktivitas industri telekomunikasi di Indonesia. Kami juga berharap pascamerger dapat meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan, termasuk pemenuhan kewajiban pelayanan universal,” imbuh Johnny.
Saat dikonfirmasi terkait pengembalian spektrum, SVP Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison Steve Saerang mengatakan, pihaknya masih berdiskusi dengan pemerintah. Yang menjadi fokus perusahaan saat ini atau setelah bergabung adalah memberi manfaat sebesar-besarnya untuk Indonesia.