Integrasi Ooredoo-Hutchison Berpotensi Sehatkan Industri
Integrasi Ooredoo Group dan CK Hutchison Holdings di Indonesia diharapkan membuat industri telekomunikasi makin kompetitif. Jika digabung, total pengguna keduanya 104,3 juta, mendekati Telkomsel dengan 169 juta pengguna.
JAKARTA, KOMPAS — Operator telekomunikasi Ooredoo QPSC dan CK Hutchison Holdings Limited telah sepakat mengintegrasikan bisnis masing-masing di Indonesia, yakni PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo) dan PT Hutchison Tri Indonesia. Perusahaan hasil integrasi kemudian akan diberi nama PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk. Integrasi itu dinilai berpotensi mendorong penyehatan industri telekomunikasi di Indonesia.
Saham Indosat Ooredoo sempat melesat 7,72 persen saat pembukaan Jumat (17/9/2021), merespons pengumuman integrasi. Akan tetapi, itu tidak bertahan. Mengutip laman Bursa Efek Indonesia, saham Indosat Ooredoo turun 4,56 persen ke Rp 6.800 per lembar saham dengan nilai transaksi Rp 78,07 miliar dan volume perdagangan 10,91 juta saham.
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada, saat dihubungi Jumat (17/9/2021), di Jakarta, berpendapat, pelaku pasar masih menunggu gebrakan bisnis yang akan dilakukan perusahaan hasil integrasi. Pelaku pasar diduga juga masih menanti apakah keputusan integrasi itu mampu memperbaiki kinerja dan memberikan nilai tambah ke Indosat Ooredoo atau malah sebaliknya.
Di antara Indosat Ooredoo dan Hutchison Tri Indonesia, hanya Indosat Ooredoo yang tercatat sebagai perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia.
”Di antara Indosat Ooredoo dan Hutchison Tri Indonesia, hanya Indosat Ooredoo yang tercatat sebagai perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia. Publik bisa melihat sepak terjang kinerja Indosat Ooredoo sejauh ini, seperti keberadaan utang dan pernah divestasi aset menara pemancar mereka untuk menurunkan rasio utang mereka,” ujarnya.
Menurut Reza, upaya Ooredoo Group dan CK Hutchison Holdings Limited mengintegrasikan masing-masing perusahaan telekomunikasi mereka di Indonesia itu bisa juga berdampak ke industri telekomunikasi. Misalnya, industri telekomunikasi di Tanah Air makin kompetitif. Masyarakat pun akan diuntungkan karena mereka semakin dimungkinkan melihat dan memperoleh mana layanan telekomunikasi yang lebih berkualitas.
Persaingan industri
Sesuai laporan riset pasar modal harian yang diterbitkan Samuel Sekuritas Indonesia, Jumat (17/9/2021), jumlah pengguna Indosat Ooredoo mencapai 60,3 juta orang dan Hutchison Tri Indonesia 3,4 juta orang pada semester I-2021. Apabila digabung, total pengguna mencapai 104,3 juta, atau akan mendekati pengguna Telkomsel sebanyak 169 juta dan menjauhi XL Axiata 56,7 juta orang.
Integrasi ini diyakini mempermudah langkah Indosat Ooredoo Hutchison berinvestasi di layanan 5G dan menambah efisiensi biaya operasional. Persaingan di industri telekomunikasi lebih longgar, persaingan tarif mereda, dan memperkuat kondisi keuangan.
Baca juga: Konsolidasi Operator Layanan Telekomunikasi Diperlukan
Mengutip laporan PT RHB Sekuritas Indonesia bertajuk ”Indonesia Company Update: Telecommunications”, upaya integrasi dua perusahaan telekomunikasi tersebut akan memicu penghematan biaya infrastruktur. Kombinasi dari aset-aset mereka akan menguntungkan belanja modal. Apabila spektrum frekuensi Indosat Ooredoo dan Hutchison Tri Indonesia digabungkan secara penuh, jumlah lebar pita frekuensinya menjadi besar, tetapi masih jauh di bawah PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).
Dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung (ITB), M Ridwan Effendi, saat dihubungi secara terpisah, berpendapat, pascakonsolidasi, potensi kepemilikan spektrum frekuensi Indosat Ooredoo Hutchison besar, tetapi masih menunggu hasil audit konsolidasi dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Dari hasil audit itu akan ketahuan keputusan pengembalian spektrum frekuensi ke negara atau tidak.
Menurut dia, konsolidasi antar-perusahaan telekomunikasi di Indonesia amat diperlukan karena pemainnya lebih dari tiga. Dampak dari konsolidasi adalah menyehatkan industri telekomunikasi di Indonesia.
Ridwan mengatakan, kinerja Indosat Ooredoo dilihat dari laporan keuangan kurang bagus selama beberapa tahun terakhir. Agar perusahaan hasil integrasi tetap kompetitif dan bersaing dengan lainnya di industri telekomunikasi, dia berpendapat, kinerja Indosat Ooredoo perlu diperbaiki. ”Tentunya modal ditambah dan tingkatkan efisiensi bisnis,” kata Ridwan.
Per 30 Juni 2021, Indosat Ooredoo memiliki utang pokok (tidak termasuk biaya transaksi yang belum diamortisasi dan liabilitas sewa) sebesar Rp 15,2 triliun. Posisi kas perusahaan per 30 Juni 2021 sebesar Rp 10,8 triliun dengan utang bersih sebesar Rp 4,3 triliun.
Dalam keterangan resmi bersama manajemen kedua perusahaan, Kamis (16/9/2021) malam, PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (Indosat Ooredoo Hutchison) akan tetap terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham ISAT, kode yang dipakai oleh Indosat Ooredoo sekarang.
Pemerintah Indonesia, yang sebelumnya memiliki porsi saham di Indosat Ooredoo, masih akan tetap memegang 9,6 persen saham di Indosat Ooredoo Hutchison. Saat ini, Ooredoo QPSC memiliki 65 persen saham dan kendali atas Indosaat Ooredoo melalui Ooredoo Asia.
Integrasi Indosat Ooredoo dan Hutchison Tri Indonesia akan menyebabkan CK Hutchison Holdings Limited menerima saham baru di Indosat Ooredoo hingga 21,8 persen dari Indosat Ooredoo Hutchison. Pada saat yang sama, PT Tiga Telekomunikasi Indonesia—perusahaan yang terafiliasi dengan pengusaha Garibaldi Thohir dan pemegang saham di Hutchison Tri Indonesia—akan menerima saham baru Indosat Ooredoo hingga 10,8 persen dari Indosat Ooredoo Hutchison.
Kemudian, CK Hutchison Holdings Limited akan mendapatkan 50 persen saham dari Ooredoo Asia dengan menukar 21,8 persen sahamnya di Indosat Ooredoo Hutchison untuk 33 persen saham di Ooredoo Asia. CK Hutchison Holdings Limited juga akan mendapatkan tambahan 16,7 persen kepemilikan di Ooredoo Group lewat transaksi senilai 387 juta dollar AS.
Menyusul transaksi itu, mereka masing-masing akan memiliki 50 persen saham dari Ooredoo Asia, yang akan diberi nama baru, yaitu Ooredoo Hutchison Asia, dan memiliki 65,6 persen saham dan kendali atas Indosat Ooredoo Hutchison. Pada akhir transaksi, Indosat Ooredoo Hutchison akan dikendalikan secara bersama-sama oleh Ooredoo Group dan CK Hutchison.
Integrasi bisnis ini merupakan transaksi besar untuk Asia dan untuk Ooredoo Group.
Dengan persetujuan pemegang saham Indosat Ooredoo, Vikram Sinha dinominasikan sebagai CEO dan Nicky Lee sebagai Chief Financial Officer Indosat Ooredoo Hutchison. Ahmad Al-Neama akan tetap menjalankan tugas sebagai President Director and CEO Indosat Ooredoo, sedangkan Cliff Woo akan tetap bertugas sebagai CEO Hutchison Tri Indonesia hingga proses integrasi selesai.
”Integrasi bisnis ini merupakan transaksi besar untuk Asia dan untuk Ooredoo Group. Hal ini sejalan dengan strategi kami untuk memberikan nilai tambah lewat portfolio kami dan mempercepat proses digitalisasi dalam kegiatan bisnis global kami. Saya berharap kesepakatan ini akan tumbuh menjadi kemitraan jangka panjang dengan CK Hutchison Holdings Limited,” kata HE Sheikh Faisal Bin Thani Al Thani, Chairman of the Board of Directors Ooredoo Group.
Baca juga: Ooredoo Group dan CK Hutchison Sepakat Bentuk Indosat Ooredoo Hutchison
Dia juga menyebut penyelesaian transaksi integrasi bisnis vertikal tergantung pada persetujuan dari pemegang saham Ooredoo Group, CK Hutchison Holdings Limited, Indosat Ooredoo, persetujuan pemerintah, serta berbagai syarat dan ketentuan. Jika semua persetujuan berhasil didapatkan, integrasi bisnis vertikal diperkirakan selesai pada akhir 2021.
JP Morgan bertindak selaku penasihat keuangan eksklusif untuk Ooredoo Group. Goldman Sachs & Co dan HSBC bertindak selaku penasihat keuangan gabungan untuk CK Hutchison Holdings Limited. Adapun Barclays bertindak sebagai penasihat keuangan untuk Indosat Ooredoo.
Group Co-Managing Director of CK Hutchison Holdings Limited Canning Fok mengatakan, perusahaan hasil integrasi, yaitu Indosat Ooredoo Hutchison, akan dapat memperluas infrastruktur jaringan dan menyempurnakan kualitas layanan telekomunikasi.
Perusahaan hasil integrasi akan dapat memperluas infrastruktur jaringan dan menyempurnakan kualitas layanan telekomunikasi.
Baca juga: Konsumsi Data Internet Besar, Operator Telekomunikasi Seluler Belum Tentu Untung
CK Hutchison Holdings Limited telah berinvestasi dan mengoperasikan bisnis telekomunikasi di 12 negara dan beberapa di antaranya telah mulai menggelar infrastruktur jaringan berteknologi akses seluler 5G.
Harapannya, keberadaan Indosat Ooredoo Hutchison bisa melanjutkan penggelaran 5G itu lebih meluas di Indonesia.
Mengutip info memo Indosat Ooredoo pada semester I-2021, perseroan mencatat pendapatan sebesar Rp 14,98 triliun atau naik 11,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020. Sebanyak 82,8 persen pendapatan itu disumbang dari pendapatan layanan seluler.
Nilai beban-beban perusahaan mencapai Rp 7,9 triliun atau turun 36 persen dibandingkan dengan semester I-2020. Penurunan ini utamanya diakibatkan oleh peningkatan pendapatan operasional lain-lain dan penurunan beban karyawan dan beban pemasaran, yang diimbangi oleh peningkatan dalam beban penyelenggaraan jasa, beban penyusutan dan amortisasi, serta beban umum dan administrasi.