Maskapai Garuda Indonesia berencana fokus pada pengangkutan kargo untuk penerbangan luar negeri tahun depan. Perseroan juga mengurangi karyawan dan menyederhanakan susunan pesawat guna memperbaiki kinerja.
Oleh
Joice Tauris Santi
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk berupaya untuk membenahi kinerja. Tahun depan, Garuda akan fokus pada rute penerbangan domestik. Untuk penerbangan luar negeri, Garuda akan fokus pada pengangkutan kargo dan penumpang tertentu.
Untuk memperbaiki kinerja, Garuda juga mengurangi jumlah karyawan dan menyederhanakan susunan pesawat. ”Penerbangan domestik dapat menjadi kekuatan baru Garuda Indonesia. Peluang ini jadi fokus Garuda, khususnya dengan prioritas pengelolaan destinasi pariwisata di luar Bali,” kata Direktur Utama Garuda Irfan Setiaputra dalam paparan publik, Senin (20/12/2021).
Saat ini Garuda Indonesia melayani lima rute penerbangan khusus kargo, yaitu rute Manado-Narita, Makassar-Singapura, Denpasar-Hong Kong, Surabaya-Hong Kong, dan Makassar-Hong Kong. Menurut Irfan, jalur-jalur kargo itu akan ditambah.
Garuda juga berencana menyederhanakan jumlah dan jenis pesawat agar sesuai dengan kebutuhan rute yang ada. ”Jenis pesawat yang tidak terlalu banyak akan lebih mudah,” kata Irfan.
Saat ini Garuda memiliki 125 pesawat. Sejumlah 119 pesawat merupakan sewa dan 6 pesawat milik sendiri. Dari pesawat yang dimiliki itu, hanya 60 pesawat yang saat ini beroperasi. Dari sisi jumlah karyawan, manajemen sudah memangkas 30,56 persen pada periode Januari 2020 hingga November 2021, yakni dari 7.861 orang menjadi sekitar 5.400 orang saja.
Direktur Keuangan Garuda Prasetio mengatakan, sejak pandemi Covid-19, kinerja Garuda melorot hingga 70 persen. Saat ini total utang Garuda mencapai Rp 141 triliun dengan total kreditor 800 pihak.
Prasetio menambahkan, utang Garuda diselesaikan dengan proses permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) selama 45 hari. Selasa (21/12/2021) ini merupakan pertemuan perdana antara Garuda dan para kreditornya.
Garuda sudah mempersiapkan usulan-usulan untuk menyelesaikan utang. Usulan penyelesaian utang itu antara lain penerbitan obligasi tanpa bunga (zero coupon bond), penerbitan saham baru yang sesuai dengan ketentuan di pasar modal. ”Kami berharap kreditor bisa dihubungi, bisa hadir mendengarkan mengapa Garuda Indonesia masuk proses PKPU,” kata Prasetio.
Dia berharap, penawaran penyelesaian utang itu menguntungkan bagi semua pihak. Batas akhir pengajuan tagihan ditunggu pengurus hingga 5 Januari 2022. Rapat kreditor untuk verifikasi pajak dan pencocokan piutang dilakukan mulai 19 Januari 2022.