Bendungan Tugu dan Gongseng Kian Dongkrak Sektor Pertanian dan Perikanan Jatim
Bendungan Tugu dan Gongseng diyakini kian mendongkrak produktivitas sektor pertanian dan perikanan di Jatim. Selain itu meningkatkan kesejahteraan petani, menambah destinasi wisata baru, dan geliat ekonomi warga sekitar.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
TRENGGALEK, KOMPAS — Bendungan Tugu di Trenggalek dan Bendungan Gongseng di Bojonegoro yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo diyakini semakin mendongkrak produktivitas sektor pertanian dan perikanan di Provinsi Jawa Timur. Selain itu juga meningkatkan tingkat kesejahteraan petani, menambah destinasi wisata baru, dan mendongkrak taraf ekonomi masyarakat setempat.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pihaknya optimistis keberadaan dua bendungan tersebut tidak hanya menambah jumlah infrastruktur penting di wilayahnya. Kehadiran bendungan tersebut diyakini dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat, terutama sektor pertanian dan perikanan.
”Sektor pertanian bergerak, perkebunan terfasilitasi begitupun sektor perikanan. Demikian halnya dengan pariwisata karena bisa menjadi destinasi baru,” ujar Khofifah saat mendampingi Presiden Joko Widodo di Trenggalek, Selasa (30/11/2021).
Presiden Jokowi meresmikan Bendungan Tugu di Kabupaten Trenggalek dan Bendungan Gongseng di Kabupaten Bojonegoro pada saat bersamaan. Bendungan Tugu memiliki kapasitas atau daya tampung 12 juta meter kubik dan dapat memberikan manfaat irigasi terhadap lahan pertanian seluas 1.250 hektar (ha). Adapun Bendungan Gongseng memiliki daya tampung 22 juta meter kubik dan diprediksi mampu mengairi 6.200 ha lahan.
Jokowi berharap dengan tambahan dua bendungan ini aktivitas pertanian di Jatim semakin meningkat. Dengan demikian, para petani semakin produktif, lebih sering menanam dan memanen sehingga pendapatannya meningkat.
Khofifah mengatakan, di Jatim saat ini terdapat 6 Proyek Strategis Nasional (PSN) terkait bendungan yang diinisiasi pemerintah pusat. Keenam proyek tersebut adalah Bendungan Tukul di Pacitan, Bendungan Tugu dan Bendungan Bagong di Trenggalek, Bendungan Bendo di Ponorogo, Bendungan Gongseng di Bojonegoro, dan Bendungan Semanthok di Nganjuk.
Sektor pertanian bergerak, perkebunan terfasilitasi begitupun sektor perikanan. Demikian halnya dengan pariwisata karena bisa menjadi destinasi baru. (Khofifah)
”Pemprov Jatim menyampaikan terima kasih kepada Pak Presiden melalui Menteri PUPR atas diberikannya lokasi PSN bendungan. Dalam waktu dekat, bendungan lain segera diresmikan. Ada dua yang sudah siap, yakni Bendungan Semantok Nganjuk dan Bendungan Bagong Trenggalek,” katanya.
Pembangunan Bendungan Tugu merupakan kegiatan pengembangan Sub Basin Kali Ngrowo yang merupakan rangkaian dari Kegiatan Pengembangan Wilayah Kali Brantas dengan memanfaatkan aliran Kali Keser yang merupakan salah satu sumber air potensial di Trenggalek. Dengan area seluas 104 ha, Bendungan Tugu mampu mengaliri lahan irigasi sebesar 1.250 ha.
Memiliki daya tampung 12 juta meter kubik, Bendungan Tugu berpotensi menjadi sarana penyedia air baku sebeser 12 liter per detik dan pengembangan listrik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebesar 0,4 megawatt. Bendungan Tugu juga diproyeksikan sebagai sarana pengendalian banjir yang mampu menekan potensi bencana sebesar 20 persen atau setara dengan 42,47 meterkubik per detik.
Sementara itu, Bendungan Gongseng mengairi lahan seluas 6.250 ha. Bendungan yang dibangun dengan tinggi 34 meter tersebut berpotensi menyediakan air baku sebesar 300 liter per detik dan meningkatkan intensitas tanam sebesar 250 persen.
Selain itu, dengan kapasitas tampungan total sebesar 22 juta meter kubik dan tampungan efektif sebesar 14,75 juta meter kubik, bendungan ini mampu berfungsi sebagai pengendali banjir. Kemampuan mereduksi volume air saat banjir mencapai 133,27 meter kubik per detik.
Tanpa impor
Seusai meresmikan Bendungan Tugu, Gubernur Jatim Khofifah turut mendampingi lanjutan kunjungan Presiden RI ke Desa Buluagung, Dusun Kedungsangkal, Kecamatan Karangan, Trenggalek. Di lahan warga seluas 75 ha tersebut, dilakukan penanaman benih padi varietas Inpari 32. Lahan ini merupakan salah satu desa yang saluran irigasinya mendapat manfaat langsung dari Bendungan Tugu.
Jatim merupakan salah satu daerah lumbung pangan nasional. Secara keseluruhan produksi beras tahun ini mencapai 5,7 juta ton beras. Produksi itu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jatim dan berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan pangan nasional.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi mengaku optimistis stok beras nasional sangat baik dan cukup. Untuk itu, pihaknya menegaskan, hingga akhir tahun ini, Indonesia belum mengimpor beras sama sekali.
Tercukupinya kebutuhan pangan dan keamanan stok beras nasional, antara lain, karena adanya tambahan produktivitas petani yang dihasilkan dari banyaknya bendungan yang telah selesai dibangun di berbagai daerah. Keberadaan bendungan diharapkan membantu peningkatan frekuensi panen petani dan meningkatkan produktivitas setiap hektar lahan secara drastis.
Apabila sebelumnya dalam setahun petani hanya panen padi sebanyak sekali dan palawija sebanyak dua kali, dengan hadirnya bendungan, bisa panen padi sebanyak dua kali dan sekali panen palawija
Sementara itu, berdasarkan angka sementara yang dirilis BPS tahun 2021, luas panen padi di Trenggalek pada 2021 diperkirakan 22.730.000 ha. Angka tersebut mengalami kenaikan 3.102,98 ha atau 15,81 persen dibandingkan 2020, yang hanya 19,63 ribu ha.
Untuk produksi padi tahun ini diperkirakan 119.110.000 ton gabah kering giling, naik 10,66 ribu ton atau 9,83 persen dibandingkan 2020 yang mencapai 108,44 ribu ton GKG. Selama November, luas panen padi di Kabupaten Trenggalek 1.763 ha dengan produktivitas 5,37 ton per ha dan produksi sebesar 9.466 ton GKG.