Optimalkan Bendungan Tukul di Pacitan untuk Perkuat Ketahanan Pangan
Presiden Joko Widodo resmikan Bendungan Tukul di Pacitan, Jatim, Minggu (14/2/2021). Proyek strategis nasional ini diharapkan bisa dioptimalkan untuk memperkuat ketahanan pangan dan pengelolaan sumber daya air.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
PACITAN, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meresmikan Bendungan Tukul di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Minggu (14/2/2021). Salah satu proyek strategis nasional ini diharapkan dioptimalkan oleh pemerintah daerah untuk memperkuat ketahanan pangan dan pengelolaan sumber daya air.
Dalam acara peresmian Bendungan Tukul yang berlokasi di Desa Karanggede, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Presiden Joko Widodo tampak didampingi oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, serta Bupati Pacitan Indartato.
”Bendungan Tukul yang mulai dibangun enam tahun lalu, sekarang sudah selesai dan siap difungsikan. Total ada 65 bendungan di seluruh Tanah Air yang mulai dibangun enam tahun lalu, beberapa di antaranya sudah bisa diresmikan dan difungsikan,” ujar Presiden Joko Widodo.
Dari 65 bendungan tersebut, ada dua bendungan di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan dua bendungan di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang sudah diresmikan. Selain itu, ada Bendungan Tritip di Kalimantan Timur, Bendungan Gondang di Jawa Tengah, Sei Gong di Kepulauan Riau, dan Bendungan Nipah di Sampang, Madura, Jatim. Menurut rencana, minggu depan akan diresmikan Bendungan Napun Gete di NTT, Tapin di Kalimatan Selatan, dan Sindang Heula di Banten.
Joko Widodo mengatakan, bendungan memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan, antara lain pengendalian banjir, pengairan sawah atau irigasi pertanian, dan penyediaan air baku. Dengan kapasitas tampung 8,7 juta meter kubik, Bendungan Tukul di Pacitan bisa bermanfaat besar dalam ketahanan pangan, yakni memberikan pengairan terhadap 600 hektar lahan pertanian.
”Dengan adanya bendungan, indeks pertanaman akan meningkat. Apabila biasanya petani hanya mampu satu kali tanam padi dan satu kali tanam palawija dalam setahun, harapannya meningkat menjadi dua kali menanam padi dan satu kali menanam palawija,” kata Presiden Jokowi.
Mengingat pentingnya peran Bendungan Tukul dalam memperkuat ketahanan pangan dan memperkuat ketahanan air, Presiden minta agar Pemprov Jatim dan Pemkab Pacitan memanfaatkan infrastruktur ini dengan sebaik-baiknya agar mampu memberikan nilai tambah bagi daerah. Bendungan diharapkan memberikan keuntungan bagi masyarakat dan memudahkan penyediaan air bersih bagi kebutuhan daerah.
Total ada 65 bendungan di seluruh Tanah Air yang mulai dibangun enam tahun lalu, beberapa di antaranya sudah bisa diresmikan dan difungsikan. (Joko Widodo)
Khofifah Indar Parawansa mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi yang telah menempatkan sejumlah proyek strategis di Jatim, terutama enam bendungan yang tersebar di sejumlah kabupaten dan kota. Proyek-proyek tersebut diharapkan mampu meneteskan kesejahteraan bagi masyarakat, terutama petani.
Bendungan Tukul dibangun sejak 2015 hingga 2020 dengan pendanaan yang bersumber dari APBN murni sebesar Rp 916,8 miliar. Total ada enam bendungan serupa yang masuk proyek strategis nasional di Jatim, yakni Bendungan Tugu dan Bendungan Bagong di Trenggalek, Bendungan Bendo di Ponorogo, Bendungan Gongseng di Bojonegoro, Bendungan Semantok di Nganjuk, dan Bendungan Tukul di Pacitan.
”Bendungan Tukul diharapkan menjadi bagian dari penguatan ekonomi masyarakat di wilayah Pacitan karena bisa menyuplai kebutuhan irigasi pertanian sampai dengan 600 hektar dan menyediakan air baku dengan kemampuan produksi mencapai 300 liter perdetik,” kata Khofifah.
Selain itu, lanjut Khofifah, Bendungan Tukul berpotensi dikembangkan sebagai pembangkit listrik tenaga air yang menyuplai kebutuhan listrik di Jatim dan menambah destinasi wisata air di Pacitan. Bendungan ini juga berpotensi dikembangkan menjadi kawasan konservasi sumber daya air untuk mencegah bencana banjir pada musim hujan dan kekeringan saat kemarau.
Mantan Menteri Sosial tersebut menambahkan, Bendungan Tukul berfungsi menjadi sumber pengairan terhadap 600 hektar lahan pertanian yang tersebar di Kecamatan Arjasa dan Kecamatan Pacitan. Fungsi pengairan, menurut dia, sangat penting karena berdasarkan angka sementara Badan Pusat Statistik (BPS) 2020, produksi padi di Jatim tertinggi nasional dengan kontribusi 18,17 persen.
Merujuk data BPS tersebut, volume produksi padi di Jatim mencapai 10,02 juta ton gabah kering giling (GKG) atau setara dengan 5,6 juta ton beras. Selain produsen beras, Provinsi Jatim juga menjadi sentra produksi jagung nasional. Berdasarkan angka sementara BPS, produksi jagung Jatim sebesar 6,6 juta ton atau tertinggi nasional dengan kontribusi 21,8 persen.
Khofifah berharap kehadiran infrastrukrur berupa enam bendungan di Jatim mampu memberikan kesejahteraan yang lebih luas bagi masyarakat. Setidaknya meningkatkan nilai tambah bagi petani sehingga mereka menjadi lebih sejahtera.
Mengacu data terkini BPS Jatim, tingkat kesejahteraan petani yang tecermin dari nilai tukar petani (NTP) sebesar 0,26 persen. NTP itu cukup tinggi untuk provinsi yang ada di Jawa dan relatif tidak terkontraksi di tengah masa pandemi Covid-19.