Bursa saham global anjlok pada akhir pekan ini karena penemuan varian baru virus Covid-19 di Afrika. Kondisi fundamental Indonesia masih menunjukkan pemulihan ekonomi berkelanjutan, tetapi kewaspadaan tetap diperlukan.
Oleh
Joice Tauris Santi
·3 menit baca
Bursa saham global anjlok pada akhir pekan ini karena penemuan varian baru virus Covid-19 di Afrika. Dugaan sementara, virus baru ini lebih mudah menular jika dibandingkan dengan varian lain.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Jumat (26/11/2021) turun drastis 137,79 poin atau 2,06 persen menjadi 6.561,5. Dalam satu pekan ini, IHSG total turun 2,36 persen atau 158,7 poin dibandingkan dengan posisi penutupan pada akhir pekan sebelumnya. Padahal, dalam pekan lalu, indeks melaju 1,04 persen.
Total nilai perdagangan dalam pekan lalu mencapai Rp 68,8 triliun. Investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) di pasar reguler senilai Rp 602,6 miliar. Seluruh pasar saham di kawasan Asia Pasifik juga menurun. Indeks Nikkei melemah -2,53 persen, Hang Seng -2,67 persen, Shanghai -0,56 persen, Shenzen -0,74 persen, Kospi -1,47 persen, dan Taiwan - 1,61 persen.
Varian baru yang disebut B.1.1.529 memiliki susunan yang tidak biasa dan mengkhawatirkan karena dapat mengurangi daya tahan tubuh dan mudah berpindah.
Afrika Utara meminta pertemuan mendadak dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mendiskusikan tentang virus ini. WHO menamai varian ini Omicron. Beberapa negara sudah memperketat perjalanan, terutama dari Afrika Selatan.
Temuan varian virus baru ini membuat pasar saham melemah, terutama saham-saham yang terkait dengan sektor pariwisata. Harga minyak mentah juga turun 10 dollar AS per barrel. Indeks Dow Jones ditutup turun 2,5 persen yang merupakan penutupan terburuk sejak November 2020. Indeks Eropa STOXX 600 juga turun dan membukukan kinerja harian terburuk dalam 17 bulan terakhir.
Tetap waspada
Para analis dan ekonom terus mencermati kejadian di akhir pekan ini. Tim analis dari Eastpring Investment menyebutkan, walaupun ada varian baru, perekonomian Indonesia masih terus membaik.
”Kami melihat data fundamental Indonesia menunjukkan pemulihan ekonomi berkelanjutan serta penanganan Covid-19 yang konsisten dengan penetapan level PPKM yang disesuaikan dengan persentase pencapaian vaksinasi untuk luar Jawa-Bali, terutama untuk liburan Natal dan Tahun Baru. Ke depan kami akan memantau perkembangan serta mengambil strategi yang sesuai dengan kondisi selanjutnya,” demikian pernyataan yang dirilis Eastpring Investment.
Senada, tim riset Samuel Sekuritas menyebutkan, kewaspadaan tetap perlu dalam menghadapi situasi ini. Kasus positif Covid-19 Indonesia pada Kamis (25/11/2021) sejumlah 372 kasus atau -17,5 persen dibandingkan dengan hari sebelumnya. Tingkat positif harian 0,2 persen. Sebanyak 293 orang yang dinyatakan sembuh kemarin dengan recovery rate 96,4 persen.
”Meskipun kasus Covid di Indonesia menurun, pertemuan darurat WHO pada Jumat ini terkait adanya varian baru B.1.1.529 yang ditemukan di Afrika Selatan membuat kita harus tetap waspada. Pada pasar regional pagi ini dibuka melemah, IHSG kami perkirakan bergerak melemah seiring melemahnya bursa regional dan beberapa harga komoditas serta ancaman dari varian baru Covid-19,” demikian tim riset Samuel pada Jumat lalu.