Perusahaan konsultan Deloitte meyakini perusahaan yang akan masuk bursa di negara kawasan Asia Tenggara akan ramai tahun depan. Pandemi Covid-19 yang mereda membuat roda perekonomian kembali berputar.
Oleh
Joice Tauris Santi
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -- Perusahaan konsultan Deloitte yakin perusahaan yang akan masuk bursa di negara kawasan Asia Tenggara masih akan ramai pada tahun 2022. Pencapaian di pasar modal kawasan selama 10,5 bulan pada tahun 2021 diperkirakan berlanjut. Pandemi Covid-19 yang mulai mereda membuat roda perekonomian kembali berputar.
Hingga 15 November 2021, nilai dana publik yang didapatkan dari perusahaan yang melepaskan saham ke bursa mencapai rekor, yakni mencapai 9,8 miliar dollar AS. Total ada 121 perusahaan yang masuk bursa di kawasan tahun ini. Jumlah itu melampaui pencapaian sepanjang tahun 2020.
“Masih ada sisa 2,5 bulan sebelum tutup tahun dan pasar modal kawasan tidak akan berhenti, malahan semakin menarik. Ada tiga negara dengan perolehan terbesar yaitu Thailand, Filipina dan Indonesia,” kata Tay Hwee Ling, Disruptive Events Advisory Leader, Deloitte Southeast Asia and Singapore, dalam paparan secara virtual Kamis (25/11/2021).
Total perolehan dana di bursa Thailand mencapai 4,2 miliar dollar AS. Pelepasan saham PTT Oil dan Retail Business Public Company menempati puncak perolehan dana di bursa Thailand. Dalam dua tahun terakhir, jumlah dana yang didapatkan dari bursa Thailand selalu melewati 4 miliar dollar AS. Wilasinee Krishnamra, Disruptive Events Advisory Leader Deloitte Thailand juga memaparkan, porsi investor domestik saat ini menjadi lebih besar dibandingkan dengan investor asing.
Sementara itu, di bursa Filipina, bukan hanya perusahaan saja yang masuk bursa. Produk real estate investment trust (REITS) menjadi primadoma tahun ini. Setelah REITS pertama dicatatkan di bursa tahun 2020, tahun ini ada empat mega-REITS yang dicatatkan dengan total dana perolehan 1,8 miliar dollar AS.
REITS merupakan perusahaan yang memiliki, mengoperasikan atau menyewakan properti, dan mendapatkan penghasilan dari properti tersebut. Bentuk REITS mirip reksadana, yaitu pengumpulan dan pengelolaan dana bersama. Para investor akan mendapatkan deviden dari hasil pengelolaan properti tersebut.
Selain REITS, ada pula rekor pencatatan tertinggi di bursa Filipina, yaitu Monde Nissin Corporation yang berhasil mendapatkan dana publik 1 miliar dollar AS.
Aktivitas penawaran saham perdana di bursa Indonesia juga sangat ramai. Rekor perolehan dana PT Bukalapak.com yang sebesar 1,5 miliar dollar AS membuat penawaran saham tersebut merupakan kedua terbesar di kawasan Asia Tenggara tahun ini. Ada 40 perusahaan yang masuk ke bursa Indonesia dalam 10,5 bulan ini. Total pendanaan yang diperoleh sebanyak 2,3 miliar dollar AS.
“Pemerintah masih merencanakan akan melakukan privatisasi 14 anak-anak BUMN (badan usaha milik negara) dan bursa juga berkomitmen untuk mendorong perusahaan skala kecil dan menengah masuk bursa dengan menyediakan papan akselerasi,” kata Imelda Orbito, Disruptive Events Advisory Leader Deloitte Indonesia.
Tahun depan, sudah tampak aktivitas di bursa juga masih padat dengan rencana-rencana perusahaan teknologi untuk mencatatkan sahamnya di bursa.
Singapura Sepi
Berbeda dengan situasi tetangganya, pasar saham Singapura sepi dari pencatatan saham perdana tahun ini. Biasanya, produk REITS menjadi andalan dalam pencatatan di bursa Singapura.
Hingga pertengahan November 2021, bursa Singapura mengumpulkan dana publik sebesar 270 juta dollar AS saja, yakni dari lima perusahaan yang masuk bursa. Padahal, pada tahun 2020, total dana yang diperoleh dari bursa mencapai 968 juta dollar AS dari 11 perusahaan baru.
Namun demikian, menjelang akhir tahun ini masih ada dua REITS yang akan dicatatkan, yaitu REITS Daiwa House Logistic Trust dan Digital Core REIT. Selain itu, skema baru pencatatan di bursa dengan menggunakan perusahaan cangkang untuk akuisisi atau Special Purpose Acquisition Companies (SPAC) akan membantu aktivitas di bursa Singapura.
“Dengan meningkatkan aturan pencatatan sekunder dan memperkenalkan SPAC, perusahaan di kawasan Asia Tenggara yang berniat masuk bursa memiliki lebih banyak pilihan dan dapat tercatat lebih dekat dengan kantor pusatnya,” kata Tay Hwee Ling.
Bursa Singapura sudah memperkenalkan alternatif masuk bursa dengan SPAC September lalu. Masuk bursa dengan menggunakan SPAC biasanya dilakukan di pasar saham Amerika Serikat. Sebuah perusahaan cangkang didirikan khusus untuk merger dengan perusahaan yang akan masuk bursa. Cara ini dianggap lebih mudah, lebih murah, dan lebih cepat jika dibandingkan dengan masuk bursa dengan cara seperti biasa.