Portal UKM nasional SMEsta.id (Small and Medium Enterprises Station) secara resmi diluncurkan. Diharapkan portal ini menjadi salah satu pendongkrak bagi pelaku UKM untuk menjangkau pemasaran lebih luas lagi.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·3 menit baca
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah pekan ini meluncurkan portal UKM Nasional SMEsta.id (Small and Medium Enterprises Station). Kehadiran portal nasional ini diharapkan bisa turut mendorong kenaikan target ekspor 17 persen pada tahun 2024.
SMEsta.id merupakan portal UKM nasional berbasis website/katalog digital yang menyediakan informasi lengkap. Selain berisi program pelatihan UKM, ada pula pembiayaan, perluasan pasar, perizinan dan standardisasi, serta persyaratan dan kriteria ekspor impor. Portal ini juga menyediakan informasi market intelligence serta peluang usaha di beberapa negara yang terintegrasi secara regional dengan portal ASEAN Access.
SMEsta.id merupakan hasil kolaborasi Kemenkop dan UKM bersama Kedutaan Jerman melalui ASEAN SMEs GIZ (Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit GmbH) dan Kadin Indonesia. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki berpendapat, kolaborasi ini hadir sebagai dukungan kepada UKM Indonesia, terutama dalam hal promosi dan perluasan pasar.
Peluncuran SMEsta.id pada Kamis (25/11/2021) dihadiri pula oleh Cluster Coordinator ASEAN GIZ Sergey Makarov, Principal Advisor ASEAN SMEs GIZ Till Ahnert, serta Presiden Direktur International Chamber of Commerce Indonesia Ilham Habibie.
”Tahun 2024, kami optimistis UKM yang tergabung dalam SMEsta ini bisa mencapai 10.000 UKM. Selain itu, ada target 30 juta UMKM masuk dalam ekosistem digital pada tahun 2024. Saat ini saja jumlahnya sudah mencapai 16,4 juta atau naik sebesar 25,6 persen. Angka ini tumbuh luar biasa, hampir 105 persen dibandingkan sebelum pandemi yang hanya 8 juta UMKM,” ujar Teten Masduki.
Teten menambahkan, Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang sangat luar biasa. Hal ini terlihat dari transaksi e-dagang yang juga naik 54 persen atau lebih dari 3 juta transaksi per hari. Tercatat pendapatan e-dagang mencapai 44 miliar dolar AS atau setara Rp 640 triliun selama pandemi dan diproyeksi mencapai 124 miliar dollar AS atau setara Rp 1.700 triliun pada tahun 2025.
Potensi tersebut dinilai sangat besar. Terkait hal itu, peluncuran SMEsta.id ini diyakini sangat relevan untuk mendongkrak kapasitas ekspor UMKM.
Deputi Bidang UKM Kemenkop dan UKM Hanung Harimba Rachman menuturkan, saat ini jumlah UKM yang telah bergabung pada portal UKM nasional SMEsta mencapai 1.521 UKM ekspor dan 9 Mitra Pendukung UKM. Ke depan, diharapkan portal UKM nasional ini akan diperluas melalui integrasi ke laman pengadaan barang dan jasa pemerintah (e-katalog dan bela pengadaan).
”Portal ini juga menjadi katalog promosi produk UKM di dalam dan luar negeri, dengan dampak yang lebih luas, khususnya dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Hanung.
Hanung menegaskan, tujuan dari portal UKM nasional adalah menyediakan informasi terkait pendaftaran usaha, perizinan, sertifikasi, pelatihan, akses pasar, sampai dengan pembiayaan. Selain itu, portal ini ingin membangun ekosistem UKM, memperkuat jaringan dan basisdata UKM (e-katalog), dan mitra pendukung ekspor. Juga, mendukung verifikasi dan validasi informasi UKM ekspor dan mitra UKM pendukung ekspor.
Di kesempatan yang sama, Cluster Coordinator ASEAN GIZ Sergey Makarov mengatakan, pihaknya merasa terhormat bisa bergabung dan bersama-sama berkontribusi mendorong UMKM Indonesia untuk bisa berkembang dan memperluas pasarnya hingga ke kawasan regional.
”UMKM Indonesia terbukti resilient terhadap krisis yang terjadi saat ini. Diharapkan dengan terbentuknya SMEsta, UMKM Indonesia terus berkontribusi bagi ekonomi nasional,” ujar Sergey.
GIZ yang mendukung pengembangan portal SMEsta ini adalah lembaga non-profit Pemerintah Jerman yang bermitra dengan 130 negara di seluruh dunia dalam membantu pembangunan perekonomian.