Pembiayaan dan Teknologi Dorong Penciptaan Lapangan Kerja
Pemerintah kembali menambah utang yang sebagian dananya akan digunakan untuk meningkatkan kualitas pekerja. Di sisi lain, pemanfaatan teknologi di bidang transportasi mampu mengurangi pengangguran di Kupang dan Jayapura.
Oleh
hendriyo widi
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah dan perusahaan rintisan berupaya meningkatkan kualitas tenaga kerja dan menciptakan lapangan pekerjaan di tengah masih banyaknya pengangguran di Indonesia. Pemerintah berupaya menambah dana negara melalui utang guna membiayai program itu agar berjalan dan memperluas sasaran.
Adapun perusahaan rintisan (start up) berupaya memperluas penerapan teknologinya di sejumlah daerah di Indonesia bagian timur. Grab Indonesia, misalnya, dalam dua tahun terakhir mampu mengurangi jumlah pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, dan Kota Jayapura, Papua.
Pada Jumat (19/11/2021), Pemerintah Indonesia telah mendapatkan persetujuan dari Bank Pembangunan Asia (ADB) untuk meminjam dana sebesar 500 juta dollar AS. Pinjaman ini untuk membiayai subprogram pertama dari tiga subprogram Meningkatkan Produktivitas melalui Program Pembangunan Modal Manusia (Boosting Productivity through Human Capital Development Program).
Sebagian dana itu akan digunakan untuk membiayai program peningkatan sumber daya manusia dan kualitas pekerja serta mendorong penciptaan lapangan kerja bagi kaum muda. Dana itu juga akan digunakan untuk mereformasi bidang pendidikan, pengembangan keterampilan, kesehatan, dan perlindungan sosial.
Direktur ADB Bidang Pembangunan Manusia dan Sosial Kawasan Asia Tenggara Ayako Inagaki mengatakan, program baru ini akan membantu meningkatkan pembangunan sumber daya manusia di Indonesia. Program ini juga dapat membantu Indonesia mencapai berbagai target pendidikan dan kesehatan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
”Selain itu, program ini juga dapat mendorong peningkatan pendidikan dan pelatihan keterampilan, pertumbuhan lapangan kerja bagi kaum muda, termasuk lulusan perguruan tinggi, serta memperluas jaring pengaman sosial,” kata Inagaki melalui siaran pers, Jumat.
Inagaki menambahkan, diperlukan tingkat pertumbuhan tahunan setidaknya 7 persen agar Indonesia mampu menjadi negara berpenghasilan tinggi pada 2045. Angkatan kerja yang terampil sangat penting bagi transisi Indonesia menuju industri manufaktur berteknologi tinggi dan ekspor bernilai tambah tinggi.
Pandemi Covid-19 telah menekan permintaan dan memperlambat penciptaan lapangan kerja. Pengangguran jangka panjang dapat mengikis keterampilan calon pekerja, terutama kalangan muda. Melalui program pembiayaan itu, angkatan kerja yang terampil akan terjaga melalui pendidikan teknis dan vokasi serta pelatihan dan pendidikan tinggi.
Pengangguran jangka panjang dapat mengikis keterampilan calon pekerja, terutama kalangan muda.
Kementerian Keuangan mencatat, per September 2021, utang pemerintah mencapai Rp 6.711,52 triliun. Rasio utang tersebut terhadap produk domestik bruto sebesar 41,38 persen. Utang pemerintah itu paling besar berasal dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) domestik, yaitu Rp 5.887,67 triliun.
Adapun yang bersumber dari pinjaman dalam dan luar negeri masing-masing sebesar Rp 12,52 triliun dan Rp 811,33 triliun. Pinjaman luar negeri itu terdiri dari pinjaman bilateral Rp 306,18 triliun, multilateral Rp 463,67 triliun, dan bank komersial Rp 41,48 triliun.
Sementara itu, pemanfaatan teknologi di bidang transportasi yang dilakukan Grab di Kupang dan Jayapura mampu mengurangi pengangguran. Pemanfaatan teknologi tersebut juga semakin menggeliatkan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat.
Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menyebutkan, sepanjang 2019-2021, Grab diperkirakan telah menurunkan tingkat pengangguran sebesar 0,39 persen di Kupang dan Jayapura. Sebanyak 1.091 pengemudi atau 21,8 persen dari total jumlah pengemudi Grab di kedua kota itu sebelumnya tidak memiliki pekerjaan sama sekali.
Dalam periode waktu yang sama, Grab juga mampu menciptakan sekitar 500 usaha makanan baru atau 6-7 persen dari total jumlah bisnis makanan di Kupang dan Jayapura. Pendapatan mitra Grab, baik pengemudi maupun pemilik kios, warung, dan toko (merchant), juga meningkat.
”Para merchant yang semula tidak memiliki usaha dan kemudian membangun usaha menjadi mitra Grab, misalnya, penghasilannya bisa mencapai Rp 4 juta per bulan,” kata Kepala LPEM FEB UI Riatu Mariatul Qibthiyyah saat memaparkan hasil riset tersebut secara virtual di Jakarta, Jumat.
Penetrasi Grab itu, lanjut Mariatul, turut menggeliatkan ekonomi kedua daerah tersebut. Geliat aktivitas ekonomi itu salah satunya ditunjukkan oleh indeks cahaya malam. Sebelum Grab masuk Kupang dan Jayapura, indeks cahaya malam kedua daerah itu 1,2. Setelah decacron tersebut masuk dan berkembang, indeks cahaya malam kedua daerah itu meningkat menjadi 2,1.
”Artinya, ada peningkatan aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat lantaran ada perbaikan konektivitas. Kehadiran transportasi baru membuat wilayah-wilayah yang semula tidak terhubung menjadi terhubung dan meningkatkan permintaan di daerah-daerah itu,” katanya.
Kehadiran transportasi baru membuat wilayah-wilayah yang semula tidak terhubung menjadi terhubung dan meningkatkan permintaan di daerah-daerah itu.
Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi mengatakan, Grab hadir sejak 2017 sebagai platform aplikasi super (super app) pertama di Kupang dan Jayapura. Tujuannya, untuk melayani pasar Indonesia timur melalui berbagai layanan, seperti GrabKios, GrabBike, GrabCar, GrabExpress, dan GrabFood.
”Kami ingin mendorong pemerataan transformasi digital, bahkan inklusi keuangan di semua wilayah, terutama Indonesia bagian timur,” katanya.
Dalam periode 2019-2021, sebanyak 30 persen merchant GrabFood dan 50 persen merchant GrabKios di Kupang dan Jayapura merupakan usaha baru. Penggunaan dompet digital (e-wallet) mitra merchant Grab juga lebih tinggi 87 poin persentase jika dibandingkan dengan pemilik usaha yang tidak bergabung dengan Grab. Selain itu, 60 persen mitra pengemudi memanfaatkan produk asuransi kesehatan yang difasilitasi Grab.