Pencapaian nilai transaksi dalam ekosistem perusahaan layanan transportasi daring didukung usaha mikro, kecil, dan menengah yang mampu bertahan karena disokong oleh teknologi digital.
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Mitra pengemudi Gojek tiba di Dapur Bersama GoFood Bintaro, Jakarta Selatan, untuk mengambil pesanan makanan, Minggu (20/9/2020). Dapur Bersama dibuat untuk memfasilitasi UMKM kuliner agar lebih cepat berkembang. Sejak didirikan pada Oktober tahun lalu, Dapur Bersama kini telah beroperasi di 27 lokasi di Jabodetabek, Bandung, dan Medan, dengan jumlah outlet mencapai sekitar 250 usaha kuliner. Menurut data GoFood, rata-rata mitra UMKM kuliner GoFood mengalami peningkatan transaksi sebesar 70 persen sejak mereka bergabung dengan Dapur Bersama.
JAKARTA, KOMPAS — Kemitraan yang terjalin antara penyelenggara jasa transportasi dalam jaringan dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah menguntungkan kedua belah pihak. Teknologi membantu UMKM bertahan di tengah pandemi Covid-19. Daya tahan tersebut turut mendorong kinerja keuangan penyedia jasa transportasi daring.
Co-CEO Gojek Andre Soelistyo menyebutkan, total nilai transaksi (gross transaction value/GTV) sekitar 12 miliar dollar AS atau sekitar Rp 170 triliun. Nilai ini lebih tinggi 10 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
”Kami juga telah menghasilkan laba operasional. Profit ini bisa diinvestasikan untuk inovasi agar ekosistem Gojek dapat lebih baik. Hal ini membuat kami yakin, bisnis kami akan berkelanjutan,” tutur Andre saat konferensi pers Hari Jadi Ke-10 Gojek yang diadakan secara virtual, Kamis (12/11/2020).
Pencapaian itu, antara lain, ditopang pertumbuhan ekosistem penjual GoFood yang mayoritas pelaku UMKM. Di tengah pandemi Covid-19, penjual di GoFood sebanyak 900.000 mitra. Jumlah ini bertambah dibandingkan dengan 2019 yang sebanyak 500.000 mitra.
Profit ini bisa diinvestasikan untuk inovasi agar ekosistem Gojek dapat lebih baik.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Mitra UMKM kuliner GoFood menyiapkan pesanan makanan di Dapur Bersama GoFood Bintaro, Jakarta Selatan, Minggu (20/9/2020). Dapur Bersama dibuat untuk memfasilitasi UMKM kuliner agar lebih cepat berkembang. Sejak didirikan pada Oktober tahun lalu, Dapur Bersama kini telah beroperasi di 27 lokasi di Jabodetabek, Bandung, dan Medan, dengan jumlah outlet mencapai sekitar 250 usaha kuliner. Menurut data GoFood, rata-rata mitra UMKM kuliner GoFood mengalami peningkatan transaksi sebesar 70 persen sejak mereka bergabung dengan Dapur Bersama.
Pada awal Agustus 2020, Lembaga Demografi Universitas Indonesia menerbitkan hasil survei berjudul ”Peran Ekosistem Gojek di Ekonomi Indonesia saat Pandemi Covid-19”. Survei pada Mei-Juli 2020 tersebut juga menyasar 8.249 mitra UMKM GoFood, dengan 3.355 mitra di antaranya baru bergabung pada periode Maret-Juni 2020. Sebanyak 1.142 mitra UMKM GoSend juga terlibat. Responden pelaku UMKM berasal dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya.
Riset menyebutkan, sebanyak 87 persen mitra GoFood merasa teknologi pada ekosistem Gojek membantu pelaku usaha mempertahankan bisnis di tengah pandemi Covid-19. Teknologi yang paling banyak dimanfaatkan adalah mekanisme pengaturan promosi mandiri lewat aplikasi GoBiz. Periode promosi yang diadakan GoFood menjadi salah satu fasilitas yang paling diminati.
Selain itu, sebanyak 97 persen mitra penjual GoSend juga menyatakan teknologi dalam ekosistem Gojek membantu bertahan. Menurut mereka, teknologi logistik atau pengantaran barang dalam kota yang mengandalkan mitra pengemudi Gojek paling bermanfaat bagi bisnis.
Agar UMKM dapat terus berdaya, Co-CEO Gojek Kevin Aluwi mengatakan, perusahaan membantu para mitra dengan solusi teknologi yang lengkap, mulai dari pemasaran, pemesanan, pembayaran, pengiriman, hingga administrasi. ”Kami juga membantu menjembatani mitra UMKM ke layanan keuangan yang ada,” ujarnya.
Perusahaan membantu para mitra dengan solusi teknologi yang lengkap.
Pusat riset
Sementara itu, Grab meresmikan Tech Center di Jakarta, Selasa lalu, yang menjadi pusat inovasi di Asia Tenggara. Grab Tech Center ditujukan untuk meningkatkan kapabilitas teknologi mereka di Indonesia dalam rangka membangun berbagai solusi yang dibutuhkan masyarakat Indonesia.
Kompas/M Fajar Marta
Penyedia aplikasi pemesanan kendaraan Grab mengumumkan bahwa fitur layanan GrabFood sudah bisa diakses warga di Yogyakarta, Semarang, dan Palembang. Sebelumnya, GrabFood hanya dapat dinikmati pelanggan Grab di Surabaya, Bandung, Bali, Makassar, dan Medan.
”Diharapkan, pusat inovasi ini dapat memboyong teknologi ’Buatan Indonesia’ ke seluruh Asia Tenggara,” kata President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata melalui siaran pers.
Grab mendedikasikan Tech Center untuk mengembangkan solusi teknologi bagi UMKM. Secara spesifik, Grab Tech Center akan meriset, merancang, dan menguji coba berbagai perangkat dan teknologi yang ditujukan bagi UMKM di Indonesia terlebih dahulu. Selanjutnya, perangkat dan teknologi tersebut berpotensi diekspor ke pasar berkembang lainnya di kawasan Asia Tenggara.
Grab Tech Center menaungi tim yang fokus pada penelitian dan pengembangan GrabKios, Merchant, dan GrabFood, dengan serangkaian divisi lengkap yang diperlukan untuk inovasi produk secara menyeluruh. Pengembangan ini mencakup manajemen, desain, dan analisis produk serta rekayasa perangkat lunak hingga rekayasa jaminan kualitas.