Electrum Akan Jalankan Bisnis Hulu-Hilir Motor Listrik Roda Dua
Electrum, perusahaan patungan Gojek dan PT Karya Baru TBS, akan menjalankan bisnis hulu-hilir kendaraan listrik roda dua. Sepeda motor jadi fokus karena dinilai menjadi kendaraan utama sebagian besar warga Indonesia.
Oleh
Mediana
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Gojek bersama PT Karya Baru TBS resmi membentuk perusahaan patungan bernama Electrum. Perusahaan patungan ini akan menjalankan hulu-hilir bisnis motor listrik, mulai dari manufaktur, teknologi pengemasan baterai, infrastruktur penukaran baterai, hingga fasilitas pembiayaan bagi mitra pengemudi untuk memiliki kendaraan listrik.
PT Karya Baru TBS (TBS) merupakan bagian dari PT TBS Energi Utama Tbk, perusahaan yang berkecimpung di sektor energi dan pembangkit listrik. Wakil Direktur Utama TBS Pandu Sjahrir seusai penandatanganan kerja sama pembentukan Electrum, Kamis (18/11/2021), di Jakarta mengatakan, total investasi yang digelontorkan untuk membentuk perusahaan patungan itu berkisar Rp 16 triliun hingga Rp 17 triliun. Total investasi yang disiapkan hingga lima tahun ke depan mencapai 500 juta dollar AS.
”Bisnis kami (PT TBS Energi Utama Tbk) mulai dari batubara, pembangkit listrik, lalu fokus membangun portofolio di sektor energi baru dan terbarukan (EBT). Portofolio bisnis EBT kami ini sejalan dengan visi Gojek yang jadi menjalankan bisnis hijau atau lingkungan keberlanjutan,” ujarnya.
Pandu menjelaskan, motor listrik dipilih jadi fokus utama Electrum karena melihat kondisi Indonesia. Motor telah menjadi kendaraan utama sebagian besar warga.
Sebelumnya, Gojek telah melakukan uji coba komersial pemanfaatan motor listrik yang memakai baterai swap atau model penukaran baterai. Gojek memakai 500 unit motor listrik di Jakarta Selatan.
Gojek masih berusaha meningkatkan skala uji coba, yaitu dengan menambah sampai 5.000 unit motor listrik dan jarak tempuh satu juta kilometer di dalam platform Gojek. Data hasil uji coba ini juga dimanfaatkan untuk mencari kombinasi teknologi kendaraan listrik yang pas sesuai kebutuhan mitra pengemudi atau pengguna. Program ini menggandeng Gesits (motor listrik buatan Indonesia) dan Gogoro (buatan Taiwan).
Selama uji coba komersial tersebut, konsumen dapat memilih motor listrik pada saat menggunakan layanan GoRide dengan penjemputan dan drop off di Jakarta Selatan. Sementara itu, mitra driver yang menggunakan kendaraan listrik akan terus dapat menjadi bagian dari layanan Gojek lainnya.
”Kami menargetkan menjadi perusahaan yang mendukung karbon-netral dan mentransisi menjadi 100 persen kendaraan listrik pada tahun 2030. Jadi, perusahaan yang mengusung keberlanjutan lingkungan itu bukan aksi tanggung jawab korporasi. Oleh karena itu, Electrum didesain menjalankan bisnis hulu-hilir kendaraan listrik roda dua,” kata Kevin Aluwi, CEO Gojek.
Menurut dia, motor listrik dari Electrum nantinya akan dipakai mitra pengemudi untuk memberikan semua layanan yang ada di platform Gojek, seperti GoRide, GoSend, dan GoFood. Pemanfaatan kendaraan listrik roda dua seperti itu nantinya akan diterapkan Gojek di negara lain tempat Gojek juga beroperasi.
”Adanya fasilitas pembiayaan/kredit lebih baik dibandingkan fasilitas sewa kendaraan listrik. Para mitra pengemudi sejauh ini sangat antusias (menyambut kendaraan listrik roda dua),” ujar Kevin.
Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian Sony Sulaksono menjelaskan, pemerintah menargetkan ada tiga juta motor listrik pada 2030 di pasaran Indonesia. Jumlah sebanyak itu dinilai bisa menurunkan emisi karbon sebesar 42 juta ton karbon dioksida.
”Kami mendorong motor listrik memakai baterai swap tidak kalah prestisius. Harga jualnya pun harus bisa mendekati motor biasa,” katanya.
Keberlanjutan lingkungan
Group Head Sustainability GoTo Tanah Sullivan menceritakan, prinsip keberlanjutan lingkungan telah diterapkan Gojek ke beberapa upaya lain di luar urusan kendaraan. Misalnya, pengemasan makanan yang dipesan melalui fitur GoFood mulai didorong berganti ke kemasan ramah lingkungan. Contoh lain, layanan dapur bersama atau cloud kitchen didorong meminimalkan sampah.
Head of Legal and Corporate Secretary TBS Pingkan Ratna Melati mengemukakan, pendapatan perusahaan dari bisnis energi fosil yang masih berdiri sebenarnya sudah aktif dipakai kembali untuk berinvestasi di inovasi EBT, seperti pembangkit listrik memakai EBT. Senada dengan Gojek, TBS pun telah berkomitmen mendukung net zero emission.