Memilih Indikator Terbaik dalam ”Trading” Saham dan Aset Kripto
Tidak ada indikator super yang menjamin 100 persen keberhasilan investasi atau ”trading”. Investor harus mencari sendiri indikator yang sesuai gayanya dan menggunakannya secara konsisten sampai menghasilkan profit.
Oleh
Joice Tauris Santi
·2 menit baca
Salah satu yang perlu dipelajari investor dalam analisis teknikal di pasar saham adalah indikator. Karena indikator dapat membantu melihat tren dan hal lainnya terkait pergerakan saham.
Ada banyak sekali indikator yang dapat membantu investor di pasar saham, juga pasar lain, seperti pasar aset kripto dan pasar valuta asing. Sayangnya, tidak ada indikator yang benar-benar sempurna dan menjamin keberhasilan 100 persen.
Penggunaan indikator dalam bertransaksi saham dan aset lain merupakan pilihan pribadi. Seperti halnya selera, pilihan indikator bukan untuk diperdebatkan.
Sayangnya, tidak ada indikator yang benar-benar sempurna dan menjamin keberhasilan 100 persen.
Ada investor yang senang menggunakan indikator moving average. Ada yang senang menggunakan Fibonacci, ada juga yang lebih paham jika menggunakan Bollinger Band. Semuanya benar, tidak ada yang salah. Kita tidak dapat memaksakan orang lain agar dia menggunakan indikator yang sama dengan kita.
Setiap indikator memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing. Misalnya, indikator moving average yang menunjukkan harga rata-rata saham dalam suatu periode, baik itu satu pekan, satu bulan, atau tiga bulan, disusun berdasarkan data-data lampau. Dengan demikian, responsnya sering kali terlambat.
Untuk itu, biasanya, para investor menggunakan kombinasi dua atau tiga indikator. Selain itu, penerapan indikator pun perlu disesuaikan dengan gaya dan strategi dalam berinvestasi.
Misalnya, strategi trend following dapat dikombinasikan dengan moving average, moving average convergence divergence (MACD), dan volum. Moving average (MA)digunakan sebagai penentu arah tren, apakah sedang naik atau turun.
Candle yang berada di atas garis MA berarti harga saham sedang dalam tren naik. Sebaliknya, jika candle di bawah MA berarti saham sedang tren turun. MACD dapat digunakan untuk menentukan momentum pembalikan arah, apakah tren sudah patah atau belum.
Sementara indikator volum menunjukkan adanya aliran dana yang keluar atau masuk. Volum besar terlihat lewat diagram berwarna hijau tinggi yang menandakan adanya transaksi besar. Untuk investor yang memilih strategi swing trading dapat menggunakan indikator seperti Fibonacci.
Investor harus mencari sendiri dan mengombinasikan indikator terbaik yang cocok dengan gaya dan strateginya.
Indikator yang digunakan harus benar-benar dikuasai dengan baik. Jika terasah dengan baik, keuntungan akan menghampiri. Sebaliknya, jika berganti-ganti indikator, tetapi tidak ada satu pun yang dikuasai dengan baik, peluang keberhasilan menjadi lebih rendah.
Jadi, jika investor, terutama pemula, sibuk mencari indikator super yang menjamin 100 persen keberhasilan investasi atau trading, maaf saja, tidak ada.
Investor harus mencari sendiri dan mengombinasikan indikator terbaik yang cocok dengan gaya dan strateginya. Tugas selanjutnya adalah menggunakan dan mempelajari indikator itu dengan konsisten sehingga dapat menghasilkan profit.
Menggunakan satu atau dua indikator sederhana yang sesuai dengan strategi dan mampu mendatangkan profit konsisten serta membuat hati senang sudah cukup.