Penarikan keuntungan harus dilakukan lebih disiplin pada aset yang berfluktuasi tinggi atau menggunakan margin, misalnya aset kripto dan perdagangan mata uang asing.
Oleh
Anastasia Joice Tauris Santi
·3 menit baca
Berinvestasi atau berjual beli saham (trading) sama seperti kita menjalankan sebuah bisnis. Kadang rugi, kadang untung.
Kalau selalu rugi dalam bertransaksi saham, perlu meninjau lagi banyak hal. Evaluasi sangat diperlukan ketika seorang investor atau trader selalu rugi dari berpuluh-puluh atau beratus-ratus transaksi yang dilakukan.
Ada kemungkinan salah dalam menganalisis, kurang mematuhi pengaturan keuangan, atau tidak disiplin dalam melaksanakan rencana perdagangan (trading plan).
Evaluasi sangat diperlukan ketika seorang investor atau trader selalu rugi dari berpuluh-puluh atau beratus-ratus transaksi yang dilakukan.
Sebaliknya, ketika investasi atau trading mendatangkan keuntungan, keuntungan itu juga harus dikelola dengan baik. Keliru dalam mengelola keuntungan hasil investasi atau trading apa pun, seperti saham, aset kripto atau valuta asing, bisa jadi akan membuat untung yang sudah di tangan menguap kembali.
Misalnya, seorang trader menargetkan keuntungan 3 persen ketika membeli sebuah saham, yakni naik dari Rp 1.000.000 menjadi Rp 1.030.000. Saham naik terus dan dalam waktu tiga hari target itu sudah tercapai.
Hasil tiga hari ini hampir setara dengan hasil jika kita menempatkan uang di deposito selama satu tahun. Jika trader itu mematuhi rencananya, dia akan mengambil keuntungan dari kenaikan harga saham tersebut.
Tidak ada seorang pun yang dapat memastikan bahwa pada hari keempat saham masih naik terus harganya. Tetap ada dua skenario, saham akan terus naik atau turun harganya pada hari keempat.
Jika trader itu disiplin dengan rencananya, dia akan mengambil untung sesuai rencana, yaitu sebesar 3 persen dari harga saham semula. Jika setelah melihat analisis teknis, harga saham dapat naik, dia dapat membeli kembali saham tersebut atau hanya mengambil keuntungannya saja. Sementara pokok investasinya dibiarkan naik lagi.
Keuntungan yang diperoleh dari kenaikan harga saham tetapi belum ditarik merupakan keuntungan yang belum direalisasikan. Keuntungan ini masih dapat naik atau turun sesuai harga saham di pasar. Jadi bisa saja ketika hari keempat harga saham turun, keuntungan yang didapatkan lenyap bahkan pokok investasi pun tergerus.
Penarikan keuntungan harus dila kukan lebih disiplin pada aset yang berfluktuasi tinggi atau menggunakan margin, misalnya aset kripto atau perdagangan mata uang asing (forex).
Seorang trader aset kripto sebaiknya menarik keuntungan teratur. Pastikan terlebih dahulu mencapai titik impas. Contohnya, ketika membeli bitcoin seharga Rp 5 juta dan dalam waktu enam bulan asetnya sudah menjadi Rp 10 juta, tariklah investasi awal yang sebesar Rp 5 juta tersebut.
Dengan demikian, investasi yang diputarkan merupakan hasil dari investasi awal. Secara psikologis, trader tersebut akan bertransaksi dengan lebih tenang karena uang yang digunakan merupakan uang hasil keuntungan.
Uang hasil keuntungan investasi juga dapat digunakan untuk memenuhi keperluan yang telah direncanakan sebelumnya. Jika memang belum ada rencana untuk memanfaatkan uang hasil keuntungan itu, ada baiknya digunakan untuk berinvestasi pada jenis aset lain yang risikonya lebih rendah.
Semisal, uang hasil investasi dari transaksi saham diinvestasikan kembali pada reksadana, obligasi ritel, atau exchange traded fund sehingga hasil investasi dapat terus berkembang.