Pemerintah Tawarkan 10 Proyek Infrastruktur ke Turki
Pemerintah membuka peluang kesempatan lebih besar bagi Turki untuk investasi dalam proyek-proyek infrastruktur di Indonesia. Terdapat 10 proyek yang ditawarkan dan terbuka opsi proyek lainnya.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Indonesia membuka peluang bagi Turki untuk berinvestasi di 10 proyek kerja sama pemerintah dan badan usaha senilai 9,2 miliar dollar AS atau setara Rp 131 triliun. Proyek-proyek tersebut terdiri dari sembilan proyek jalan tol dan satu proyek bendungan.
Sembilan proyek tol tersebut, yakni Jalan Tol Semanan-Balaraja sepanjang 32,7 kilometer (km), Jalan Tol Sentul Selatan-Karang Barat sepanjang 61,5 km, Jalan Tol Sukabumi-Ciranjang 26 km, Jalan Tol Ciranjang-Padalarang sepanjang 28 km, Jalan Tol Malang-Kepanjen 29,7 km, serta Jalan Tol Kamal-Teluk Naga-Rajeg 28,6 km.
Selain itu, Jalan Tol Semarang Harbour sepanjang 20,8 km, Jalan Tol Bogor-Serpong 31 km, dan Jalan Tol Cikunir-Karawaci Elevated 40 km. Adapun untuk proyek bendungan meliputi Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Mini Hidro di Bendungan bintang Bano, Nusa Tenggara Barat.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengemukakan, pembangunan infrastruktur merupakan prioritas utama pada pemerintahan Presiden Joko Widodo, baik di bidang konektivitas, sumber daya air, dan perumahan. Anggaran yang diperlukan sebanyak 430 miliar dollar AS atau setara Rp 6.150 triliun di mana hanya 30 persen yang bisa didanai APBN.
”Untuk menutupi 70 persen selisih pembiayaan itu, Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan beberapa kebijakan agar tetap kompetitif dan menarik, seperti skema pembiayaan kreatif jalan tol dan insentif pajak untuk penanaman modal baru,” kata Menteri Basuki, dalam keterangan tertulis, Sabtu (6/11/2021).
Anggaran yang diperlukan sebanyak 430 miliar dollar AS atau setara Rp 6.150 triliun di mana hanya 30 persen yang bisa didanai APBN.
Menurut Basuki, Undang-Undang Cipta Kerja membuka kesempatan lebih besar bagi pengusaha Turki untuk berinvestasi di bidang infrastruktur di Indonesia. Saat ini nilai investasi antara Indonesia dan Turki mencapai 1,5 miliar dollar AS atau Rp 21,45 triliun.
Sehari sebelumnya, Jumat, Menteri Basuki yang didampingi Duta Besar RI untuk Turki Lalu M Iqbal, bertemu Presiden Asosiasi Kontraktor Turki Erdal Eren dan Asosiasi Konsultan Irfan Aker beserta anggota, di Turki. Pertemuan itu merupakan tindak lanjut pertemuan bilateral antara Indonesia dan Turki sebelumnya yang dilakukan secara virtual pada Juni 2020.
”Terdapat banyak potensi investasi antara Indonesia dan Turki. Kami mendorong para kontraktor dan konsultan Turki untuk berinvestasi di berbagai sektor infrastruktur, baik melalui skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU), maupun engineering, procurement, construction (EPC),” ujar Basuki.
Basuki menambahkan, terdapat dua platform yang bisa digunakan pengusaha Turki untuk masuk berinvestasi di sektor infrastruktur, yakni perseroan terbatas milik asing dan kedua sebagai badan usaha jasa konstruksi asing. ”Kami menyadari bahwa perusahaan konstruksi Turki termasuk salah satu yang terbaik di dunia dengan keahlian dan pengalaman yang kaya di bidang perumahan dan konstruksi jalan, jembatan serta terowongan, bahkan dalam membangun ibu kota baru di Nur Sultan, Kazakhstan,” katanya
Sementara itu, dua BUMN konstruksi Indonesia mendatangani dokumen pernyataan kehendak (letter of intent/LOI) dengan perusahaan konstruksi di Turki. Penandatanganan itu dilakukan PT Nindya Karya dengan Uçgen Proje, serta PT Brantas Abipraya dengan Yörük Holding.
Terdapat dua platform yang bisa digunakan pengusaha Turki untuk masuk berinvestasi di sektor infrastruktur, yakni perseroan terbatas milik asing, dan kedua sebagai badan usaha jasa konstruksi asing.
LOI antara perusahaan konstruksi Indonesia dan Turki merupakan langkah awal yang menyatakan minat kedua pihak untuk menjalin hubungan persahabatan dan mengembangkan kerja sama strategis yang menguntungkan dengan mengedepankan prinsip kesetaraan dan saling menguntungkan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan di setiap negara.
Kota pintar
Sementara itu, perusahaan kecerdasan buatan dan komputasi awan asal Abu Dhabi, Group 42, menandatangani nota kesepahaman dengan Sinar Mas Land untuk berkolaborasi dalam transformasi Kota Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan, Banten, menjadi kota pintar di Indonesia. Penandatanganan dilakukan di Dubai, awal pekan ini.
Group CEO Sinar Mas Land Michael Widjaja mengemukakan, melalui kemitraan itu, Sinar Mas Land akan mengimplementasikan platform kota pintar dan kampus pintar berbasis kecerdasan buatan di BSD City. BSD City merupakan proyek ambisius dengan peluang pertumbuhan besar, terutama dalam eksplorasi pengembangan masyarakat digital yang menjadi perhatian perseroan saat ini.
Kerja sama itu, antara lain mengembangkan layanan dan aplikasi untuk menerapkan praktik terbaik dalam pemantauan keamanan, akses gedung, pembayaran, perdagangan, pendidikan periklanan, dan kesehatan. Selain itu, kedua perusahaan memiliki visi bersama, yaitu menjadi solusi industri untuk tantangan masa kini dalam menciptakan kota pintar yang lebih mudah diakses dan layak huni.
”Pada masa mendatang, BSD City akan dijadikan benchmark untuk pengembangan kota pintar di ibu kota negara baru di Kalimantan Timur,” ucap Michael dalam keterangan pers, Sabtu.
Group CEO dari G42, Peng Xiao, mengapresiasi kerja sama dengan Sinar Mas Land dan menjadi bagian dalam portofolio kota pintar BSD City. Perusahaan itu berorientasi pada pengembangan industri kecerdasan buatan di seluruh sektor bisnis. ”Di masa depan, kecerdasan buatan akan dapat menangani tugas-tugas umum, seperti yang dilakukan manusia, di mana akan terjadi pada era artificial general intelligence,” ujarnya.