Hingga 19 Oktober 2021, jumlah ”single investor indentification” tercatat 10,47 juta, naik 71,42 persen dibanding akhir tahun lalu. Investor reksadana meningkat paling tinggi, yakni 89,08 persen dari situasi awal tahun.
Oleh
Joice Tauris Santi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jumlah investor di pasar modal terus bertambah. Hingga 19 Oktober 2021, tercatat ada pertambahan jumlah single investor identification (SID) sebanyak 71,42 persen dibandingkan pada akhir tahun lalu. Saat ini jumlah SID tercatat sebanyak 10,47 juta.
”Jumlah itu terdiri dari 6,65 juta SID investor pasar modal dan 4,01 SID peserta tabungan perumahan rakyat (Tapera). Jumlah investor pasar modal Indonesia tumbuh 71,42 persen dari tahun sebelumnya yang berjumlah 3,88 juta berdasarkan data akhir tahun 2020,” kata Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Uriep Budhi Prasetyo setelah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa KSEI, Kamis (28/10/2021).
Uriep memerinci, total jumlah investor pasar modal terdiri dari investor saham sebanyak 3,04 juta, investor reksadana 6 juta, dan investor surat berharga negara (SBN) sebanyak 583.000 investor. Pertumbuhan paling tinggi dicatatkan oleh investor reksadana yang meningkat sebesar 89,08 persen dari awal tahun.
Jika dilihat dari sisi demografi, data KSEI per 19 Oktober 2021 menunjukkan bahwa investor pasar modal Indonesia masih didominasi oleh usia di bawah 30 tahun dan 30-40 tahun dengan jumlah 81,02 persen. Hal tersebut sejalan dengan tingkat pendidikan para investor yang didominasi oleh lulusan SMU dengan jumlah 56,54 persen.
Kepemilikan aset investor muda cenderung meningkat dibandingkan pada akhir Desember 2020. Hal ini memperlihatkan antusiasme investor dalam berinvestasi yang tidak surut di kala pandemi. Dari sisi pekerjaan, 29,61 persen investor dengan pekerjaan sebagai pegawai, disusul dengan pelajar sebanyak 27,21 persen.
Nilai aset yang tercatat di salah satu sistem utama KSEI yaitu sistem C-BEST untuk produk investasi efek hingga 19 Oktober 2021, naik 23,41 persen dari Rp 4.390,44 triliun menjadi Rp 5.418,05 triliun atau setara dengan 66,35 persen dari kapitalisasi pasar.
Sementara nilai aset yang tercatat di sistem utama KSEI lainnya yaitu S-INVEST untuk produk investasi reksadana hingga 19 Oktober 2021, menurun 2,05 persen dari Rp 807,72 triliun menjadi Rp 799,26 triliun. Adapun jumlah reksadana juga menurun dari 2.544 reksadana menjadi 2.385 reksadana.
Uriep menambahkan, KSEI memiliki 10 program strategis yang termasuk dalam 24 program kerja dengan anggaran investasi Rp 13 miliar dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan 2022. Salah satu program strategis KSEI adalah rencana pengembangan alternatif penyimpanan dana nasabah pada subrekening efek (SRE) untuk instrumen efek bersifat ekuitas dan efek bersifat utang dan investor fund unit account (IFUA) untuk instrumen reksadana.
Program itu merupakan program lanjutan dari tahun 2020 yang bertujuan memberikan alternatif tempat penyimpanan dana dalam rangka penyelesaian transaksi di pasar modal dan kegiatan investasi/divestasi reksadana. Terkait program strategis itu, KSEI juga menjadi salah satu calon peserta BI-FAST, yang merupakan infrastruktur sistem pembayaran ritel nasional yang lebih efisien yang dikembangkan oleh Bank Indonesia.
Uriep menjelaskan, KSEI akan melanjutkan kesuksesan implementasi eASY-KSEI dalam memfasilitasi pemberian kuasa dan suara pemegang saham secara elektronik dalam RUPS. KSEI berencana melakukan pengembangan lebih lanjut agar hal itu dapat juga digunakan untuk rapat umum pemegang efek bersifat utang dan unit penyertaan.
Sampai akhir September 2021, eASY-KSEI telah digunakan oleh 727 emiten dari 750 emiten saham yang ada di pasar modal. Sebanyak 727 emiten tersebut telah mengadakan sebanyak 2.166 RUPS yang dihadiri 20.200 investor, 71 persen investor memberikan kuasa kehadiran melalui eASY-KSEI. Dengan layanan ini, para investor yang berada di luar kota dapat menghadiri dan memberikan suaranya dalam RUPS.
Komisaris Utama KSEI Rahmat Waluyanto, yang memimpin rapat tersebut, menyebutkan, rapat dihadiri oleh seluruh pemegang saham dengan jumlah 5.880 saham dari saham dengan hak suara yang telah dikeluarkan.