Pasar Properti Diproyeksikan Membaik di Akhir Tahun
Tren perbaikan pasar properti di Indonesia diproyeksikan berlanjut. Sejalan dengan itu, pasar properti di Asia juga tengah bergeliat.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menyusul kondisi pandemi Covid-19 yang mulai terkendali, pasar properti di Asia diprediksi akan membaik pada akhir tahun 2021. Indonesia mencatatkan kinerja yang baik di subsektor residensial rumah tapak, pergudangan, dan pusat data. Hal ini diharapkan dapat mengungkit pasar properti.
Data Asia Pacific Market Snapshot Q3 (Juli-September) 2021, yang dirilis Colliers, menunjukkan pasar properti utama di Asia terus bergeliat setelah pembatasan mobilitas yang ketat akibat lonjakan varian delta Covid-19. Pasar properti diperkirakan meningkat pada triwulan IV tahun ini. Laporan tersebut mengkaji kinerja pasar properti di 16 negara dan wilayah Asia Pasifik (APAC), serta proyeksi untuk triwulan IV (Oktober-Desember) dan mendatang.
Managing Director Capital Markets & Investment Services Asia Colliers Terrence Tang mengemukakan, aktivitas bisnis akan terus meningkat dan alokasi modal diproyeksikan meningkat hingga akhir tahun 2021. Hal ini sejalan dengan kepercayaan bisnis dan likuiditas yang terus membaik.
”Meningkatnya kepercayaan bisnis dikombinasikan dengan likuiditas yang cukup di sebagian besar pasar Asia Pasifik pada triwulan III-2021 akan mendorong peningkatan transaksi oleh investor domestik dan asing serta end-user, terutama di segmen komersial,” kata Terence Tang, dalam keterangan resmi akhir pekan lalu.
Ia mencontohkan, di Australia kepercayaan bisnis terus meningkat seiring pasar yang mulai bergerak dari pembatasan mobilitas yang berlarut-larut akibat pandemi Covid-19. Di Hong Kong, sektor industri dan perhotelan menarik arus modal yang sehat, sedangkan di Singapura ritel menjadi penggerak utama. Di Korea, sektor perkantoran juga terus berkinerja baik karena permintaan yang bertahan lama untuk ruang kantor di Seoul.
Head of Capital Markets & Investment Services Colliers Indonesia Steve Atherton mengemukakan, pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sejak September telah mendorong peningkatan mobilitas. Pihaknya memproyeksikan penjualan rumah tapak hingga akhir tahun akan terus membaik, terutama pada segmen harga rumah di bawah Rp 2 miliar. ”Stimulus perpanjangan pembebasan PPN oleh pemerintah hingga Desember 2021 untuk rumah tapak dan apartemen telah disambut baik oleh pasar,” kata Steve.
Secara terpisah, Country Head JLL Indonesia James Allan, akhir pekan lalu, mengungkapkan, optimisme pasar menjelang akhir tahun 2021. Pandemi Covid-19 merupakan periode yang menantang bagi sebagian besar pasar properti di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), tetapi beberapa subsektor properti terbukti tangguh di tengah pandemi. Di antaranya, pergudangan atau logistik, pusat data (data centre), dan rumah tapak yang menjadi pengungkit kebangkitan sektor properti.
”Ketiga sektor ini berpotensi untuk terus menjadi daya tarik bagi investor lokal dan asing,” ujar James, dalam keterangan tertulis.
Head of Industrial JLL Indonesia Farazia Basarah menambahkan, permintaan positif pergudangan didominasi oleh penyedia jasa logistik yang terus berekspansi dengan menyewa ruang gudang di area Jabodetabek. Selain itu, perusahaan dan usaha rintisan (start up) e-dagang yang tumbuh pesat saat ini cenderung mencari ruang gudang yang berlokasi dekat dengan pusat kota Jakarta dan kota-kota besar lain, seperti Surabaya, Semarang, dan Bandung.
Pada triwulan III-2021, tingkat hunian ruang gudang modern di Jabodetabek cukup stabil di angka 93 persen. Pembangunan pergudangan modern secara spekulatif untuk peruntukan multipenyewa (speculatively-built) mencapai 55 persen, lebih banyak ketimbang pembangunan gudang sesuai kebutuhan dan standardisasi penyewa (build-to-suit) sebesar 45 persen.
Secara kumulatif, stok ruang pergudangan seluas 2 juta meter persegi (m2). Hingga tahun 2023 diprediksi ada penambahan pasokan ruang pergudangan modern sebanyak 500.000 m2. Adapun rata-rata tarif sewa ruang pergudangan tercatat Rp 65.000-Rp 85.000 per m2 per bulan.
”Fungsi ruang gudang juga beragam, antara lain menjadi pusat distribusi, ruang transit barang, ruang penyimpanan bersuhu dingin atau menjadi pusat data yang terus menjadi daya tarik bagi para investor dan pelaku bisnis, baik lokal maupun internasional,” kata Farazia.