Dalam Tiga Hari, Transaksi TEI DE 2021 Capai Rp 11,36 Triliun
Kementerian Perdagangan optimistis transaksi TEI DE 2021 bisa sesuai target 1,5 miliar dollar AS atau Rp 21,1 triliun. Di sisi lain, Kementerian Perdagangan mengembangkan imbal dagang ”B to B” dengan sejumlah negara.
Oleh
Hendriyo Widi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Transaksi Trade Expo Indonesia Digital Edition atau TEI DE 2021 mencapai 802,38 juta dollar AS atau Rp 11,36 triliun dalam tiga hari. Transaksi itu berasal dari penandatanganan 41 nota kesepahaman antara pelaku usaha Indonesia dan pembeli dari 12 negara.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi mengatakan, salah satu transaksi itu berasal dari penandatanganan nota kesepahaman (MOU) antara pengusaha Indonesia dan pembeli dari Italia. Pengusaha Italia sepakat membeli produk makanan dan minuman Indonesia senilai 200.000 dollar AS.
Selain Italia, Indonesia sudah menandatangani MOU dengan 11 negara lain untuk pembelian produk-produk yang dipamerkan dalam TEI DE 2021. Total nilai 12 transaksi itu mencapai Rp 11,36 triliun.
”Ini merupakan capaian positif. Kami optimistis transaksi TEI DE 2021 bisa mencapai target 1,5 miliar dollar AS atau Rp 21,1 triliun,” kata Didi melalui siaran pers di Jakarta, Minggu (24/10/2021) malam.
Didi juga mengapresiasi kerja sama dan kolaborasi yang kuat antara Kemendag dan Kementerian Luar Negeri untuk membuka dan menjaga pasar-pasar tujuan ekspor di tengah pandemi Covid-19. Ia berharap kolaborasi ini terus berlanjut untuk menggeliatkan dan mengembangkan bisnis di tengah masa pemulihan ekonomi.
Kami optimistis transaksi TEI DE 2021 bisa mencapai target 1,5 miliar dollar AS atau Rp 21,1 triliun.
TEI DE 2021 yang mengusung tema ”Reviving Global Trade” akan berlangsung secara daring pada 21 Oktober-4 November 2021. Rangkaian acara pameran perdagangan internasional itu mencakup forum bisnis, misi dagang, pameran virtual, webinar, dan forum halal. Khusus untuk pameran produk-produk yang ditampilkan secara virtual akan berlanjut hingga 20 Desember 2021.
Selain pameran, Indonesia juga berupaya meningkatkan ekspor melalui mekanisme imbal dagang antarpebisnis (B to B). Sejak Juli 2021, Indonesia telah menandatangani MoU imbal dagang B to B dengan Meksiko, Rusia, Jerman, dan terbaru dengan Belanda.
Pada 22 Oktober 2021, Kemendag memfasilitasi penandatanganan MOU imbal dagang B to B PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) atau PPI dengan perusahaan Belanda, Esro Food Group BV atau EFG. MOU itu ditandatangani oleh Direktur Utama PT PPI Nina Sulistyowati dan CEO EFG Gerardus Antonius Johannes Rooijackers. PT PPI berperan sebagai badan pelaksana imbal dagang Indonesia dan EFG sebagai badan pelaksana imbal dagang Belanda.
Didi mengatakan, beberapa produk ekspor Indonesia yang dapat didorong untuk pasar Belanda antara lain produk perikanan, minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan turunannya, karet, garmen, rempah-rempah, furnitur, dan rotan. EFG juga menyampaikan ketertarikannya untuk melakukan imbal dagang produk daging dan turunannya dengan produk perikanan Indonesia.
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Belanda Mayerfas mengatakan, Belanda merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia di Eropa yang dapat berperan sebagai hub pasar Eropa. Pada 2020, Belanda menempati urutan teratas sebagai negara tujuan ekspor Indonesia di Eropa dengan nilai ekspor 3,6 miliar dollar AS.
Produk-produk ekspor Indonesia ke Belanda, antara lain, adalah CPO dan produk turunannya, tekstil, alas kaki, furnitur, rempah-rempah, dan perikanan. Adapun impor Indonesia dari negara tersebut adalah senjata militer, limbah kertas atau karton, serta produk susu dan olahan pangan lainnya.
Kemendag mencatat, total nilai perdagangan RI-Belanda pada Januari-Agustus 2021 sebesar 3,49 miliar dollar AS. Nilai ekspor RI ke Belanda sebesar 2,96 miliar dollar AS dan impornya 523 juta dollar AS sehingga RI surplus 2,44 miliar dollar AS.