Transaksi TEI Edisi Digital 2021 Ditargetkan Capai 1,5 Miliar Dollar AS
Ada yang berbeda dari TEI Digital Edition 2021. Pameran perdagangan internasional ini akan dilengkapi platform interaktif penjual dan pembeli dalam e-katalog produk-produk ekspor, forum Xpora, dan Halal Trade Forum.
Oleh
Hendriyo Widi
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Perdagangan akan menggelar Trade Expo Indonesia Digital Edition pada 20 Oktober-20 Desember 2021 untuk menopang dan menumbuhkan ekspor. Nilai transaksi pameran perdagangan internasional ini ditargetkan bisa mencapai 1,5 miliar dollar AS atau meningkat dari tahun lalu yang senilai 1,3 miliar dollar AS.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyatakan hal itu dalam peluncuran TEI Digital Edition 2021 yang digelar secara hibrida di Jakarta, Senin (27/9/2021). Peluncuran pameran bertema ”Reviving Global Trade” ini dihadiri juga Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Royke Tumilaar dan Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perdagangan Juan Permata Adoe.
Menurut Lutfi, Kementerian Perdagangan (Kemendag) optimistis dapat mencapai target transaksi senilai 1,5 miliar dollar AS karena tren perdagangan global tengah membaik. Selain buah dari siklus super (supercycle) komoditas, Indonesia juga akan kebanjiran permintaan dari AS dan China yang sampai saat ini masih perang dagang.
Ekspor elektronik Indonesia ke AS saat ini tumbuh 40 persen. Produk-produk modem dan router Indonesia sebagai pengganti produk-produk sejenis asal China laku keras di pasar AS. Produk-produk lain, seperti furnitur, garmen, dan karet, juga tumbuh cukup signifikan.
”Bahkan, ekspor ban Indonesia ke AS juga makin diperkuat dengan ban-ban produksi pabrikan brand besar. Belakangan ini, ban Pirelli yang diproduksi Indonesia sudah masuk pasar AS,” ujarnya.
Kemendag optimistis dapat mencapai target transaksi senilai 1,5 miliar dollar AS karena tren perdagangan global tengah membaik.
Di samping itu, lanjut Lutfi, Indonesia juga memiliki produk-produk premium khas Indonesia, seperti kopi. Pada TEI 2020, kopi sangat diminati sejumlah negara, terutama Mesir. Oleh karena itu, pada TEI tahun ini, Kementerian Perdagangan berharap kopi Nusantara bisa semakin diminati negara-negara ekspor nontradional selain Mesir.
Lutfi juga menekankan, ada sejumlah pembeda dalam TEI Digital Edition 2021 dibandingkan dengan TEI sebelumnya. Kemendag akan menyajikan platform interaktif antara penjual dan pembeli dalam e-katalog produk-produk ekspor unggulan Indonesia.
TEI Digital Edition 2021 akan menampilkan produk dan jasa unggulan Indonesia dalam delapan kategori, yaitu manufaktur, teknologi digital, kesehatan, energi baru terbarukan, makanan dan minuman, busana dan kecantikan, halal, serta kenyamanan dan fasilitas hidup.
TEI tahun ini juga akan menggelar Halal Trade Forum dan Muslim Fashion Festival. Hal itu dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai pusat produk halam dunia dan kiblat industri busana muslim dunia.
”Kami juga bekerja sama dengan BNI menggelar Global Trade Forum dan Xpora Forum dalam rangka menggeliatkan ekspor usaha kecil menengah (UKM) melalui diaspora Indonesia,” katanya.
Pada tahun ini, TEI akan diikuti 1.000 pelaku usaha dan industri, serta ditargetkan dihadiri 500.000 pengunjung. Tahun lalu, TEI diikuti oleh 690 pelaku usaha dan industri dan dihadiri 7.456 pembeli dari 127 negara.
Royke menuturkan, BNI berkomitmen untuk menjadi pintu gerbang produk-produk ekspor unggulan Indonesia dan menjembatani antara pembeli dari luar negeri, termasuk diaspora, dengan pelaku UKM di Indonesia. Fasilitasi itu baik berupa ruang pamer di cabang-cabang BNI di luar negeri, pertemuan penjual dengan pembeli hingga sampai menyurvei ke tempat produksi, maupun permodalan dan pembiayaan ekspor dengan bunga yang kompetitif.
”Pembiayaan ekspor ini tidak hanya terbatas pada UKM Indonesia, tetapi juga diaspora Indonesia. Melalui program Xpora, diaspora Indonesia yang akan mengimpor produk-produk dari UKM Indonesia dapat mengajukan kredit ke kantor cabang BNI di luar negeri,” ujarnya.
Melalui program Xpora, diaspora Indonesia yang akan mengimpor produk-produk dari UKM Indonesia dapat mengajukan kredit ke kantor cabang BNI di luar negeri.
BNI merancang Xpora agar dapat menjadi ekosistem ekonomi digital yang dapat diakses oleh sebanyak 120.000 UKM berbasis ekspor. Xpora juga menyediakan akses kepada 100 juta konsumen di seluruh dunia dan 300.000 bisnis dari 50 negara.
”Untuk mengembangkan program ini, BNI bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk menggali potensi UKM siap ekspor, memperkuat permodalannya, dan kemudian menghubungkannya dengan pembeli luar negeri,” kata Royke.
Dalam kesempatan yang sama, Juan mengatakan, Kadin akan membuka rumah-rumah dagang di sejumlah negara untuk memperkuat branding produk-produk ekspor Indonesia dan meningkatkan relasi bisnis untuk bisnis (B to B). Selain itu, Kadin juga akan mengoptimalkan pemanfaatan perjanjian ekonomi komprehensif yang sudah dilakukan pemerintah dengan negara-negara lain guna meningkatkan ekspor dan investasi.
Di sisi lain, Kadin berharap agar pemerintah juga terus membenahi prosedur perizinan ekspor yang rantainya masih terlalu panjang. Di tingkat pusat, ekspor harus melalui proses 15 perizinan beda kementerian atau lembaga, sedagkan di tingkat daerah melalui 5-10 proses perizinan.
”Hambatan seperti ini seharusnya diurai dan diselesaikan. Prosedur ekspor juga sebaiknya dipusatkan,” katanya.