Sepanjang Januari hingga September 2021, Unilever mencatatkan penjualan bersih Rp 30,02 triliun, turun 7,47 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama sebelumnya yang tercatat Rp 32,45 triliun.
Oleh
Joice Tauris Santi
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Laba bersih PT Unilever Indonesia Tbk, produsen barang konsumer, pada triwulan III-2021 tercatat Rp 1,3 triliun atau turun 26,7 persen dari triwulan III-2020. Situasi di triwulan III-2021 dinilai masih menantang di tengah lonjakan kasus Covid-19. Selain itu, kenaikan harga komoditas juga mengerek ongkos produksi.
Dengan capaian itu, selama sembilan bulan pertama 2021 Unilever membukukan laba bersih Rp 4,37 triliun. Angka tersebut menurun 19,31 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sepanjang periode Januari hingga September 2021, Unilever mencatatkan penjualan bersih Rp 30,02 triliun. Angka penjualan ini turun 7,47 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama sebelumnya yang tercatat Rp 32,45 triliun. Demikian pengumuman Unilever pada Kamis (21/10/2021).
Sementara itu, harga pokok penjualan juga turun, yakni dari Rp 15,58 triliun per September 2020 menjadi Rp 14,93 triliun per September 2021. Dengan demikian, laba bruto Unilever turun menjadi Rp 15,09 triliun, lebih rendah dibandingkan laba bruto tahun lalu yang Rp 16,87 triliun.
Secara keseluruhan, marjin kotor keuntungan sepanjang triwulan III-2021 lebih rendah dibandingkan pencapaian tahun lalu. ”Kami yakin, hal itu disebabkan kenaikan harga komoditas,” kata Mimi Halimin, analis dari Mirae Asset Sekuritas, Jumat (22/10/2021).
Pelonggaran pembatasan kegiatan tampaknya akan memberikan sentimen positif kepada perjalanan pemulihan Unilever.
Dalam risetnya hari ini, Mimi juga mencermati marjin keuntungan Unilever pada triwulan III-2021 yang relatif stabil jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pelonggaran pembatasan kegiatan tampaknya akan memberikan sentimen positif kepada perjalanan pemulihan Unilever.
”Tetapi, akan terjadi secara bertahap. Dengan perkiraan laba bersih tahun 2021, Unilever saat ini diperdagangkan pada 30,4 kali price to earning, berdasarkan harga penutupan 21 Oktober,” kata Mimi.
Harga saham Unilever turun 3 persen pada penutupan perdagangan, Jumat (22/10/2021), menjadi Rp 4.850.