Pandemi Tunda Pembangunan Proyek Emiten Kontraktor
Pandemi menyebabkan penundaan sejumlah proyek infrastruktur. Beberapa perusahaan tengah mengevaluasi proyek terkait rendahnya serapan belanja modal.
Oleh
joice tauris santi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi membuat proyek-proyek pembangunan tertunda. Emiten-emiten kontraktor turut merasakan dampak dari penundaan ini. Penundaan tersebut membuat kontrak baru yang didapatkan dan penyerapan belanja modal menjadi tersendat.
Emiten kontraktor PT Total Bangun Persada Tbk sudah memiliki beberapa proyek yang akan dikerjakan dengan nilai sekitar Rp 10 triliun. Akan tetapi, sehubungan dengan terjadinya pademi Covid-19, ada beberapa proyek yang belum kunjung digarap.
Dari proyek yang sudah didapatkan Total Bangun Persada di antaranya adalah apartemen, bangunan multiguna, industri, dan data center (pusat data). Pada tahun ini, Total Bangun Persada menargetkan perolehan kontrak baru senilai Rp 1,5 triliun.
”Kontrak baru yang didapatkan antara lain ada kontrak data center, mal, sekolah, juga perkantoran,” kata Direktur Utama Total Janto Komadjaja dalam paparan publik secara virtual, Jumat (10/9/2021).
Proyek gedung tinggi baru akan pulih dalam tiga tahun mendatang karena di masa pandemi ini persewaan ruang kantor sangat terbatas mengingat para pekerja bekerja dari rumah.
Proyek data center merupakan salah satu penunjang perkembangan layanan digital. Janti menjelaskan, nilai pembangunan data center beragam dan sangat tergantung dari spesifikasinya. Janti memperkirakan, proyek gedung tinggi baru akan pulih dalam tiga tahun mendatang karena di masa pandemi ini persewaan ruang kantor sangat terbatas mengingat para pekerja bekerja dari rumah.
Evaluasi proyek
Emiten kontraktor lain, PT Pembangunan Perumahan Tbk membukukan kontrak baru senilai Rp 10,5 triliun hingga akhir Agustus lalu. Jumlah ini sangat kecil jika dibandingkan dengan target kontrak baru di 2021 yang sebesar Rp 30 triliun. Dengan pancapaian yang hanya 35 persen dari target ini, manajemen Pembangunan Perumahan akan mengkaji kembali proyek-proyek yang sudah berada di dalam proses tender maupun yang baru memasuki proses tender.
Selain proyek di dalam negeri, Pembangunan Perumahan juga mengincar beberapa proyek di luar negeri. Kemunduran proyek juga menyebabkan belanja modal perusahaan tidak seluruhnya terserap tahun ini. Dengan demikian, diharapkan akan terlihat proyek mana yang memang berpotensi untuk dituntaskan tahun ini. Evaluasi akan diselesaikan pada bulan ini.
Kemunduran proyek juga menyebabkan belanja modal perusahaan tidak seluruhnya terserap tahun ini.
”Kalau ada beberapa refocusing dan ada proyek yang mundur proyeksi kami, nilai kontrak baru hanya akan mencapai 85 persen dari target awal,” kata Direktur Utama Pembangunan Perumahan Novel Arsyad.
Pembangunan Perumahan mengincar kontrak baru berbagai pembangunan di luar negeri. Ada dua proyek di Filipina, salah satunya adalah pembangunan kereta api dan Rumah Indonesia di Mekkah, Saudi Arabia.
Pada tahun ini, sebenarnya Pembangunan Perumahan mempersiapkan belanja modal sebesar Rp 6,2 triliun. Akan tetapi, lantaran ada beberapa proyek yang mundur tidak terlaksana pada tahun ini, diperkirakan belanja modal hanya akan terserap sebesar Rp 2,2 triliun saja.
Proyek yang mundur antara lain adalah proyek Jalan Tol Semarang-Demak, Jawa Tengah. Proyek ini mundur karena pembangunan di sesi 1 terlambat dimulai. Selain itu, ada pula keterlambatan pembangunan proyek residensial.