Penyaluran Kredit Tumbuh, Pemulihan Ekonomi Terus Berlanjut
Pertumbuhan penyaluran kredit pada September secara tahunan membaik dibandingkan dengan Agustus. Ini mengindikasikan kegiatan dunia usaha dan konsumsi masyarakat pada September sudah memulai lagi pemulihannya.
Oleh
Benediktus Krisna Yogatama
·3 menit baca
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Pemindai kode batang untuk layanan pembayaran menggunakan dompet digital tersedia di lapak penjual tahu gejrot di kawasaan Kembangan Selatan, Jakarta Barat, Senin (11/10/2021). Perubahan belanja dan transaksi konvensional ke daring telah mengakselerasi pertumbuhan uang elektronik dan dompet digital. Gelombang digitalisasi yang dipercepat oleh pandemi Covid-19 harus disikapi dengan tepat dan difasilitasi untuk dapat tumbuh secara sehat bagi perekonomian masyarakat.
JAKARTA, KOMPAS — Mengutip data Bank Indonesia, pertumbuhan penyaluran kredit sampai dengan September tumbuh 2,21 persen secara tahunan. Pertumbuhan tersebut lebih baik dibandingkan dengan penyaluran kredit pada Agustus yang tumbuh 1,16 persen secara tahunan. Dengan perkembangan ini, BI mempertahankan perkiraan pertumbuhan kredit pada tahun 2021 dalam kisaran 4-6 persen.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan, meningkatnya pertumbuhan penyaluran kredit menunjukkan pemulihan ekonomi kembali berjalan. Permintaan kredit mulai tumbuh seiring dengan dunia usaha yang kembali menggeliat. Konsumsi masyarakat pun ikut membaik.
”Dari sisi penawaran, standar penyaluran kredit oleh perbankan melonggar seiring dengan menurunnya persepsi risiko, di samping sangat longgarnya likuiditas dan penurunan suku bunga kredit baru,” ujar Perry pada paparan hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Selasa (19/10/2021).
Hasil Survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan yang dirilis BI per September menunjukkan, kebutuhan pembiayaan korporasi pada September meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Peningkatan pembiayaan terjadi pada sejumlah sektor, seperti pertanian, industri pengolahan, dan pertambangan.
Meningkatnya pertumbuhan penyaluran kredit menunjukkan pemulihan ekonomi kembali berjalan. Permintaan kredit mulai tumbuh seiring dengan dunia usaha yang kembali menggeliat. Konsumsi masyarakat pun ikut membaik.
Hasil survei juga mengindikasikan permintaan pembiayaan baru oleh rumah tangga pada September 2021 masih terbatas, meski sedikit meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Bank umum masih menjadi preferensi sumber utama penambahan pembiayaan responden rumah tangga dengan jenis pembiayaan yang diajukan mayoritas berupa kredit multiguna.
Ekonom PT Bank Danamon Tbk, Wisnu Wardana, menuturkan, pertumbuhan penyaluran kredit perbankan pada September ini secara umum didorong oleh segmen kredit konsumsi dan kredit modal kerja. Seiring dengan terkendalinya jumlah kasus Covid-19, hal ini mendorong pelonggaran kegiatan masyarakat yang berdampak pada meningkatnya aktivitas ekonomi, baik produksi maupun konsumsi.
”Hal ini mendorong penyaluran kredit pun ikut meningkat,” ucap Wisnu.
Sektor riil
Indikator lainnya yang menunjukkan pemulihan ekonomi adalah hasil survei Indeks Keyakinan Konsumen (IKK). IKK pada September berada pada level 95,5 atau meningkat 18,2 poin dari Agustus yang sebesar 77,3.
Perbaikan kinerja sektor riil juga tecermin dari hasil Survei Penjualan Eceran (SPE). Sampai dengan September, penjualan eceran minus 1,8 persen secara tahunan dibandingkan dengan Agustus yang minus 2,1 persen. Mayoritas kelompok mencatatkan perbaikan, terutama didorong oleh kenaikan penjualan kelompok bahan bakar kendaraan bermotor sejalan dengan meningkatnya aktivitas masyarakat.
Seiring dengan terkendalinya jumlah kasus Covid-19, hal ini mendorong pelonggaran kegiatan masyarakat yang berdampak pada meningkatnya aktivitas ekonomi, baik produksi maupun konsumsi.
Pekerja menyelesaikan konstruksi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung di kawasan Jatibening, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (23/9/2021). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2021 berada di rentang 4 persen-5 persen year on year (yoy). Perlambatan aktivitas ekonomi saat ini masih dipengaruhi oleh upaya pemerintah mengendalikan penyebaran pandemi Covid-19 melalui kebijakan PPKM.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, kenaikkan IKK dan SPE itu menunjukkan ada pemulihan sektor riil. Hal ini tecermin pada kenaikan keyakinan konsumen dan kinerja penjualan ritel dunia usaha.
Faisal menilai, kenaikan itu bersumber dari makin terkendalinya jumlah kasus Covid-19 sehingga mendorong pelonggaran kegiatan masyarakat. ”Dengan pelonggaran kegiatan masyarakat, mobilitas dan aktivitas masyarakat menjadi meningkat sehingga menggeliatkan perekonomian dan konsumsi,” ucapnya.
Faisal memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu akan kembali positif. Hanya saja, pertumbuhannya tidak akan setinggi triwulan II-2021 karena adanya lonjakan kasus Covid-19 yang mendorong pengetatan kegiatan masyarakat pada Juli dan Agustus.
Namun, lanjut Faisal, sejumlah indikator positif pada September ini menjadi modal positif di pengujung triwulan III tahun ini untuk menyambut triwulan IV-2021. Keyakinan konsumen pada Oktober akan mencapai level optimistis dan akan terus menguat pada November dan Desember. Ini ditopang dengan belanja pemerintah yang sudah mulai menggeliat.
”Namun, ini semua dengan catatan, jumlah kasus Covid-19 tidak kembali melonjak sehingga tidak perlu lagi ada pengetatan,” kata Faisal.