Sesungguhnya tidak ada keberuntungan, yang ada adalah kerja keras dan ketekunan. Sukses muncul tidak datang dari langit, tetapi berasal dari kombinasi keduanya.
Oleh
ANDREAS MARYOTO
·4 menit baca
Hotel The Savoy di London, Inggris, seperti hotel lainnya di tengah pandemi, ikut terdampak. Tidak banyak tamu datang. Namun, bisnisnya tetap jalan meski tak mudah. Di tengah keadaan seperti sekarang ini, keberuntungan menghinggapi mereka. Pemegang merek mode Gucci mendatangi mereka dan membuat kontrak untuk mendekorasi ulang salah satu ruangan dengan ide dari perancang Gucci.
Apa yang akan kita katakan dengan nasib baik The Savoy? Sebuah berkah yang mungkin tidak diperkirakan. Sebuah keberuntungan yang muncul di tengah masalah yang tengah mengimpit. Pemilik Tesla, Elon Musk, juga pernah mengalami keberuntungan yang mirip. Pada saat arus kasnya mengering, tak dinyana ada orang yang mau membantu. Bila saja tidak ada orang ini, Tesla mungkin telah kolaps.
Kita kemudian bertanya tentang keberuntungan atau berkah yang datang tiba-tiba di dunia bisnis. Kita juga bertanya tentang mengapa berkah itu hadir di perusahaan A, bukan perusahaan B? Bagaimana menjelaskan keberuntungan atau berkah itu?
Debat tentang keberuntungan di dunia bisnis sudah lama terjadi. Para penentang mengatakan, sesungguhnya tidak ada keberuntungan, yang ada adalah kerja keras dan ketekunan. Sukses muncul tidak datang dari langit, tetapi berasal dari kombinasi keduanya. Sementara mereka yang yakin dengan keberuntungan mengatakan bahwa keberuntungan ada di dunia bisnis dan sering mendatangi mereka. Debat ini masih berlangsung dan masing-masing mengeluarkan bukti-bukti.
Debat tentang keberuntungan di dunia bisnis sudah lama terjadi. Para penentang mengatakan, sesungguhnya tidak ada keberuntungan, yang ada adalah kerja keras dan ketekunan. Sukses muncul tidak datang dari langit, tetapi berasal dari kombinasi keduanya.
Kita mulai dari yang menentang terlebih dahulu. Seorang penulis bernama Brad Smith di laman The Business Journal beberapa tahun lalu mengatakan, keberuntungan sejati hanya memainkan peran kecil dalam menjalankan bisnis yang sukses. Pemilik bisnis yang sukses membuat keberuntungan mereka sendiri dengan bekerja keras, tetap fokus pada tujuan dan membuat keputusan sulit yang diperlukan untuk tumbuh dan sukses.
Seseorang harus mengambil langkah untuk sampai ke tempat yang dianggap beruntung. Keberuntungan sejatinya tidak ada. Orang-orang sukses membuat nama baik untuk diri mereka sendiri karena mereka bekerja keras, belajar dari kesalahan mereka, dan tidak pernah menyerah.
Orang-orang sukses tidak berhenti ketika keadaan menjadi sulit. Mereka tetap fokus pada tujuan mereka setiap hari. Benar-benar tidak ada pengganti waktu, antusiasme, strategi, dan eksekusi. Anda terikat untuk membuat keberuntungan Anda sendiri.
Mereka yang mendukung keberadaan keberuntungan mengatakan, semua yang terjadi pada dirinya sesungguhnya keberuntungan. Seorang wirausaha yang menulis di laman Forbes, Aileron, dengan judul ”Do You Believe in Business Luck?” beberapa tahun lalu mengatakan, mereka yang sukses di dalam usaha ketika ditanya faktor yang membuatnya sukses, mereka akan mengatakan faktor itu hanyalah keberuntungan. Setelah pencarian yang mendalam, ia menemukan bahwa semua orang yang sukses secara finansial hanya memiliki dua kesamaan: keberuntungan dan waktu.
Aileron menambahkan, Anda dapat menempatkan diri Anda di suatu tempat untuk menemukan keberuntungan melalui kerja keras dan ketekunan. Namun, jika bola tidak memantul ke arah Anda, sulit untuk mengejar keberuntungan. Ibarat semua usaha dilakukan, tetapi bila keberuntungan tidak berpihak, berkah itu tidak akan berada di tempat Anda. Ia juga tidak sependapat dengan pernyataan bila seseorang bisa mengendalikan nasibnya. Kenyataannya, ketika menjalani usaha, ada faktor lain yang diluar kendali dia. Keberuntungan salah satunya.
Orang-orang sukses tidak berhenti ketika keadaan menjadi sulit. Mereka tetap fokus pada tujuan mereka setiap hari.
Keberuntungan di dalam dunia bisnis makin mendapat perhatian karena muncul kajian ilmiahnya. Associate Professor of Strategy and Behavioural Science, Warwick Business School, University of Warwick, Chengwei Liu, membuat riset tentang keberuntungan dan kemudian membuat buku berjudul Luck: A Key Idea for Business and Society. Ia mengatakan, buku bisnis yang paling laris selalu berjanji untuk mengajari Anda mengenai formula kemenangan dan mengungkap rahasia sukses berbisnis. Namun, kebenaran yang mungkin tidak menyenangkan bagi kita adalah bahwa kesuksesan luar biasa dalam bisnis sebagian besar didasarkan pada keberuntungan.
Sejauh ini tidak ada panduan untuk mencapai kinerja yang luar biasa di dalam berbisnis karena biasanya bisnis memerlukan suatu tindakan yang berbeda atau baru. Oleh karena itu, tidak ada resep untuk inovasi semacam itu. Penelitian baru Liu memberikan bukti sistematis bahwa keberuntungan memainkan peran penting dalam kinerja seperti itu, tidak hanya dalam bisnis, tetapi juga dalam ekonomi kreatif seperti musik, film, sains, dan olahraga profesional.
Temuan kunci dari penelitian Liu adalah lebih banyak yang bisa diperoleh bila kita lebih memperhatikan peluang berikutnya atau biasa di dalam bisnis disebut second best. Semisal, penemu internet bukanlah Google, melainkan korporasi itu bisa memanfaatkan peluang bisnis dan unggul dengan adanya internet. Walmart bukan perintis di usaha ritel, melainkan mereka bisa membuat inovasi di bisnis ini dan menjadi pemenang.
Dari penelitian Liu, perusahaan yang kemudian hebat ternyata adalah mereka yang berada di second best. Daftar-daftar perusahaan teratas yang disebut oleh buku-buku bisnis terlaris biasanya tidak bertahan lama. Mereka yang terselip di daftar tengah malah mendapat keberuntungan menjadi yang hebat pada masa selanjutnya. Mereka yang berada tidak paling atas pada saatnya menjadi pemenang. Apa resepnya? Tidak diketahui. Salah satunya adalah faktor keberuntungan.