Kunjungan wisatawan, khususnya dari mancanegara, ke Bali menurun drastis selama pandemi Covid-19. Pada periode Januari-Juni 2021, kedatangan wisatawan mancanegara ke Bali tercatat hanya 43 kunjungan.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Kedatangan wisatawan, terutama dari mancanegara, ke Bali menurun secara drastis selama pandemi Covid-19. Dalam enam bulan, yakni mulai Januari sampai Juni 2021, kedatangan wisatawan mancanegara ke Bali hanya 43 kunjungan.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat penurunan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali selama Januari hingga Juni 2021 itu sedalam 99,99 persen lebih jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, atau selama Januari hingga Juni 2020, yang sebanyak 1,069 juta kunjungan.
Dari Berita Resmi Statistik Indikator Strategis Provinsi Bali periode Agustus 2021 yang diumumkan Kepala BPS Provinsi Bali Hanif Yahya, Senin (2/8/2021), jumlah wisman ke Bali selama bulan Juni 2021 tercatat hanya satu kunjungan melalui bandara. Sementara pada Mei 2021, jumlah wisman ke Bali sebanyak delapan kunjungan. Penurunan tersebut juga dipengaruhi masih diberlakukannya travel restriction.
Dalam pemaparannya tentang Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Bali yang diselenggarakan secara daring, Senin, Hanif mengatakan, penurunan kunjungan wisman ke Bali pada periode Januari-Juni 2021 tercatat sedalam 99,996 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, atau selama Januari-Juni 2020.
Kita sama-sama menghadapi badai (pandemi) yang sama, tetapi dengan kapal yang berbeda.
Kondisi pariwisata Bali itu sejalan dengan keadaan pariwisata Indonesia yang juga mengalami penurunan. Dari rilis BPS, Senin, kedatangan wisman ke Indonesia pada Juni 2021 menurun sedalam 7,71 persen dibandingkan periode Mei 2021 dan turun sedalam 10,04 persen jika dibandingkan kedatangan wisman ke Indonesia pada Juni 2020.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Putu Astawa mengakui situasi kepariwisataan di Bali masih dalam kondisi tertekan akibat dampak pandemi Covid-19. Kondisi kepariwisataan Bali itu, menurut Astawa yang dihubungi Kompas, Senin, turut memengaruhi perekonomian Bali.
Secara terpisah, Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Bali I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya mengakui tekanan berat yang dialami industri pariwisata Bali selama pandemi Covid-19. ”Pandemi Covid-19 ini adalah kondisi nyata yang harus kita alami bersama,” katanya.
Bali mengandalkan sektor pariwisata sebagai penopang ekonomi daerah. Akibat pandemi Covid-19, menurut Suryawijaya, sektor pariwisata mengalami tekanan. Kondisi berat yang dialami pariwisata itu berdampak terhadap sektor lain di Bali, baik terhadap pertanian maupun industri kerajinan, yang juga mengandalkan sektor pariwisata.
”Kita sama-sama menghadapi badai (pandemi) yang sama, tetapi dengan kapal yang berbeda,” ujar Suryawijaya yang juga Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kabupaten Badung.
Suryawijaya menambahkan, kalangan pariwisata di Bali secara umum memahami langkah dan kebijakan pemerintah dengan penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), yang kemudian dilanjutkan dengan perpanjangan. Kendati demikian, kebijakan itu dinilai menyulitkan kalangan pariwisata di Bali untuk menggerakkan usaha. ”Pemerintah memberlakukan PPKM dengan mempertimbangkan situasi kesehatan masyarakat sekaligus situasi ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Kalangan pariwisata Bali, menurut Suryawijaya, dituntut tetap tangguh dan juga menjadi kreatif dalam kondisi sulit di masa pandemi Covid-19. Pengusaha sektor pariwisata juga tetap menjaga harapan dan optimisme dengan bersama-sama seluruh komponen masyarakat di Bali tertib dan berdisiplin menerapkan protokol kesehatan.
”Kami juga berharap program vaksinasi dosis kedua yang sedang dijalankan saat ini didukung masyarakat sehingga segera tercapai kondisi kekebalan kelompok di Bali,” katanya.
Setelah syarat kekebalan kelompok dapat dipenuhi di Bali, menurut Suryawijaya, pemerintah diharapkan mendukung pemulihan Bali dengan membuat terobosan untuk mendorong perjalanan wisata di dalam negeri kemudian diikuti dengan mengizinkan masuknya wisatawan asing untuk bisnis esensial.
Berdasarkan laporan perkembangan pandemi Covid-19 Provinsi Bali tentang pencapaian vaksinasi Covid-19 di Bali hingga Minggu (1/8/2021), capaian vaksinasi dosis pertama di Bali sebesar 102,43 persen, atau menjangkau 3,068 juta orang, dari target vaksinasi sebanyak 2,996 juta orang.
Adapun capaian vaksinasi dosis kedua hingga Minggu (1/8/2021) sebesar 29,20 persen atau sebanyak 874.847 orang. Sementara itu, capaian vaksinasi dosis pertama pada Senin bertambah menjadi 102,57 persen dan capaian vaksinasi dosis kedua sudah mencapai 30,11 persen.
Program vaksinasi dosis kedua ini sedang dijalankan. Seiring itu, dimulai pula pemberian vaksinasi dosis ketiga bagi tenaga kesehatan. Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Provinsi Bali, terdapat 40.768 orang yang disasar sebagai penerima vaksin Covid-19 jenis Moderna.
Terkait hal itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung I Nyoman Gunarta mengatakan, vaksinasi dosis ketiga bagi tenaga kesehatan di Kabupaten Badung dimulai sejak Senin (2/8/2021). Secara keseluruhan di Kabupaten Badung, menurut Gunarta, sebanyak 6.852 orang ditargetkan sebagai penerima vaksinasi dosis ketiga.