Kondisi Sulit akibat Pandemi, Presiden Semangati Pelaku Usaha
Tahun ini, pemerintah akan membagikan bantuan presiden produktif usaha mikro sebesar Rp 15,3 triliun kepada 12,8 juta pelaku usaha mikro dan kecil.
Oleh
Cyprianus Anto Saptowalyono
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tahun ini, pemerintah akan membagikan bantuan presiden produktif usaha mikro atau BPUM sebesar Rp 15,3 triliun kepada 12,8 juta pelaku usaha mikro dan kecil. Bantuan ini diharapkan bisa membantu pelaku usaha selain mendongkrak perekonomian. Namun, pelaku usaha pun diharapkan bekerja lebih keras dan bertahan sekuat tenaga.
Presiden Joko Widodo, saat menyampaikan arahan pada acara pemberian BPUM di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (30/7/2021), menuturkan bahwa dirinya mengetahui para pelaku usaha saat ini berada pada kondisi sangat sulit. Kondisi ini dirasakan di semua segmen usaha, mulai dari mikro, kecil, menengah, hingga besar.
”Semuanya pada kondisi yang sangat-sangat tidak mudah. Sangat sulit. Dan, (kondisi) itu juga tidak hanya dirasakan oleh pengusaha-pengusaha di Indonesia saja, tetapi di seluruh dunia. Semuanya kondisinya sama,” kata Presiden Jokowi.
Kepala Negara menuturkan, kondisi Covid-19 pada Januari, Februari, Maret, April, dan Mei 2021 sudah mulai turun. Sebaliknya, kondisi ekonomi terlihat naik. ”Kalau korona turun, ekonomi pasti naik, naik, (dan) naik. (Hal itu) sudah kelihatan sebetulnya. Tetapi, tanpa terprediksi muncul yang namanya varian Delta,” katanya.
Varian baru ini muncul di India dan berbagai negara di dunia sehingga ekonomi global pun guncang. ”Kita juga sama. Begitu virus Delta ini muncul juga langsung kasus positif menjadi naik secara drastis. Dan, tidak ada jalan lain, saat itu, karena di Pulau Jawa dan Pulau Bali kita lihat semua titik-titik merah, tidak ada yang kuning,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Oleh karena itu, Presiden Jokowi menuturkan, pemerintah terpaksa membuat keputusan sangat berat, yaitu menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.
”Alhamdulillah, sekarang, paling tidak, bisa kita rem. Meskipun turunnya pelan-pelan, bisa kita rem. Saya tadi pagi juga sudah mengecek di Wisma Atlet, misalnya, yang dulu sudah hampir 90 persen, pagi tadi saya cek angka keterisian dari tempat tidur di angka 38 persen. Dulunya 90 persen, hampir penuh,” kata Presiden Jokowi.
Kepala Negara menuturkan hal ini patut disyukuri. ”Dan, saya melihat angka-angka tadi di wilayah-wilayah, di Pulau Jawa sudah mulai melandai turun pelan-pelan. Tetapi, yang di luar Jawa gantian naik. Inilah memang varian Delta penularannya sangat cepat sekali,” ujarnya.
Kerja keras
Di tengah pandemi yang masih membahayakan dan berimbas pada perekonomian termasuk pelaku usaha, Presiden Jokowi meminta pelaku usaha untuk bekerja lebih keras lagi dan tahan banting.
”Saya ngomong apa adanya, bukan menakut-nakuti, tapi kasus virus korona ini akan selesai kapan, WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) pun belum bisa memprediksi,” katanya.
Oleh karena itu, menurut Presiden Jokowi, hal yang selalu dijalankan adalah agar sisi kesehatan bisa ditangani, tetapi sisi ekonomi juga pelan-pelan harus dijalankan.
”Enggak bisa kita tutup seperti negara lain, lockdown. Lockdown itu arti(-nya) tutup total. Kemarin yang namanya PPKM darurat itu, kan, namanya semilockdown. Itu masih semi saja, saya sudah masuk ke kampung, saya masuk ke daerah, semuanya menjerit minta untuk dibuka,” katanya.
Oleh sebab itu, sekali lagi, bapak ibu semuanya harus bekerja lebih keras lagi dalam situasi seperti ini. Semua pelaku usaha mesti bertahan dengan sekuat tenaga. (Presiden Jokowi)
Terkait hal tersebut, Presiden Jokowi menuturkan bisa dibayangkan apabila yang diambil adalah kebijakan lockdown. ”Dan, itu belum juga bisa menjamin dengan lockdown itu permasalahan menjadi selesai. Oleh sebab itu, sekali lagi, bapak ibu semuanya harus bekerja lebih keras lagi dalam situasi seperti ini,” ujarnya.
Semua pelaku usaha mesti bertahan dengan sekuat tenaga meskipun mungkin omzetnya turun. ”Turun sampai 75 persen, turun sampai separuh, ya, tetap harus kita jalani karena kita masih berproses menuju pada vaksinasi 70 persen yang kita harapkan nanti akhir tahun ini bisa kita selesaikan. Insya Allah. Kalau sudah 70 persen itu paling tidak daya tular dari virus ini menjadi agak terhambat, (yakni) kalau sudah tercapai kekebalan komunal atau herd immunity,” kata Presiden Jokowi.
Sebelumnya, pada Rapat Koordinasi Wakil Presiden Ma’ruf Amin dengan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Bali, Kamis (29/7/2021), Gubernur Bali I Wayan Koster menuturkan bahwa transaksi UMKM sangat rendah karena ada pengendalian aktivitas dan faktor daya beli yang lagi menurun. Pemerintah Provinsi Bali pun mengimbau optimalisasi transaksi digital untuk menangani dampak ekonomi para pelaku UMKM di Bali.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menuturkan bahwa realisasi BPUM dan kredit usaha rakyat (KUR) di Bali cukup bagus. ”Program penyerapan BPUM di Bali cukup bagus. Saat ini sudah 239.469 penerima. Lalu untuk KUR juga sudah cukup bagus, sampai tanggal 28 Juli sudah Rp 9,93 triliun yang tersalur di Bali,” katanya.
Teten juga menyarankan Gubernur Bali untuk memperkuat permodalan pelaku UMKM dengan memberikan subsidi KUR dan koperasi. ”Beberapa daerah melakukan subsidi untuk KUR mikro sehingga KUR yang diterima UMKM bisa nol persen. Jadi, saat ini, kan, (bunga) KUR sampai Desember (2021) tiga persen. Nah, ini beberapa daerah di Indonesia sudah melakukannya,” ujar Teten.
Demikian pula subsidi non-KUR, semisal pinjaman koperasi. ”Mereka telah menyubsidi pinjaman UMKM ke koperasi sehingga pinjaman koperasi bisa setengah persen,” kata Teten.