Bank Jateng dan BPR BKK Purwokerto Beri Bantuan 20 Gerobak Cimol
Sebanyak 20 gerobak cimol diberikan Bank Jateng dan BPR BKK Purwokerto kepada pelaku UMKM di Banyumas, Jawa Tengah. Bantuan ini diharapkan bisa meringankan beban akibat pandemi.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Bank Jateng dan BPR BKK Purwokerto memberikan bantuan berupa 20 gerobak cimol senilai Rp 70 juta kepada masyarakat untuk mendukung perekonomian. Bantuan ini diharapkan bisa meringankan beban masyarakat yang tengah dilanda pandemi Covid-19.
”Terima kasih Bank Jateng dan BKK, mudah-mudahan ini bermanfaat dan berkah untuk masyarakat, khususnya 20 penerima bantuan. Tolong seriusi, kalau Bapak Ibu sukses, bisa bergulir membantu yang lain,” kata Bupati Banyumas Achmad Husein saat penyerahan gerobak kepada penerima bantuan di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, seperti dikutip dari siaran pers yang diterima pada Kamis (29/7/2021).
Bantuan dari CSR Bank Jateng dan BPR BKK Purwokerto ini tidak hanya gerobak, tetapi juga pendampingan selama setahun, perlengkapan, dan bahan baku sehingga mereka bisa langsung berjualan. Husein berharap agar penerima bantuan terus mendapat bimbingan dan pantauan yang baik melalui manajemen yang diserahkan kepada pengelola ”Ratu Cimol”, Resika Caesaria Priyono atau biasa disapa Cika.
”Untuk Mbak Cika tolong untuk dipantau dan dibimbing agar mereka sukses. Syukur ada WA Group, saya boleh masuk agar bisa ikut memantau jika ada keluhan karena kesuksesan akan membantu yang lain,” kata Husein.
Pemimpin Bank Jateng Cabang Koordinator Purwokerto Lis Arofah Ambarwati mengaku senang bisa membantu masyarakat yang terdampak Covid-19 melalui Program Bank Jateng dan BKK Peduli. Diharapkan bantuan ini bisa membuat penerima bantuan berkembang serta kemudian membantu masyarakat lain di sekitarnya.
Direktur BPR BKK Purwokerto Sugeng Prijono berharap bantuan bisa lebih dari 20 gerobak. Pendaftar yang diajukan mencapai 105 gerobak, tetapi diseleksi karena keterbatasan gerobak. ”Mudah-mudahan tidak lama, maksimal tiga bulan, sudah menjadi 30 gerobak,” kata Sugeng.
Resika atau Cika menyampaikan, mitra yang dipilih harus memenuhi beberapa kriteria dan syarat mengingat saat dipromosikan itu ada 105. Kemudian yang masuk kriteria ada 46 lebih, lalu dipilih 20.
Dari 20 itu mencakup dua kriteria yang pertama orang yang membutuhkan dan punya motivasi, khususnya masyarakat pengangguran, bukan golongan PNS atau golongan pekerja dan lain sebagainya. Kriteria kedua tempat jualan. Masyarakat yang mendaftar harus punya lokasi yang strategis. ”Kami berharap itu juga berjalan tidak hanya selama 1-2 bulan, tetapi bisa berkelanjutan,” kata Cika.
Cika berterima kasih kepada Bank Jateng dan BKK yang telah membantu pembuatan 20 gerobak. Program yang sudah berlangsung 15 tahun sudah berhasil membuat 70 gerobak yang didapat dari hasil keuntungan usaha.
"Kali ini kami bisa melakukan pembagian 20 langsung kepada masyarakat. Langkah ini bisa menjadi titik awal untuk program selanjutnya serta bisa bermanfaat dan terus bergulir,” ujarnya.