Prospek bisnis berbasis jaringan telekomunikasi masih menjanjikan pada jangka panjang. Peluang itu terletak pada pesatnya pemanfaatan teknologi komunikasi di segala bidang.
Oleh
Mediana
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bisnis penyediaan jaringan telekomunikasi akan tetap prospektif jangka panjang. Sebab, bisnis ini menjadi pfondasi bagi kelangsungan layanan komunikasi sehari-hari dan usaha berbasis teknologi informasi lainnya.
Presiden Direktur PT Solusi Sinergi Digital Tbk atau Surge Hermansjah Haryono menyampaikan pandangan tersebut saat ditemui sebelum rapat umum pemegang saham tahunan (RUPS), Kamis (10/6/2021), di Jakarta. Fenomena global menunjukkan, beberapa perusahaan aplikasi internet atau over-the-top (OTT) raksasa gencar berinvestasi ke penyediaan jaringan telekomunikasi.
Dia mencontohkan, Facebook Inc yang terlibat dalam proyek sistem komunikasi kabel laut Echo dan Bifrost. Kedua proyek ini melintasi Indonesia. Dalam proyek sistem komunikasi kabel laut Echo, Google turut berinvestasi. Investasi tersebut dinilai untuk menjaga agar konten dan solusi teknologi yang sudah mereka punyai tetap tumbuh.
Keberadaan bisnis jaringan telekomunikasi memperkuat bisnis berbasis teknologi informasi yang ada di suatu perusahaan di era industri digital. Fenomena ini dia yakini akan terjadi jamak di banyak negara di dunia.
Hermansjah mengatakan, Surge yang berdiri pada 2014 mulai dari bisnis iklan media lalu berkembang ke pilar bisnis infrastruktur jaringan telekomunikasi dan perangkat lunak. Kemudian, solusi perangkat lunak yang ditawarkan Surge mencakup hingga ke pemantauan performa iklan. Apabila suatu perusahaan konsumen Surge memiliki aplikasi bergerak dan menjadi target kinerja perusahaan untuk pelayanan ke publik, Surge akan membantu solusi pemantauan tersebut.
Untuk wilayah Jawa, Surge sedang dalam tahapan pemasangan sepanjang 2.800 kilometer jaringan fiber optik sebesar 144 cores yang akan melahirkan jaringan internet gratis dengan kecepatan 1 Gbps di pusat keramaian, seperti stasiun kereta dan pasar modern. Lantaran jaringan fiber optik tersebut dibangun di sepanjang jalur kereta api, penyebaran titik-titik internet yang bisa dimanfaatkan pun semakin luas dan menyebar di tengah pusat keramaian langsung.
Tiga pilar bisnis Surge juga dipakai oleh lebih dari 1.000 koperasi unit desa (KUD) yang sedang bertransformasi digital. Dengan demikian, pelaku UMKM di sekitar KUD pun bisa memanfaatkan.
Hermansjah menambahkan, tiga pilar bisnis yang dikembangkan Surge bukan untuk head to head (beradu) dengan operator telekomunikasi. Surge hadir sebagai perusahaan pendukung ekosistem digital.
Model bisnis yang Surge kembangkan bukan untuk head to head (beradu) dengan operator telekomunikasi. Surge hadir sebagai perusahaan pendukung ekosistem digital.
”Di tengah pesatnya perkembangan tren transformasi teknologi informasi, kami rasa sudah saatnya saling berkolaborasi. Sama seperti OTT global yang menggelar sistem komunikasi kabel laut ataupun jaringan telekomunikasi kabel fiber optik darat berkolaborasi dengan operator telekomunikasi. Kami pun akan menjalankan hal yang serupa,” tuturnya.
Direktur Utama Induk Koperasi Unit Desa (Induk KUD) Portasius Nggedi menceritakan, dukungan Surge secara detail kepada KUD berupa pengembangan perangkat lunak yang mampu mengintegrasikan seluruh KUD di Indonesia. Dukungan Surge juga kelak mencakup penyediaan fasilitas pergudangan dengan sistem inventaris barang yang bisa dimonitor secara daring.
Pemantauan gudang yang berjalan secara tepat waktu dan dapat diakses oleh seluruh KUD mempermudah pedagang warung di sekitar gudang KUD untuk memesan barang. Dengan demikian, para pedagang warung bisa ikut bertumbuh bersama Induk KUD.
Pemantauan gudang yang berjalan secara tepat waktu dan dapat diakses oleh seluruh KUD mempermudah pedagang warung di sekitar gudang KUD untuk memesan barang. Dengan demikian, para pedagang warung bisa ikut bertumbuh bersama Induk KUD.
”Dengan semakin mudahnya mitra pedagang warung menjangkau KUD, kami harapkan mereka tetap bisa beraktivitas usaha. Angka pengangguran yang tinggi akibat pandemi di perdesaan bisa terbantu,” tuturnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I-2021 mengalami kontraksi minus 0,74 persen secara tahunan. Dari 17 sektor berdasarkan lapangan usaha, sektor informasi dan komunikasi tercatat tumbuh paling tinggi, yakni 8,72 persen secara tahunan.