Di Tengah Pandemi, Borobudur Marathon Dorong Pengembangan UMKM Magelang
Sebagai rangkaian Borobudur Marathon, digelar acara Spedia dan Pawone Sinau, Sabtu (29/5/2021). Dua acara itu merupakan wujud komitmen dari penyelenggara Borobudur Marathon untuk membantu UMKM di Magelang.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Sebagai rangkaian penyelenggaraan lomba lari Borobudur Marathon, harian Kompas, Bank Jateng, dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berkolaborasi menggelar acara Spedia dan Pawone Sinau, Sabtu (29/5/2021). Dua acara itu merupakan wujud komitmen dari penyelenggara Borobudur Marathon untuk membantu usaha mikro, kecil, dan menengah di Kabupaten Magelang, Jateng, agar tetap bisa berkembang di tengah pandemi Covid-19.
Acara Spedia dan Pawone Sinau diselenggarakan di Balai Ekonomi Desa Ngadiharjo, Kecamatan Borobudur, Magelang. Spedia merupakan kegiatan bersepeda bersama sejauh 21 kilometer di kawasan Borobudur. Sementara itu, Pawone Sinau merupakan kegiatan pelatihan yang diikuti oleh sejumlah UMKM di wilayah Magelang.
Rangkaian acara Spedia dan Pawone Sinau dihadiri Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno, Ketua Yayasan Borobudur Marathon Liem Chie An, Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Budiman Tanuredjo, dan sejumlah pihak lain.
Acara diawali dengan kegiatan Spedia yang diikuti oleh perwakilan harian Kompas, Bank Jateng, Pemprov Jateng, Pemerintah Kabupaten Magelang, dan pihak lainnya. Selain bersepeda bersama, para peserta Spedia juga diajak mampir di dua UMKM di wilayah Borobudur, yakni Warung Tempe Mendoan Jumbo dan usaha Legondo Bu Suad.
Seluruh kegiatan itu digelar dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Semua peserta kegiatan diwajibkan memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Selain itu, sebelum mengikuti acara, para peserta juga harus melakukan tes antigen untuk memastikan kondisi kesehatan mereka.
Supriyatno menjelaskan, Spedia dan Pawone Sinau merupakan rangkaian kegiatan dari penyelenggaraan Borobudur Marathon. Spedia bertujuan untuk mengenalkan potensi UMKM di Magelang. Melalui acara tersebut, para peserta juga diharapkan bisa mengetahui kondisi UMKM di wilayah Magelang pada masa pandemi Covid-19 ini.
Sementara itu, kegiatan Pawone Sinau bertujuan untuk mengembangkan kapasitas UMKM di Magelang agar mereka bisa terus mengembangkan usahanya. ”Rangkaian kegiatan ini menunjukkan Borobudur Marathon bukan semata-mata kegiatan olahraga. Kami ingin ikut membangun kawasan Borobudur ini,” ujar Supriyatno.
Kami diajari bagaimana membuat produk dengan baik, bagaimana menghitung biaya produksi dengan baik, dan cara menentukan harga. (Sunarto)
Menurut Supriyatno, sebagai bagian dari penyelenggaraan Borobudur Marathon, Bank Jateng, harian Kompas, dan Pemprov Jateng telah melakukan serangkaian upaya untuk mendorong pengembangan UMKM di wilayah Magelang. Dengan begitu, penyelenggaraan Borobudur Marathon diharapkan ikut mendongkrak perekonomian masyarakat di Borobudur.
”UMKM itu dari kecil kita dampingi sehingga produknya bisa lebih diterima di pasar. Jadi, kegiatan ini (Borobudur Marathon) bukan hanya dinikmati oleh Bank Jateng dan Pemprov Jateng, melainkan juga bisa dinikmati oleh masyarakat. Dengan begitu, mudah-mudahan ekonomi di sekitar Borobudur juga bergerak,” ungkap Supriyatno.
Sangat terbantu
Salah seorang pemilik UMKM di Magelang, Sunarto (57), mengaku sangat terbantu dengan acara Pawone Sinau yang digelar oleh penyelenggara Borobudur Marathon. Melalui acara Pawone Sinau, sejumlah UMKM di Magelang diberi pelatihan untuk pengembangan usaha.
”Kami diajari bagaimana membuat produk dengan baik, bagaimana menghitung biaya produksi dengan baik, dan cara menentukan harga,” ujar pemilik usaha Pempek Avara di kawasan Borobudur itu.
Menurut Sunarto, Pawone Sinau diikuti oleh 25 UMKM kuliner dari empat kecamatan di Magelang yang dulu dilewati oleh rute Borobudur Marathon. Empat kecamatan itu adalah Borobudur, Mungkid, Mertoyudan, dan Tempuran. ”Semuanya usaha kuliner seperti makanan dan minuman,” ucapnya.
Selain diberi pelatihan, para UMKM itu juga diberi kesempatan berjualan di area lomba Borobudur Marathon. Sunarto menceritakan, saat ikut berjualan di area lomba Borobudur Marathon 2019, penjualan pempek buatannya mencapai rekor tertinggi dalam sehari, yakni sekitar 600 porsi. ”Padahal, hari-hari biasa, jual 100 sampai 200 porsi sehari sudah saya anggap ramai,” ujarnya.
Dikatakan, pada masa pandemi Covid-19, penyelenggara Borobudur Marathon juga memberi pelatihan bagi UMKM agar bisa mengembangkan usaha di tengah pandemi. Salah satunya, pemilik UMKM dilatih membuat foto produk yang bagus untuk meningkatkan penjualan produk secara daring.
”Kami juga dilatih membuat cerita atau narasi bagi produk kami agar konsumen dapat mengetahui kualitas produk yang kami jual,” ungkap Sunarto.