Pemilihan ketua umum baru Kadin akan diikuti dua kandidat, yaitu Direktur Utama PT Bakrie & Brothers Tbk Anindya Bakrie dan Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk Arsjad Rasjid. Pemimpin baru menghadapi tantangan ganda.
Oleh
Agnes Theodora
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dunia usaha menghadapi tantangan ganda berupa pemulihan dari resesi serta transformasi industri yang kian cepat akibat pandemi. Peningkatan daya saing industri serta penciptaan lapangan kerja berkualitas dinilai menjadi agenda strategis yang perlu diperjuangkan melalui kemitraan Kamar Dagang dan Industri Indonesia dengan pemerintah.
Pekerjaan rumah itu menanti pemimpin Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia baru yang akan dipilih lewat Musyawarah Nasional VIII Kadin. Rencana awal, ajang lima tahunan itu akan digelar di Bali pada 2-4 Juni 2021. Namun, perkembangan terbaru, Munas Kadin diundur hingga 30 Juni 2021 dan lokasinya dipindah ke Kendari, Sulawesi Tenggara.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede, Rabu (26/5/2021), mengatakan, Covid-19 yang memukul sebagian besar usaha membawa tantangan ganda dalam rupa pemulihan ekonomi setelah resesi serta revolusi industri yang berlangsung lebih cepat akibat pesatnya digitalisasi.
Di sini, peran Kadin dinilai strategis untuk menjembatani aspirasi pengusaha, serta memastikan efektivitas implementasi kebijakan pemerintah di bidang ekonomi. ”Produktivitas dan daya saing industri diharapkan bisa meningkat sehingga perekonomian kita lebih berdaya tahan di kancah global,” kata Josua saat dihubungi.
Ada dua pekerjaan rumah yang perlu diperhatikan oleh pemimpin Kadin yang baru. Pertama, peningkatan daya saing industri lokal untuk bertahan di kancah global. Kedua, penciptaan lapangan kerja yang berkualitas untuk menjawab pengangguran yang meningkat akibat pandemi.
Menurut Wakil Ketua Umum Kadin Suryani Motik, pengembangan inovasi menjadi faktor mutlak untuk mendorong peningkatan daya saing produk industri lokal. Kadin harus menjadi jembatan yang memperkuat kerja sama antara dunia usaha, pemerintah, dan kalangan akademisi/perguruan tinggi.
”Bicara daya saing, kita bicara inovasi. Bicara inovasi, sering kali dunia pendidikan tinggi kita punya banyak penelitian untuk mengembangkan dunia usaha, tetapi kurang ditopang implementasinya,” ujarnya.
Pekerjaan rumah kedua adalah menciptakan lapangan pekerjaan baru. Badan Pusat Statistik mencatat, jumlah pengangguran terus meningkat, terlebih setelah pandemi. ”Tanpa lapangan kerja berkualitas, bonus demografi bisa menjadi bencana nasional. Ini juga tugas besar Kadin ke depan, bagaimana mendorong usaha dan lapangan kerja baru,” kata Suryani.
Rumah bersama
Lebih lanjut, Suryani berharap Kadin dapat menjadi ”rumah” bersama bagi ekosistem usaha. Untuk itu, dibutuhkan figur pemimpin yang mampu mengayomi kebutuhan dan aspirasi pengusaha dari berbagai kalangan.
”Rumah bersama ini harus dijaga. Ketika maju, jangan untuk diri sendiri, tetapi demi kepentingan kemajuan dunia usaha nasional,” katanya.
Sementara itu, Ketua Umum Perkumpulan Industri Kecil dan Menengah Komponen Otomotif (PIKKO) Rosalina Faried berharap kepengurusan Kadin yang baru menjadikan industri kecil menengah (IKM) sebagai prioritas. Penguatan IKM tidak hanya untuk mendorong daya saing industri, tetapi juga menciptakan lebih banyak lapangan kerja.
”Jadikan IKM kita di semua sektor menjadi modern di era digitalisasi ini agar alih teknologi industri selaras dengan kebutuhan global,” ujar Rosalina yang juga menjabat sebagai Wakil Komite Tetap IKM dan Industri Kreatif Kadin.
Pemimpin baru Kadin diharapkan bisa membedah masalah riil IKM di seluruh sektor dan daerah. Beberapa di antaranya adalah modernisasi infrastruktur agar industri naik kelas, penerapan kembali upah minimum sektoral bagi pekerja, fasilitas pembiayaan dengan bunga khusus, serta evaluasi zonasi tempat usaha yang selama ini dinilai terlalu mahal.
Dua kandidat
Adapun pemilihan ketua umum baru Kadin pada munas akan diikuti oleh dua kandidat, yaitu Direktur Utama PT Bakrie & Brothers Tbk Anindya Bakrie dan Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk Arsjad Rasjid. Mereka akan memperebutkan suara dari konstituen Kadin yang terdiri dari pengurus Kadin daerah di 34 provinsi serta 30 asosiasi usaha.
Agenda yang diusung kedua kandidat tidak jauh berbeda. Baik Anindya dan Arsjad sama-sama mengusung agenda untuk membumikan Kadin dan menguatkan UMKM. ”Kadin harus lebih membumi, lebih banyak melibatkan UMKM dan melibatkan pengusaha milenial yang baru,” kata Anindya.
Ia meyakini, sinergi Kadin-pemerintah yang seimbang menjadi faktor penting untuk memajukan dunia usaha. Hubungan baik diperlukan, tetapi Kadin juga harus menyeimbangkannya dengan masukan kritis dan riil. ”Kadin bekerja sama dengan pemerintah, tetapi tentu masukan juga perlu disampaikan,” katanya.
Senada, menurut Arsjad yang mengusung slogan inklusif dan kolaboratif, pandemi membawa realita baru yang perlu disikapi Kadin dengan lebih inklusif terhadap pelaku usaha kecil-menengah. ”Kita harus menarik teman-teman pengusaha ke satu rumah bersama, dari pengusaha mikro sampai besar,” katanya.
Menurut dia, tantangan ekonomi saat pandemi tidak bisa disikapi dengan cara biasa-biasa saja. ”Kita ibarat sedang berperang. Yang perlu kita ciptakan adalah pengusaha baru sebagai pejuang ekonomi yang bisa menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan,” katanya.