Peternak Ayam Layer di Blitar Keluhkan Harga Jagung Tinggi
Peternak ayam layer di Blitar mengeluhkan tingginya harga jagung yang mencapai Rp 5.800-Rp 6.000 per kilogram dari sebelumnya hanya Rp 4.800-Rp 5.000 per kg. Menipisnya stok jagung di lapangan diduga menjadi penyebab.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BLITAR, KOMPAS — Peternak ayam layer di Blitar, Jawa Timur, mengeluhkan tingginya harga jagung pakan yang saat ini mencapai Rp 5.800-Rp 6.000 per kilogram dari sebelumnya pada kisaran Rp 4.800-Rp 5.000 per kg.
Kondisi ini dinilai mengurangi margin keuntungan mereka. Bahkan, ada peternak yang mengaku rugi karena harga telur saat ini juga masih di bawah harga acuan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 7 Tahun 2020 di tingkat peternak sebesar Rp 19.000-Rp 21.000 per kg.
Salah satu peternak ayam layer di Desa Pohgajih, Kecamatan Selorejo, Widodo Setyohadi, Rabu (28/4/2021), mengatakan, harga jagung perlahan naik. Sebelumnya, beberapa bulan lalu, harga jagung di tingkat petani di daerah Blitar selatan hanya Rp 4.300-Rp 4.500 per kg, tetapi perlahan naik menjadi Rp 5.700 per kg.
”Sekarang, di sini harganya Rp 5.900 per kg. Bahkan, ada yang di atas Rp 6.000 per kg. Harga naik sudah hampir tiga minggu ini. Penyebabnya jagungnya sudah berkurang di lahan. Sekarang harga dari petani saja sudah Rp 5.700-Rp 5.800 per kg,” katanya.
Dengan jumlah ayam sekitar 2.000 ekor, Widodo membutuhkan 1,5 kuintal jagung per hari. Biasanya, ia mendapatkan 1 ton jagung sepekan sekali.
Menurut dia, peternak tidak bisa mengurangi atau menggantikan jagung dengan pakan lain karena hal itu akan berdampak pada menurunnya kualitas telur. Telur yang sudah turun kualitasnya akan sulit dan butuh waktu lama untuk kembali lagi.
Melihat harga pakan tinggi, peternak mulai ada yang mengafkirkan ayam, dijual karena harga pakan terlalu tinggi. (Sukarman)
Saat ini harga telur Rp 18.800 per kg, lebih rendah daripada harga menjelang Ramadhan yang sempat di atas Rp 21.000 per kg. Namun, saat ini harga telur lebih baik daripada pekan pertama Ramadhan yang sempat anjlok di angka Rp 15.500 per kg. ”Dengan harga jagung segitu keuntungannya ngepres, sekadar bisa bertahan saja,” katanya.
Dihubungi secara terpisah, Wakil Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nasional Blitar Sukarman membenarkan tentang naiknya harga jagung pakan. Selain harga tinggi, mencari jagung juga sulit.
Sukarman, beberapa hari lalu, mendapatkan 10 ton jagung dari Blora, Jawa Tengah, dengan harga Rp 5.500 per kg. Padahal, satu bulan lalu, dia masih mendapat harga Rp 5.000 per kg dari daerah yang sama. ”Di Blitar ada, tetapi tinggal sedikit,” katanya.
Selain stok jagung berkurang, menurut Sukarman, peternak juga harus berebut dengan pabrik pakan yang membutuhkan bahan baku pakan. ”Melihat harga pakan tinggi, peternak mulai ada yang mengafkirkan ayam, dijual karena harga pakan terlalu tinggi,” ujarnya.
Jagung langka
Untuk mengatasi hal ini, menurut Sukarman, pihaknya sudah berkirim surat ke Kementerian Pertanian dan Menteri Perdagangan, dua pekan lalu, agar jagung hasil produksi di luar Jawa bisa masuk ke sentra peternak layer. Harapannya, pemerintah bisa menyubsidi dari sisi transportasi.
Blitar merupakan salah satu sentra ternak ayam layer di Jawa Timur. Kebutuhan jagung bagi peternak ayam di Blitar mencapai 1.000 ton per hari. Sedangkan populasi ayam layer saat ini diperkirakan mencapai 17 juta dengan produksi telur 1.200 ton per hari.
Tingginya kebutuhan akan jagung ternyata tidak sebanding dengan produksi jagung setempat. Dari catatan Kompas, potensi panen jagung berkisar 132.000-143.000 ton dari luasan lahan 22.000 hektar. Produktivitas jagung di Blitar mencapai 6-6,5 ton per hektar.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar Adi Andaka belum berhasil dikonfirmasi terkait masalah ini.
Adapun masalah jagung tidak hanya kali ini saja dihadapi oleh peternak ayam layer di Blitar. Tahun 2018, misalnya, mereka sempat mengalami kelangkaan jagung sehingga membuat pemerintah daerah dan pusat berusaha mencari stok jagung dari daerah lain melalui kemitraan hingga membantu peralatan pengering jagung.
Tidak hanya itu, pemerintah pusat juga sempat membantu mengarahkan ratusan ton jagung yang sejatinya untuk perusahaan pakan ke peternak di Blitar.