Kondisi perekonomian yang mulai pulih membuat bank memasang strategi agar perbaikan kinerja perbankan berkelanjutan.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah bank swasta dan BUMN mulai kembali membukukan laba bersih pada kinerja mereka di triwulan I tahun 2021. Untuk menciptakan pendapatan dan keuntungan yang berkelanjutan, perbankan adu strategi, di antaranya dengan mengembangkan aplikasi di platform digital.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk membukukan laba bersih Rp 625 miliar pada triwulan I-2021 atau tumbuh 36,75 persen secara tahunan.
Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengungkapkan, perolehan laba bersih ditopang peningkatan pendapatan bunga bersih perseroan yang naik 27,32 persen secara tahunan menjadi Rp 2,77 triliun.
Perseroan, lanjut Haru, akan terus berinovasi agar tetap tumbuh positif, terutama untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional. BTN juga akan terus memperkuat pencadangan untuk mengantisipasi berbagai risiko yang muncul akibat tekanan pandemi Covid-19.
”Misi utama kami adalah menyediakan rumah bagi masyarakat Indonesia, terutama masyarakat berpenghasilan rendah. Kami akan terus berinovasi sehingga semakin banyak masyarakat memiliki hunian sekaligus tetap mencatatkan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan,” kata Haru.
Misi utama kami adalah menyediakan rumah bagi masyarakat Indonesia terutama masyarakat berpenghasilan rendah. Kami akan terus berinovasi sehingga semakin banyak masyarakat memiliki hunian sekaligus tetap mencatatkan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. (Haru Koesmahargyo)
Pendapatan bunga bersih BTN meningkat seiring pertumbuhan kredit dan pembiayaan sebesar 3,19 persen menjadi Rp 261,34 triliun. Kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi masih menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan kredit BTN per triwulan I-2021, dengan kenaikan 9,04 persen secara tahunan menjadi Rp 122,96 triliun.
Sementara itu, KPR nonsubsidi mulai meningkat tipis 0,2 persen secara tahunan menjadi Rp 80,15 triliun. Secara keseluruhan, pertumbuhan kredit di segmen perumahan tumbuh 3,23 persen secara tahunan menjadi Rp 236,57 triliun.
Direktur Operation, IT, and Digital Banking BTN Andi Nirwoto mengungkapkan, perseroan mengembangkan layanan perbankan mobile yang pemanfaatannya tidak sekadar untuk bertransaksi dan melayani simpanan, tetapi juga melayani pembiayaan perumahan.
Andi menambahkan, BTN akan mengembangkan platform perbankan mobile yang berorientasi pada ekosistem BTN. ”Kami tengah mengembangkan portal property sebagai interaksi digital antara nasabah dengan ekosistem di bisnis properti seperti developer hingga notaris,” ujarnya.
Secara terpisah, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja mengatakan, BCA beserta entitas anak usaha membukukan laba bersih Rp 7 triliun pada triwulan I-2021 atau tumbuh 7 persen secara tahunan.
Menurut dia, pencapaian ini sejalan dengan kondisi perekonomian yang berangsur-angsur pulih dari pandemi. BCA membukukan pertumbuhan kredit positif pada segmen korporasi, ditopang permintaan pada industri telekomunikasi, minyak nabati dan hewani, serta perkebunan.
”Namun, aktivitas bisnis yang belum pulih sepenuhnya menyebabkan pertumbuhan total kredit BCA terkoreksi menjadi Rp 586,8 triliun pada akhir Maret 2021,” ujarnya.
Koreksi pada segmen kredit komersial dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) 6,4 persen menjadi Rp 178,9 triliun dan kredit konsumer yang terkontraksi 10 persen menjadi Rp 139,5 triliun. Pertumbuhan tahunan segmen kredit korporasi 0,9 persen menjadi Rp 262,6 triliun per Maret 2021.
Pertumbuhan dana pihak ketiga memungkinkan BCA mencetak pendapatan bunga yang lebih tinggi dari aset tresuri sehingga menyeimbangkan penurunan imbal hasil. BCA juga menurunkan suku bunga produk deposito sehingga berdampak pada beban pendapatan bunga yang lebih rendah.
Terkait layanan digital, BCA berencana menggabungkan Klik BCA dengan BCA Mobile ke dalam satu aplikasi untuk memudahkan nasabah mengakses layanan perbankan. Nantinya BCA juga akan memfasilitasi layanan perdagangan secara elektronik untuk menawarkan produk jasa atau barang.
”Mungkin tidak dalam waktu cepat karena memerlukan persiapan yang luar biasa pelik dan harus sabar satu demi satu,” kata Jahja.
Sementara itu, PT Bank BTPN Syariah Tbk mencatatkan laba bersih setelah pajak Rp 375 miliar pada triwulan I-2021. BTPN Syariah mencatatkan pertumbuhan penyaluran pembiayaan ke segmen ultra mikro sebesar 6 persen menjadi Rp 9,7 triliun.
BCA berencana menggabungkan Klik BCA dengan BCA Mobile ke dalam satu aplikasi untuk memudahkan nasabah mengakses layanan perbankan.
Sementara itu, hingga Desember 2020, PT Bank BTPN Tbk mencatatkan penurunan penyaluran kredit 4 persen secara tahunan menjadi Rp 136,2 triliun. Untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan kredit, perseroan menghimpun pendanaan Rp 145,5 triliun hingga akhir Desember 2020.
Sejumlah indikator keuangan ini menunjukkan diperlukan langkah-langkah strategis untuk menjaga kondisi fundamental perseroan, salah satunya tidak membagikan dividen kepada para pemegang saham.