Presiden Jokowi Berharap KIT Batang Buka Banyak Lapangan Kerja
Presiden Joko Widodo, Rabu (21/4/2021), meninjau perkembangan pembangunan Kawasan Industri Terpadu Batang. Kawasan industri ini diharapkan bisa membuka lapangan kerja untuk 250.000 orang.
Oleh
Nina Susilo/Kristi D Utami
·3 menit baca
BATANG, KOMPAS — Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah, diharapkan mampu membuka lapangan kerja seluas-luasnya. Tak hanya menggerakkan ekonomi wilayah, kawasan industri ini juga diyakini mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Presiden Joko Widodo meninjau perkembangan pembangunan kawasan industri yang terletak di Desa Ketanggan, Gringsing, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Rabu (21/4/2021) siang. Dalam peninjauan ini, Presiden didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala Badan Koordinas Penanaman Modal Bahlil Lahadalia, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Bupati Batang Wihaji. Selain itu, hadir pula jajaran direksi PT Perkebunan Nusantara III dan direksi Grand Batang City.
Secara keseluruhan, luas Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang atau disebut juga Grand Batang City 4.300 hektar. Pembangunan KITB fase I seluas 450 hektar hampir selesai.
Pekerjaan pematangan lahan untuk ketiga zona fase pertama ini sudah 99 persen sejak penyiapan lahan dimulai pada Juli 2020. Bersamaan dengan itu, pemerintah membangun sejumlah infrastruktur pendukung dan akses jalan, baik di dalam maupun dari dan menuju kawasan industri itu. Pembangunan KIT Batang dilakukan PT Pembangunan Perumahan (Persero) bersama BUMN lain.
”Bagian 450 hektar ini akan dipakai untuk investasi-investasi, terutama yang berkaitan dengan teknologi,” kata Presiden dalam keterangan pers.
Pada bulan Mei, akan dilakukan peletakan batu pertama untuk industri kaca yang disebut Presiden Jokowi sebagai industri kaca terbesar di Asia Tenggara. Pada Juni atau Juli, akan ada industri prekursor katoda yang mulai dibangun. Oleh karena itu, Presiden meminta semua fasilitas penunjang segera dirampungkan.
”Kita harap, (kawasan industri ini) bisa menyerap tenaga kerja sebanyak-banyaknya dan memberikan peluang pekerjaan seluas-luasnya,” tutur Presiden.
Diperkirakan, KIT Batang bisa membuka lapangan kerja untuk 250.000 orang. Kawasan ini juga diharap mendatangkan investasi Rp 41,8 triliun pada fase pertama. Arus modal yang masuk ke Indonesia diyakini akan menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Sebelumnya, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, pertengahan Februari lalu, memastikan BKPM mengawal pembangunan kawasan industri ini. Saat itu, Bahlil juga menyebutkan beberapa perusahaan besar yang segera mengisi 170 hektar lahan adalah perusahaan baterai asal Korea Selatan, LG Energy Solution; industri kaca asal Korea Selatan, KCC Glass; produsen pipa plastik asal Belanda, Wavin; dan perusahaan keramik asal India, Abroad Vitrified.
LG akan berinvestasi Rp 142 triliun di industri baterai terintegrasi. Investasi ini terdiri atas smelter nikel di Maluku Utara dan proses produksi hilir, seperti sel baterai katoda, industri prekursor, dan katoda di KIT Batang. Adapun KCC Glass, perusahaan kaca asal Korea Selatan, akan berinvestasi Rp 3 triliun-Rp 4 triliun.
Di KIT Batang, investor tak perlu membayar sewa selama lima tahun. Bahlil juga memastikan pengurusan izin murah dan mudah. Sebab, BKPM membantu pengurusan izin operasi dan izin usaha, baik di tingkat pusat maupun daerah.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga menyampaikan komitmennya untuk mendukung percepatan pembangunan KIT Batang. Salah satu yang dilakukan adalah mempermudah dan mempercepat perizinan investasi. Ia mengimbau jajarannya di provinsi dan di kabupaten/kota bekerja serius.
”Saya sudah perintahkan kepada provinsi dan kabupaten/kota yang mengurus investasi untuk tidak main-main, tolong dipantau dan didorong. Dengan adanya UU Cipta Kerja, banyak perizinan panjang sekarang bisa dipangkas jadi lebih simpel,” kata Ganjar di Batang.
Selain mempermudah perizinan, pemerintah daerah juga akan menyiapkan tenaga kerja terampil. Menurut Bupati Batang Wihaji, pihaknya sudah menyiapkan balai latihan kerja untuk mendidik tenaga kerja lokal.
”Kami akan memastikan investor menyerap tenaga kerja lokal, terutama warga Batang. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden,” ujarnya.
Wihaji menambahkan, Pemerintah Kabupaten Batang juga sedang mempersiapkan sentra kuliner di sekitar KIT Batang. Sentra kuliner tersebut akan dibangun di lahan seluas 20 hektar milik pemerintah setempat. Sentra kuliner ini akan diisi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah lokal Batang.
KIT Batang ini dinilai memiliki daya saing yang baik. Karena itu, Presiden Jokowi mengharapkan KIT Batang menjadi contoh untuk kawasan-kawasan industri di provinsi lain.