Mudik Dilarang, Bisnis Wisata di Kota-kota Besar Bakal Marak
Akibat kebijakan larangan mudik pada Lebaran tahun ini, mobilitas masyarakat di kota-kota besar lokasi perantauan kemungkinan akan tinggi.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Akibat kebijakan larangan mudik pada Lebaran tahun ini, mobilitas masyarakat di kota-kota besar lokasi perantauan kemungkinan akan tinggi. Industri pariwisata pun bersiap melayani turis lokal yang tidak dapat pergi ke daerah.
Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran menilai, Lebaran selalu menjadi pendorong kegiatan berwisata bagi wisatawan domestik. Meski demikian, kebijakan larangan mudik tanggal 6-17 Mei 2021 diprediksi akan menahan mobilitas wisatawan ke daerah. Adapun sebagian besar pekerja formal, yang menjadi penggerak wisata terbesar, akan berwisata di tempat domisili mereka, yaitu di kota-kota besar.
”Sekarang orang-orang yang tidak bisa pergi jauh selama Lebaran mungkin akan berlibur di kotanya masing-masing. Mereka bisa merencanakan staycation (wisata menginap) di hotel atau pergi ke mal dan restoran untuk berkumpul bersama keluarga,” ujarnya kepada Kompas, Senin (19/4/2021).
Kecenderungan ini, menurut dia, harus dipersiapkan industri pariwisata di kota-kota besar. Sistem protokol kesehatan harus dipastikan penyedia jasa pariwisata, termasuk hotel dan restoran, untuk menyambut masyarakat yang daya beli wisatanya sudah mulai pulih.
Maulana mengatakan, tren tersebut bisa memberi keuntungan bagi penyedia destinasi wisata di kota besar. Untuk membantu pemerintah menekan angka penularan Covid-19, agen perjalanan daring, seperti Tiket.com, pun mendukung kegiatan wisata domestik.
”Kegiatan wisata seperti staycation yang aman bersama keluarga inti masih kami dorong agar tidak ada kluster penularan Covid-19. Kami mempermudah masyarakat dengan memberi fitur dan program yang relevan,” kata Co-Founder dan Chief Marketing Officer Tiket.com Gaery Undarsa dalam pertemuan virtual hari ini.
Dukungan diberikan Tiket.com, antara lain, dengan meluncurkan fitur TO DO pada Januari lalu untuk membantu pengguna merencanakan perjalanan, seperti mengecek dan memesan tiket atraksi dan hotel di sekitar tempat mereka tinggal.
Gaery juga mengatakan, mereka bekerja sama dengan dinas pariwisata lokal membuat lokakarya bagi pelaku usaha kecil dan menengah di sektor wisata. Kegiatan ini, misalnya, telah dilakukan di Bali dengan memberi pelatihan membuat tempat cuci tangan di destinasi turis.
”Ke depan, pariwisata domestik ini akan menjadi anak emas. Pandemi Covid-19 membuka kesempatan baru bagi pariwisata domestik selama mereka bisa meningkatkan layanannya,” ujarnya.
Sejauh ini, Tiket.com mencatat adanya peningkatan transaksi pariwisata. Pembelian tiket pesawat, misalnya, sampai triwulan I-2020 meningkat 331 persen, pemesanan hotel juga naik tajam pada angka 321 persen, dan tiket TO DO juga meraih level popularitas baru dengan pertumbuhan angka transaksi mencapai 10.083 persen. Kenaikan ini dihitung dari rata-rata performa pada masa pandemi tahun 2020.
Angka-angka tersebut tidak luput dari kontribusi beberapa kampanye, seperti MTM (Malu Tanggal Muda) dan kampanye tanggal merah yang masih menjadi favorit masyarakat. Berdasarkan data yang dihimpun, pesta diskon tahunan Tiket.com Mendadak OTW (Online Tiket Week) yang digelar pada tanggal 5-11 April lalu mendorong angka pembelian tiket pesawat sebesar 81 persen, pemesanan hotel sebesar 131 persen, dan tiket TO DO sebesar 75 persen.