Surabaya Siapkan Vaksinasi Pendidik Keagamaan dan Pramuniaga
Surabaya, Jawa Timur, terus memperluas cakupan vaksinasi Covid-19 demi mewujudkan kekebalan kelompok. Guru dan fasilitator mengaji dan sekolah minggu sedang didata untuk vaksinasi tahap kedua.
Oleh
AMBROSIUS HARTO/ AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, menyiapkan vaksinasi Covid-19 untuk pendidik keagamaan dan pramuniaga. Vaksinasi bertujuan mewujudkan kekebalan kelompok dan persiapan kegiatan tatap muka ketika situasi pandemi Covid-19 dinyatakan terkendali.
Pendidik keagamaan terutama guru mengaji dan guru atau fasilitator sekolah minggu untuk anak-anak. Serangan wabah sejak Maret 2020 memaksa kegiatan pendidikan keagamaan di luar sekolah itu terhenti atau secara dalam jaringan internet (online).
Situasi wabah yang menurun membawa harapan bahwa kegiatan persekolahan, termasuk mengaji dan sekolah minggu, bisa diadakan secara tatap muka meski dengan penerapan protokol kesehatan. Untuk itu, guru dan fasilitator perlu mendapat vaksinasi dengan harapan menekan potensi penularan Covid-19 (coronavirus disease 2019) akibat virus korona jenis baru (SARS-CoV-2) di masa depan.
Guru dan fasilitator di jenjang lainnya juga perlu mendapat vaksinasi sehingga sedang didata. (Supomo)
Vaksinasi untuk pramuniaga disiapkan karena mereka termasuk dalam kelompok rentan tertular karena kontak dan mobilitas tinggi. Di sisi lain, vaksinasi tahap kedua juga mulai diberikan kepada pedagang atau pengasong di pasar serta pengelola usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Pada Kamis (1/4/2021), lebih dari 3.000 pedagang Pasar Kapasan, Genteng Baru, Karangpilang, Pegirian, Wonokusumo, Wonokromo, Pucang Anom, Tambahrejo, Pabean, Kendangsari, Dupak Bandarejo, Balongsari, Manukan Kulon, Babaan, Blauran Baru, dan Dukuh Kupang mendapat vaksinasi Covid-19.
”Vaksinasi untuk guru, dosen, dan tokoh agama sudah dilaksanakan sehingga fasilitator mengaji dan sekolah minggu perlu juga segera divaksin,” kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di sela-sela memantau situasi ibadat Jumat Agung di Surabaya, Jumat (2/4/2021).
Fasilitator keagamaan
Eri mengatakan, Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan sedang mendata sasaran fasilitator keagamaan, yakni guru mengaji dan sekolah minggu. Menurut data Dinas Pendidikan, di Surabaya, ibu kota Jatim, ada lebih dari 2.000 taman pendidikan Al Quran dan sekolah minggu. Ada hampir 20.000 guru dan fasilitator mengaji dan sekolah minggu.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo menyampaikan, vaksinasi telah diberikan untuk lebih dari 25.000 guru dan pegawai sekolah dasar-sekolah menengah pertama. Vaksinasi menjadi salah satu persiapan tahun ajaran baru yang dalam tradisi dimulai pertengahan Juli dengan metode persekolahan tatap muka, tetapi jika situasi wabah dianggap terkendali.
”Guru dan fasilitator di jenjang lainnya juga perlu mendapat vaksinasi sehingga sedang didata,” ujar Supomo yang sebelumnya menjabat Kepala Dinas Sosial.
Untuk vaksinasi pedagang, Direktur Teknik dan Usaha Perusahaan Daerah Pasar Surya Muhibuddin mengatakan, vaksinasi dilaksanakan di pasar, gedung, atau puskesmas terdekat. Vaksinasi diperuntukkan bagi pedagang yang telah mendapat sosialisasi lalu segera mendaftar beberapa hari sebelum pelaksanaan. Vaksinasi berlangsung di pasar atau fasilitas terdekat agar pedagang tidak lama meninggalkan lapak atau tak mengganggu kegiatan ekonomi mereka.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, sasaran yang telah mendapat vaksinasi sudah lebih dari 400.000 orang. Jumlah ini setara dengan 14 persen dari populasi Surabaya yang sebanyak 2,875 juta jiwa.
Menurut Febria, perluasan cakupan vaksinasi ditempuh dengan keserentakan, massal, dan membuka akses ke seluruh lapisan masyarakat. Dengan cakupan yang meluas, diharapkan jumlah sasaran membesar mendekati populasi untuk membentuk kekebalan kelompok dari Covid-19. Kekebalan kelompok diharapkan menekan potensi penularan pandemi yang belum mereda.
”Pemberian vaksin dari pusat juga melihat perkembangan daerah. Yang cepat menghabiskan vaksin akan dikirimi sehingga Surabaya mempercepat vaksinasi agar program ini terus berjalan sampai semua warga terlindungi,” kata Febria.
Sementara guru sekolah minggu di gereja-gereja kini mulai didata oleh Kantor Kementerian Agama Kota Surabaya untuk segera divaksinasi. Koordinator Pembina Iman Anak Katolik (BIAK) Paroki Roh Kudus Surabaya Maria Handoko mengatakan, paling tidak ada 100 pembina BIAK di paroki tersebut yang belum divaksinasi.
”Luar biasa sekali pembina BIAK diberi kesempatan pertama untuk divaksin,” ujarnya.