Ragam Aplikasi Super Keuangan Makin Manjakan Masyarakat
Perusahaan penyedia layanan keuangan kini berlomba menghadirkan layanan berbasis teknologi digital. Dengan memanfaatkan aplikasi berbasis ponsel pintar, pelanggan semakin dimanjakan dengan berbagai layanan keuangan.
Oleh
ERIKA KURNIA
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan penyedia layanan keuangan kini berlomba menghadirkan layanan berbasis teknologi digital yang semakin memanjakan masyarakat. Mereka mengembangkan aplikasi super untuk meningkatkan akses ke berbagai layanan keuangan.
PT Sedaya Multi Investama atau Astra Financial, kelompok layanan keuangan milik PT Astra International Tbk, Senin (29/3/2021), meluncurkan sebuah aplikasi super atau superapp bernama Moxa. Melalui aplikasi ini, pengguna dapat menikmati berbagai layanan, mulai dari pembiayaan kendaraan dan elektronik, pinjaman multiguna, persiapan dana pendidikan, pembiayaan haji dan umrah, asuransi kendaraan, hingga asuransi jiwa.
Direktur Astra Financial Handoko Liem mengatakan, keragaman fitur didukung sedikitnya tujuh perusahaan ternama Astra, antara lain Astra Credit Companies (ACC), FIFGROUP, dan Astra Life. Pengguna tidak perlu repot berpindah aplikasi berkat layanan satu pintu yang disediakan Moxa.
Sebagai contoh, pengguna bisa belanja mobil lewat aplikasi tersebut dan melakukan pembayaran secara kredit hingga pembelian asuransi kendaraan. Pengguna bahkan juga difasilitasi untuk memesan waktu test drive kendaraan.
”Salah satu aspek terpenting dalam transformasi digital adalah memberikan kemudahan bagi semua pengguna dari berbagai segmen. Kehadiran fitur unggulan Moxa diharapkan mampu memfasilitasi keinginan pengguna yang mendambakan aplikasi simpel, praktis, dan efisien,” tutur Handoko dalam acara peluncuran secara virtual.
Peluncuran aplikasi tersebut merupakan bentuk dukungan Astra Financial terhadap kebijakan Otoritas Jasa Keuangan yang tercantum dalam Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia (MPSJKI) 2021-2025. Langkah tersebut merupakan upaya akselerasi transformasi digital dan pengembangan ekosistem jasa keuangan sehingga mampu mewujudkan sistem keuangan nasional yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil.
Sebelumnya, perusahaan perbankan, seperti PT Bank Central Asia Tbk (BCA), juga mengumumkan rencana peluncuran BCA Digital atau bank digital BCA tahun ini. Direktur Keuangan Vera Eve Lim menuturkan, BCA Digital akan memfasilitasi berbagai transaksi perbankan digital melalui aplikasi digital berbasis telepon pintar, sekaligus meningkatkan basis nasabah.
BCA Digital bakal menyalurkan kredit, khususnya menyasar segmen individual bisnis, ritel, serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). ”Dari terget usia, BCA Digital akan menggarap seluruh segmen tanpa membatasi usia kelompok tertentu,” ujarnya (Kompas.id, 23/1/2021).
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk juga berencana mentransformasi anak usahanya, PT BRI Agroniaga Tbk atau BRI Agro, menjadi bank yang fokus untuk segmen digital. Dengan memiliki bank digital, BRI ingin berperan lebih dalam mendorong inklusi keuangan di Tanah Air.
”Kemudahan akses layanan bank digital menjadi opsi paling baik dan paling cepat untuk meningkatkan inklusi keuangan,” kata Direktur Utama BRI Sunarso.
Pengembangan aplikasi digital yang memenuhi beragam layanan juga sudah lama dikerjakan perusahaan teknologi yang bisnis utamanya bukan di jasa keuangan. Sebut saja Gojek, yang awalnya sebagai penyedia layanan ride hailing untuk transportasi orang, makanan, dan barang, kini menguatkan layanan keuangan digital lewat unit usaha Gopay.
Gopay, yang pertama kali diperkenalkan pada 2016 atau setahun setelah Gojek diluncurkan, kini telah menghadirkan beragam solusi keuangan, dari transaksi bayar di tempat, bayar nanti atau paylater, donasi, hingga investasi.
Budi Gandasoebrata, Managing Director Gopay, kepada Kompas mengatakan, performa Gopay yang sempat turun di awal pandemi telah melonjak kembali, bahkan dengan nilai transaksi yang melampaui sebelum pandemi dengan kinerja yang lebih efisien. Sebagai contoh, nilai transaksi Gopay mengalami peningkatan signifikan pada 2020 untuk produk investasi emas dan reksa dana (hampir 7 kali lipat) dan transaksi Gopay Paylater (3,3 kali lipat).
”Pandemi telah mentransformasi kebiasaan masyarakat, terutama aktivitas digital. Pembayaran digital semakin diandalkan sebagai opsi pembayaran utama bagi masyarakat di masa pandemi. Kami melihat preferensi konsumen, dengan alasan kebersihan dan keamanan, juga sudah berpindah ke ranah digital dan lebih sadar terhadap layanan jasa keuangan,” tutur Budi.
Peneliti Bidang Inovasi dan Ekonomi Digital Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda, berpendapat, tren menghadirkan aplikasi super menjadi salah satu cara untuk meningkatkan pengalaman pelanggan yang kini sudah lebih melek digital dengan peningkatan akses internet dan ponsel pintar.
”Sekarang semakin banyak perusahaan penyedia jasa layanan keuangan yang mengutamakan customer experience (pengalaman pelanggan). Oleh karena itu, wajar jika mereka memberikan konsumen satu aplikasi dengan berbagai layanan,” kata Nailul yang dihubungi hari ini.
Tren aplikasi super, yang lebih dulu dipimpin perusahaan-perusahaan teknologi, juga menjadi jalan untuk mengefisiensikan layanan sekaligus memperluas pasar yang lebih luas. Kehadiran aplikasi super untuk layanan keuangan juga dinilai masih memiliki potensi pasar yang luas.
”Aplikasi super untuk sektor keuangan ini pasarnya sangat terbuka, karena dari data baru sekitar 25 persen orang yang memanfaatkan layanan perbankan, selain tabungan, seperti asuransi, kredit, dan investasi. Jadi, banyak peluang yang bisa dimanfaatkan perusahaan jasa keuangan melalui aplikasi super,” lanjutnya.
Ini juga didukung peningkatan keamanan dan layanan oleh penyedia layanan keuangan. Data global jaringan penyedia jasa profesional multinasional, Deloitte, menunjukkan bahwa, selama pandemi, 18 persen penyedia layanan keuangan meluncurkan metode pembayaran nirsentuh dengan bantuan digitalisasi.
Pada 2021, Co-Founder and CRO of HES Fintech Dmitry Dolgorukov menulis di laman Forbes, penyedia layanan keuangan salah satunya akan fokus pada peningkatan layanan peminjaman digital. Tingkat personalisasi dalam layanan yang ditawarkan akan meningkat agar sesuai dengan generasi baru.
”Digitalisasi juga mendorong penyedia layanan keuangan untuk membuat penawaran mereka lebih dapat dimengerti oleh klien. Ini sebagian besar didorong klien usia muda yang bisa sekaligus menjadi program untuk mengajarkan literasi keuangan,” tulisnya pada Maret 2021.