Produk Pertanian dan UMKM Bali Didorong Berorientasi Ekspor
Bea Cukai Denpasar mendorong peningkatan ekspor dari Bali. Peningkatan ekspor dari daerah diharapkan mengungkit perekonomian Bali yang mengalami turbulensi akibat pandemi Covid-19.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA
·4 menit baca
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean A Denpasar Kusuma Santi Wahyuningsih (kanan) menyerahkan kenang-kenangan kepada Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (kiri) serangkaian acara tatap muka (simakrama) bertema ”Percepatan Program PEN Melalui Potensi Ekspor, UMKM, dan Pariwisata” yang diselenggarakan di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean A Denpasar, Kota Denpasar, Selasa (23/3/2021).
DENPASAR, KOMPAS — Perekonomian daerah di Bali mengalami turbulensi akibat terpuruknya sektor pariwisata yang menjadi motor penggerak ekonomi Bali. Pihak Bea dan Cukai Denpasar mendorong produk pertanian serta usaha mikro, kecil, dan menengah di Bali agar juga berorientasi ke pasar luar negeri.
Peningkatan ekspor hasil pertanian dan produk UMKM dari Bali tersebut, menurut Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean A Denpasar Kusuma Santi Wahyuningsih, akan berkontribusi terhadap percepatan pemulihan ekonomi nasional ataupun daerah.
Hal tersebut disampaikan Kusuma Santi serangkaian acara tatap muka (simakrama) bertema ”Percepatan Program PEN Melalui Potensi Ekspor, UMKM, dan Pariwisata” yang diselenggarakan di KPPBC Tipe Madya Pabean A Denpasar, Kota Denpasar, Selasa (23/3/2021).
Ketika memberikan sambutan dalam acara simakrama Bea Cukai Denpasar, Selasa (23/3/2021), Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengatakan, pandemi penyakit Covid-19 memengaruhi sendi kehidupan masyarakat. Ekonomi Bali terkontraksi dan mengalami pertumbuhan negatif mulai kuartal II-2020.
Wakil Gubernur Bali yang lebih akrab disapa Tjok Ace itu mengungkapkan, Bali masih mengandalkan sektor pariwisata. Dalam suasana pandemi Covid-19, ujar Tjok Ace, Bali sudah membuka pintu bagi wisatawan dalam negeri mulai Juli 2020.
Untuk menjaga kepercayaan dan menumbuhkan keyakinan berwisata di Bali tetap aman dan nyaman, kata Tjok Ace, pemerintah mensyaratkan pelaksanaan protokol kesehatan, termasuk penerapan protokol kesehatan bidang pariwisata berbasis kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan (CHSE).
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati memberikan sambutan dalam acara tatap muka (simakrama) bertema ”Percepatan Program PEN Melalui Potensi Ekspor, UMKM, dan Pariwisata” yang diselenggarakan di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean A Denpasar, Kota Denpasar, Selasa (23/3/2021).
Dalam materi paparan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Bali, pandemi Covid-19 juga berdampak terhadap bertambahnya penganggur dan meningkatnya kemiskinan di Bali meski tingkat pengangguran ataupun kemiskinan di Bali masih di bawah rata-rata nasional.
Sektor ekonomi Bali melambat dan pendapatan asli daerah (PAD) Bali menurun, yang disebabkan, antara lain, menurunnya jumlah kunjungan wisatawan ke Bali dan ditutupnya sejumlah kawasan wisata akibat pandemi Covid-19.
Produk pertanian berupa biji kakao fermentasi hasil produksi petani anggota Koperasi Kerta Semaya Samaniya (KSS), Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Senin (19/10/2020), akan diekspor ke Belanda melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur. Suasana pelepasan ekspor biji kakao fermentasi produk Koperasi Kerta Semaya Samaniya di Kabupaten Jembrana.
Merek Bali
Dalam diskusi serangkaian acara simakrama tersebut, Kepala Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam di Bappeda Bali I Wayan Sudarsa mengungkapkan, nama Bali sudah dikenal luas sehingga hasil pertanian, produk kerajinan, ataupun produk UMKM dan IKM yang menggunakan merek Bali akan memiliki daya jual dan berpotensi dipasarkan, termasuk untuk tujuan ekspor.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali pada awal Maret 2021 tentang perkembangan ekspor dan impor di Provinsi Bali periode Januari 2021, nilai ekspor Bali pada Januari 2021 mengalami penurunan dibandingkan dengan periode Desember 2020 ataupun dibandingkan dengan pencapaian pada Januari 2020.
Nilai ekspor barang Provinsi Bali pada Januari 2021 tercatat 35,28 juta dollar AS atau menurun 15,99 persen dibandingkan dengan nilai ekspor pada Desember 2020. Nilai ekspor Provinsi Bali pada Desember 2020 mencapai 41,99 juta dollar AS.
Ketua Koperasi Kerta Semaya Samaniya, Kabupaten Jembrana, Ketut Wiadnyana mengatakan, produk pertanian Bali, khususnya biji kakao fermentasi, berpotensi ekspor dan diminati pasar di luar negeri, antara lain di Perancis, Belanda, dan Jepang.
Kami dari pengusaha membuat nota kesepahaman dengan koperasi petani yang menyuplai bahan baku arak. (Juli Arsana)
Ditemui di KPPBC Denpasar, Selasa, Wiadnyana menyatakan, Koperasi Kerta Semaya Samaniya, yang bermitra dengan Yayasan Kalimajari dan didukung Bea Cukai Denpasar, sudah mengekspor biji kakao fermentasi bersertifikat organik secara mandiri dan tidak melalui pihak ketiga.
Produk olahan yang memiliki peluang dipasarkan ke luar negeri, antara lain, arak dan minuman beralkohol khas Bali lainnya. Direktur Utama PT Lovina Industri Sukses, Kabupaten Buleleng, Nyoman Juli Arsana mengatakan, Pemerintah Provinsi Bali telah mengeluarkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020.
Pergub ini tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan atau Distilasi Khas Bali yang memberikan pengaturan, pengendalian, dan juga pelindungan terhadap arak serta minuman beralkohol produk lokal Bali yang diproduksi secara legal.
”Kami dari pengusaha membuat nota kesepahaman dengan koperasi petani yang menyuplai bahan baku arak,” kata Arsana ketika ditemui di KPPBC Denpasar, Selasa. PT Lovina Industri Sukses memproduksi arak distilasi merek De’Wan yang menggunakan bahan baku arak hasil petani di Buleleng.
Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean A Denpasar Kusuma Santi Wahyuningsih dalam acara tatap muka (simakrama) bertema ”Percepatan Program PEN Melalui Potensi Ekspor, UMKM, dan Pariwisata” yang diselenggarakan di KPPBC Tipe Madya Pabean A Denpasar, Kota Denpasar, Selasa (23/3/2021).
Lebih lanjut Kusuma Santi mengatakan, Bea Cukai Denpasar bersama seluruh pemangku kepentingan yang terkait, termasuk Pemprov Bali, berkomitmen mendukung peningkatan ekspor komoditas dari Bali dan menggali potensi Bali yang berpeluang ekspor.
Bea Cukai Denpasar, menurut Kusuma Santi, juga memfasilitasi pertemuan bisnis antara produsen dan pembeli, selain memberikan fasilitasi dan pendampingan dalam upaya mendorong ekspor dari daerah. ”Kami berharap dengan sinergi dan kerja sama ini Bali bisa bangkit,” kata Kusuma Santi.
Sementara acara simakrama yang dilaksanakan KPPBC Denpasar, Selasa, juga digelar secara dalam jaringan (daring), selain berlangsung secara di luar jaringan (luring).