logo Kompas.id
EkonomiSurplus, tapi kok Impor?
Iklan

Surplus, tapi kok Impor?

Dengan kinerja produksi padi yang relatif baik dua tahun terakhir, lalu berlanjut di awal tahun ini, Indonesia semestinya mampu mencukupi kebutuhan beras penduduknya. Namun, kenapa pemerintah memutuskan impor 1 juta ton?

Oleh
Mukhamad Kurniawan
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/aZX4mTiMbizx3AmEf97J8v6xsoA=/1024x652/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2F8a222e10-81dc-4911-8d6f-8185f9e8b0d1_jpg.jpg
Kompas/Hendra A Setyawan

Petani di Sukamulya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mulai memanen padi, Kamis (11/3/2021). Para petani di kawasan ini berharap harga beras tidak turun saat panen raya. Sementara itu, pemerintah memutuskan bakal mengimpor 1 juta ton beras pada tahun ini untuk menjaga stok beras pemerintah.

Produksi padi nasional tahun lalu cukup menggembirakan. Meski luas panennya 0,02 juta hektar lebih kecil dibandingkan dengan tahun 2019, produksi beras naik dari 31,31 juta ton (2019) menjadi 31,33 juta ton (2020). Artinya, produktivitas naik. Angka produksi itu juga lebih tinggi dari konsumsi beras nasional tahun lalu yang diperkirakan 29,3 juta ton.

Kabar baik itu diikuti kondisi curah hujan pada akhir 2020 yang kondusif untuk memulai tanam. Dampaknya, ada potensi peningkatan luas panen di semester I-2021. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan, luas panen padi selama Januari-April 2021 mencapai 4,86 juta hektar, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang 3,84 juta hektar.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000