SKK Migas Prioritaskan Cegah Penurunan Produksi di 2021
Industri hulu migas Indonesia menghadapi tantangan berat lantaran pandemi Covid-19 belum berlalu. Perlu berbagai terobosan untuk meningkatkan produksi migas di dalam negeri, termasuk reformasi tata kelola hulu migas.
Oleh
ARIS PRASETYO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas memprioritaskan pencegahan penurunan produksi minyak dan gas bumi pada tahun 2021. Produksi minyak 2020 mencapai 706.000 barel per hari atau sedikit melampaui target yang ditetapkan 705.000 barel per hari. Adapun target produksi gas bumi tercapai 98 persen dari target.
Dalam paparan kinerja dan capaian hulu migas oleh SKK Migas secara virtual, Kamis (31/12/2020) malam, produksi gas bumi tahun 2020 mencapai 5.461 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Adapun target produksi gas bumi yang ditetapkan di 2020 adalah 5.556 MMSCFD. Realisasi investasi hulu migas sebesar 10,21 miliar dollar AS atau di bawah target 12,1 miliar dollar AS.
”Target produksi migas tidak jauh berubah. Minyak ditargetkan tetap 705.000 barel per hari dan gas bumi 5.638 MMSCFD. Kami akan menerapkan operasi dan kegiatan yang masif, efisien, dan agresif untuk memastikan tidak terjadi penurunan produksi,” ujar Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyebut bahwa tahun 2020 adalah tahun yang berat bagi industri hulu migas di Indonesia lantaran pandemi Covid-19 yang terjadi sejak awal Maret 2020. Selain terjadi pembatasan pergerakan manusia dan barang, pandemi juga menjatuhkan harga minyak lantaran merosotnya permintaan energi global. Namun, beberapa sektor kinerja justru meningkat.
Selain terjadi pembatasan pergerakan manusia dan barang, pandemi juga menjatuhkan harga minyak lantaran merosotnya permintaan energi global.
”SKK Migas mampu menyelesaikan 15 proyek hulu sepanjang 2020 atau melampaui target 11 proyek yang ditetapkan. Ke-15 proyek tersebut mampu menambah produksi minyak sebanyak 9.182 barel per hari dan tambahan produksi gas bumi 111 MMSCFD,” kata Dwi.
Selain itu, SKK Migas juga berhasil menjaga angka rasio pemulihan cadangan lebih dari 100 persen, yaitu 102 persen sepanjang 2020. Artinya, dari 1 barel minyak yang dikuras, berhasil diperoleh cadangan baru sebanyak 1,02 barel. Penerimaan negara juga melebihi target, yakni sebesar 8,24 miliar dollar AS atau lebih tinggi daripada target sebesar 5,86 miliar dollar AS.
Untuk tahun ini, SKK Migas menargetkan pengeboran sumur pengembangan sebanyak 616 sumur dan pengeboran sumur eksplorasi sebanyak 43 sumur. Adapun kerja ulang (work over) sumur diharapkan dapat diterapkan pada 615 sumur dan perawatan sumur (well service) sebanyak 26.431 kegiatan di 2021. Sementara survei seismik tiga dimensi ditargetkan mencapai 1.549 kilometer persegi dan seismik dua dimensi sepanjang 4.569 kilometer.
Pasokan listrik
Sementara itu, guna meningkatkan keandalan operasi PT Pertamina Hulu Rokan, anak usaha PT Pertamina (Persero) yang mengelola Blok Rokan di Riau secara penuh mulai 9 Agustus 2021, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) berkomitmen memasok kebutuhan lisrtrik dan uap selama tiga tahun. Sebelumnya, Blok Rokan dikelola Chevron yang kontraknya berakhir pada 8 Agustus 2021. Lantaran tak diperpanjang pemerintah, kontrak pengelolaan diserahkan sepenuhnya kepada Pertamina.
”Dalam nota kesepahaman PLN dengan Pertamina, layanan PLN terbagi dua di masa transisi, yakni selama tiga tahun sejak 9 Agustus 2021 hingga 8 Agustus 2024, serta selanjutnya secara permanen akan terhubung ke sistem kelistrikan Sumatera,” ujar Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril dalam siaran pers.
Blok Rokan merupakan salah satu blok minyak terbesar di Indonesia. Pada triwulan I-2020, produksinya mencapai 182.000 barel per hari. Blok seluas 6.220 kilometer persegi ini memiliki 96 lapangan dengan tiga lapangan utama, yaitu Duri, Minas, dan Bekasap. Sejak beroperasi 1971 hingga 31 Desember 2017, total produksi di Blok Rokan mencapai 11,5 miliar barel.
Untuk tahun ini, SKK Migas menargetkan pengeboran sumur pengembangan sebanyak 616 sumur dan pengeboran sumur eksplorasi sebanyak 43 sumur.
Mengacu data SKK Migas, nilai investasi hulu migas di Indonesia terus menurun sejak lima tahun lalu. Besaran investasi pada 2015 tercatat 15,3 miliar dollar AS dan menurun menjadi 10,3 miliar dollar AS di tahun 2017. Secara perlahan naik hingga menjadi 11,8 miliar dollar AS pada 2019.
Setiap investasi hulu migas senilai 1 juta dollar AS, tenaga kerja yang terserap lebih dari 100 orang dengan peningkatan nilai tambah sebanyak 1,6 juta dollar AS. Adapun investasi sebanyak itu berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) senilai 700.000 dollar AS.
Badan Kebijakan Fiskal mengungkapkan bahwa Indonesia perlu memperbaiki iklim investasinya untuk menarik minat investor. Mengutip data dari Wood Mackenzie dan IHS Markit, dari 0 sampai 5, skala Indonesia untuk daya tarik fiskal hulu migas sebesar 2,4 atau di bawah rata-rata dunia yang sebesar 3,3. Padahal, di satu sisi, potensi migas Indonesia masih menarik untuk dikembangkan.