Perempuan Lebih Adaptif Memanfaatkan Ekosistem Digital
Pengusaha mikro dan kecil perempuan menunjukkan daya tahan lebih kuat di masa pandemi Covid-19. Dengan memanfaatkan ekosistem digital, mereka mampu bertahan, bahkan mengembangkan usahanya.
Oleh
SHARON PATRICIA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Meski jumlah perempuan yang menjalankan usaha mikro dan kecil lebih sedikit dibandingkan dengan laki-laki, tingkat pemanfaatan digital oleh perempuan lebih tinggi. Untuk lebih meningkatkan partisipasi perempuan dalam pemulihan ekonomi, akses yang setara harus disediakan.
Survei Badan Pusat Statistik pada 10-26 Juli 2020 menunjukkan, dari sekitar 35.000 responden di Indonesia, sekitar 48 persen populasi di Indonesia menggunakan internet dan memasuki pasar online telah menjadi strategi kunci mengatasi Covid-19. Dari jumlah tersebut, sekitar 42 persen usaha mikro dan 30 persen usaha kecil dimiliki oleh perempuan.
Namun, lebih dari 54 persen usaha mikro milik perempuan menggunakan internet untuk menjual produk, sementara usaha mikro milik laki-laki hanya 39 persen. Serupa untuk usaha kecil, sebanyak 68 persen dari usaha yang dimiliki oleh perempuan menggunakan internet, sementara usaha laki-laki yang menggunakan internet sebesar 52 persen.
Sejalan dengan itu, laporan ”Memanfaatkan Digitalisasi untuk Menghadapi Covid-19” yang diluncurkan pada Jumat (11/12/2020) memperlihatkan, 82 persen perempuan mengakui digitalisasi merupakan solusi. Langkah ini membantu mereka menyeimbangkan pekerjaan dan tanggung jawab domestik dan keluarga dengan lebih baik.
Laporan ini merupakan hasil studi dari Entitas Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Kesetaraan Jender dan Pemberdayaan Perempuan (UN Women) yang berkolaborasi dengan Pulse Lab Jakarta dan Gojek serta didukung oleh Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Inklusif (S-DNKI). Studi yang dilaksanakan selama bulan September hingga Oktober 2020 ini menggabungkan analisis big data dengan metode tradisional kuantitatif dan kualitatif kepada 2.220 responden.
Gender and Governance Specialist UN Women Indonesia Ryce Chanchai menyampaikan, hasil studi juga memperkirakan ada 75 persen usaha mikro dan kecil (UMK) milik perempuan dibandingkan dengan 78 persen UMK milik laki-laki yang telah mengambil tindakan untuk menghadapi hilangnya pemasukan. Namun, perempuan memiliki lebih sedikit pilihan dalam menghadapi situasi ini.
”Beberapa perbedaan jender terbesar muncul dalam hal mengakses dukungan keuangan. Baik dari lembaga formal maupun informal, sebuah strategi yang lebih banyak digunakan oleh UMK milik laki-laki (14 persen) daripada perempuan (13 persen),” kata Ryce.
Namun, menurut Social Systems Lead Pulse Lab Jakarta Maesy Angelina, perempuan lebih cenderung mendiversifikasi operasi usaha mereka dan lebih gesit dalam mengubah ruang lingkup usaha mereka, terutama usaha informal. Alhasil, mereka mendapat manfaat maksimal dari penggunaan platform digital untuk mengatasi dampak negatif pandemi Covid-19.
Untuk itu, dalam rangka pemulihan ekonomi, penting meningkatkan akses yang lebih besar terhadap penggunaan teknologi inovatif untuk pengusaha perempuan, termasuk platform digital. Hal ini harus dikombinasikan dengan mengatasi hambatan jangka menengah hingga jangka panjang.
”Mulai dari mengakses keuangan dan kredit, membangun literasi digital, infrastruktur, dan pengaturan kelembagaan yang memungkinkan kesetaraan jender di pasar tenaga kerja. Termasuk di dalamnya mengeksplorasi pendekatan pembiayaan alternatif, seperti crowdfunding dan pasar modal,” tutur Maesy.
UN Women Representative and Liaison to ASEAN Jamshed Kazi menyampaikan, laporan ini juga menunjukkan, selama pandemi, perempuan lebih mampu mengatasi krisis daripada laki-laki. Untuk itu, agar bisa keluar dari krisis akibat pandemi, investasi kepada perempuan harus ditingkatkan.
”Bukan artinya kita memprioritaskan perempuan atau memberi akses lebih banyak, tetapi saya pikir ini tentang memastikan adanya kesetaraan dalam alokasi sumber daya. Penting kita melihat penganggaran responsif jender dalam memastikan sumber daya dialokasikan dengan baik untuk mengurangi diskriminasi antara laki-laki dan perempuan,” kata Jamshed.
Bergerak bersama
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati mengatakan, laporan ini akan sangat bermanfaat bagi berbagai sektor, tidak terkecuali pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Kebijakan yang efektif dan tepat sasaran adalah kebijakan yang didasarkan pada data.
”Walaupun kegiatan UMK dalam masa pandemi Covid-19 mengalami penurunan omzet, saya percaya bahwa di balik tantangan selalu ada kesempatan. Kesempatan dalam hal ini adalah memanfaatkan teknologi informasi, berinovasi, dan berpikir kreatif,” katanya.
Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Victoria Simanungkalit menyampaikan, digitalisasi menjadi satu keharusan bagi pelaku usaha untuk bertahan di masa pandemi. Pemerintah pun memprioritaskan transformasi digital bagi UMK.
”Tidak hanya meningkatkan kapasitas, tetapi kami mendampingi para pelaku usaha mikro dan kecil agar transaksi benar-benar terjadi. Dengan begitu, usaha mereka dapat berkembang,” ujarnya.
Bantuan, menurut Victoria, salah satunya adalah Bantuan Presiden Produktif yang sudah mencapai target 100 persen. Bantuan senilai Rp 2,4 juta ini sudah disalurkan untuk 12 juta usaha mikro dan akan dilanjutkan pada tahun 2021.
Dalam upaya mendorong usaha mikro dan kecil untuk naik kelas, para pelaku usaha didorong untuk tergabung dalam lembaga koperasi. Melalui upaya ini, efisiensi pembuatan produk dapat dilakukan sehingga kekuatan dari pengusaha mikro menjadi lebih kuat.
”Saat ini seringnya pengusaha mikro itu berusaha sendiri-sendiri sehingga tidak kuat pemasarannya. Kami harap, dengan bersama-sama, pelaku usaha dapat lebih fokus menjalankan usaha dan bisa naik kelas,” ujar Victoria.
Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita menyampaikan, Gojek terus berupaya menghadirkan ekosistem digital untuk meningkatkan usaha mikro dan kecil.
”Proses bisnis dari buka sampai tutup toko kami bantu semua, termasuk logistik untuk mengirimkan kepada konsumen. Kami juga memiliki alat untuk UMK bisa melakukan pembukuan sederhana dan kalkulasi pendapatan harian sehingga bisa berbisnis lebih tepat dan aman,” ujar Nila.