Pekerja Mencoba Lagi Keberuntungan di Kartu Prakerja Gelombang 11
Antusiasme pendaftar kembali terasa sejak gelombang 11 pendaftaran Kartu Prakerja dibuka, Senin (2/11/2020). Mereka mengadu nasib demi mendapatkan bantuan pemerintah. Akan tetapi, jalan ini tidak mudah.
Oleh
FAJAR RAMADHAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah warga rela mendaftar berkali-kali demi mendapatkan insentif yang dijanjikan dalam program Kartu Prakerja. Sayangnya, pendaftaran Kartu Prakerja gelombang 11 yang dibuka sejak Senin (2/11/2020) siang hingga kini masih banyak dikeluhkan para pendaftar.
Dita Ayu Prastika (25), salah satu pendaftar Kartu Prakerja gelombang 11 asal Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, kembali mencoba keberuntungannya. Sebelumnya, ia sempat mendaftar kartu prakerja gelombang 3 dan 8. Sayang, Dita belum berhasil menembus dua gelombang tersebut.
”Tidak di semua gelombang, tetapi pernah nyoba dua kali. Hasilnya selalu gagal,” katanya saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (3/11/2020).
Meski dua kali harus gigit jari, Dita enggan menyerah. Ia mengaku sangat membutuhkan insentif Kartu Prakerja untuk menambah modal usaha produksi telur asinnya. Seperti diketahui, penerima Kartu Prakerja akan menerima insentif sebesar Rp 600.000 selama empat bulan. Hal ini menjadi alasan Dita mendaftar Kartu Prakerja gelombang 11 ini.
Usaha produksi telur asin Dita dirintis sejak beberapa bulan terakhir dengan modal yang minim. Jika diterima, insentif kartu prakerja gelombang 11 akan ia gunakan untuk meningkatkan produksi telur asin.
”Alhamdulilah sudah jalan walaupun pakai modal seadanya. Harapannya kalau dapat insentif bisa menambah modal produksi,” ujarnya.
Selain itu, Dita juga berencana mengakses pelatihan menulis dan membuat situs jika lolos. Selain menggeluti bisnisnya, ia ingin mengembangkan minat menulisnya. Selama ini, ia cukup aktif menulis di blog. Saat SMA, ia pernah tergabung dalam ekstrakurikuler jurnalis.
Hanya saja, tidak mudah mewujudkan keinginan mendapatkan Kartu Prakerja tersebut. Hingga Selasa siang, Dita masih kesulitan untuk mendaftar melalui situs www.prakerja.go.id. Beberapa kali, ia mengalami kendala sistem, mulai dari masalah e-mail verifikasi hingga pengisian nomor induk kependudukan (NIK).
”Email verifikasi masuknya bukan di kotak masuk (inbox) tapi di spam. Pas memasukkan NIK dan tanggal lahir juga selalu muncul pemberitahuan bahwa data yang dimasukkan salah,” ungkapnya.
Padahal, kondisi seperti ini tidak pernah dijumpai Dita ketika mendaftar Kartu Prakerja gelombang 3 dan 8. Kini, ia memiliki harapan agar proses pendaftaran Kartu Prakerja gelombang 11 ini dipermudah.
Keluhan serupa juga ditulis oleh puluhan pendaftar di kolom komentar akun Instagram Prakerja.go.id. Akun @rosma_rose27, misalnya, mengatakan, ”Mau daftar akun kok pas aktivasi KTP dan KK-nya kenapa gak mau ya min?”
Sama halnya dengan Dita, Sisil (28), pendaftar Kartu Prakerja gelombang 11 asal Malang, Jawa Timur, juga sangat berharap dapat menjadi penerima Kartu Prakerja. Saat ini, ia sangat membutuhkan insentif tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari sebab, sejak Mei, Sisil dirumahkan oleh perusahaannya.
Hingga kini, perusahaan belum memanggilnya kembali untuk bekerja. Kondisi ekonominya semakin berat lantaran ia tidak pernah menerima bantuan sosial dari pemerintah.
”Dari semua bantuan pemerintah, saya belum pernah dapat sekalipun,” katanya.
Sisil baru pertama kali ini mendaftar Kartu Prakerja. Ia mengaku tertarik setelah melihat temannya lolos sebagai penerima kartu prakerja dan menerima insentif. ”Ini masih nyoba daftar. Kebetulan teman ada yang dapat sehingga tertarik,” ujarnya.
Soal data
Direktur Operasi Kartu Prakerja Hengki Sihombing dalam siaran langsung Instagram di akun Prakerja menjelaskan, ada dua kemungkinan yang membuat NIK dan nomor KK tidak bisa dimasukkan. Pertama, nomor tersebut salah. Kedua, data yang dimasukkan belum diperbarui di dinas kependudukan dan pencatatan sipil (Disdukcapil).
”Kalau data tersebut sudah diperbarui, tentu tidak akan ada masalah. Silakan menghubungi disdukcapil setempat,” katanya.
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menjelaskan, dari 40 juta orang yang mendaftar pada gelombang 1-10, sebanyak 5.597.179 di antaranya telah mendapatkan SK penerima. Adapun jumlah insentif yang telah disalurkan mencapai Rp 5,7 triliun.
Denni meminta para pendaftar yang belum diterima untuk bersabar. Statistik menunjukkan, jumlah pendaftar sangat tidak sebanding dengan kuota penerima yang dipersiapkan. Para pendaftar setidaknya masih bisa mencoba peruntungannya pada tahun depan.
”Tahun depan, penerima Kartu Prakerja tidak akan sama dari penerima tahun ini. Kami menjalankan prinsip pemerataan,” ujarnya dalam diskusi virtual ”Peran Kartu Prakerja dalam Pembangunan SDM di Masa Pandemi” pada Selasa siang.
Berdasarkan survei evaluasi yang dilakukan Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja, hingga 31 Oktober 2020, sebanyak 88 persen penerima kartu prakerja merupakan orang yang tidak bekerja saat mendaftar. Selain itu, 80 persen dari mereka mengaku memiliki tanggungan keluarga.
”Ada 81 persen penerima Kartu Prakerja belum pernah menerima kursus apa pun sebelumnya. Jadi, kursus yang mereka ikuti lewat prakerja ini menjadi yang pertama kali,” kata Denni.
Selama ini, pemanfaatan insentif pelatihan prakerja paling banyak digunakan untuk membeli bahan pangan (96 persen). Selanjutnya, insentif ini juga banyak dimanfaatkan untuk membayar listrik (75 persen) dan modal usaha (63 persen).
”Ternyata teman-teman penerima cukup bijaksana dalam menggunakan uang insentif ini,” lanjut Denni.
Setidaknya, ada tujuh kategori pelatihan yang paling diminati dalam Kartu Prakerja. Pelatihan tersebut berkaitan dengan gaya hidup, manajemen, penjualan dan pemasaran, keuangan, makanan dan minuman, bahasa asing, serta teknologi informasi.