Fenomena penutupan kantor cabang perbankan semakin marak, sementara pembukaan ATM baru semakin menurun. Fenomena ini terjadi sepanjang pandemi Covid-19
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 memicu percepatan pertumbuhan transaksi keuangan digital. Penyedia layanan industri keuangan digital perlu mengantisipasi melesatnya pertumbuhan penggunaan layanan dengan peningkatan mitigasi risiko.
Direktur Eksekutif Penelitian dan Pengaturan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Anung Herlianto mengatakan, kondisi pandemi Covid-19 dalam 8 bulan terakhir turut mempercepat akselerasi sistem keuangan digital. Hal ini terefleksi dari kenaikan transaksi e-dagang yang setiap bulan bisa mencapai 400 persen.
”Mayoritas masyarakat sudah sangat bergantung pada digitalisasi sistem keuangan. Ini jadi momentum bagi industri keuangan untuk melanggengkan digitalisasi dan merengkuh kepercayaan nasabah,” ujarnya.
Mayoritas masyarakat sudah sangat bergantung pada digitalisasi sistem keuangan. Ini jadi momentum bagi industri keuangan untuk melanggengkan digitalisasi untuk merengkuh kepercayaan nasabah.
Menurut Anung, kebiasaan menggunakan platform digital diperkirakan dapat berlanjut hingga masa setelah pandemi karena efisiensi yang ditawarkan. Otoritas pun memanfaatkan digitalisasi layanan keuangan untuk mendorong inklusi keuangan
Sepanjang 2019, sebelum adanya pandemi Covid-19 di Indonesia, aktivitas mobile banking telah mencatatkan jumlah transaksi sebanyak 2,4 miliar kali dengan nilai hampir Rp 4.000 triliun. Selain itu, sebelum adanya pandemi, sebanyak 97 persen transaksi perbankan sudah dilakukan di luar kantor bank.
”Penutupan kantor cabang perbankan semakin marak. Di sisi lain pembukaan ATM baru semakin menurun. Fenomena ini terjadi sepanjang pandemi. Untuk itu, mobile banking kami manfaatkan sebagai infrastruktur inklusi keuangan hingga pelosok wilayah Indonesia,” katanya.
Sementara itu, Managing Director GoPay Budi Gandasoebrata menuturkan, sejak awal pandemi Covid-19, permintaan sejumlah layanan Gojek meningkat. Peningkatan tidak hanya terjadi pada layanan logistik dan pesan antar makanan, tetapi juga layanan khusus, seperti donasi digital ataupun hiburan daring.
Total donasi yang disalurkan menggunakan GoPay mencapai Rp 45 miliar pada periode Maret-Mei 2020 atau naik dua kali lipat dibandingkan periode sebelum pandemi. ”Transaksi pembayaran digital semakin diandalkan sebagai opsi pembayaran utama bagi masyarakat karena kebutuhan mereka adalah melakukan transaksi dengan aman dan nyaman,” ujarnya.
Budi menambahkan, sejak pandemi pada Maret hingga Agustus 2020, lebih dari 250 mitra penjual baru bergabung dengan GoFood. Dari seluruh mitra baru tersebut, sebanyak 43 persen dari total merupakan pebisnis pemula dan yang sebelumnya hanya memiliki usaha secara konvensional.
Ia pun memastikan perusahaannya mengantisipasi adanya peningkatan penggunaan layanan dengan turut meningkatkan mitigasi risiko keamanan. Edukasi juga dilakukan terhadap mitra pengemudi dan mitra pedangakan untuk meningkatkan keamanan layanan.
Sementara itu, peneliti Center for Digital Society Universitas Gadjah Mada, Tony Seno Hartono, mengingatkan agar para penyedia platform layanan keuangan digital tetap mengingatkan kompetensi keamanan. Hal ini dibutuhkan untuk melawan manipulasi psikologis.
Para penyedia platform layanan keuangan digital tetap mengingatkan kompetensi keamanan. Hal ini dibutuhkan untuk melawan manipulasi psikologis.
Tony mencatat, kejahatan siber termasuk penipuan rekayasa sosial juga meningkat, terutama menyasar pembelanjaan kebutuhan sehari-hari. Menurut dia, pengetahuan yang minim mengenai keamanan daring memperbesar potensi kejahatan penipuan siber.
”Para pelaku industri layanan keuangan digital juga perlu meningkatkan kredibilitas keamanan platform digital, di samping pemahaman masyarakat untuk memitigasi risiko layanan ini juga perlu ditingkatkan,” katanya.
Berdasarkan riset Center for Digital Society UGM, sebanyak 85 persen konsumen menggunakan jasa pengiriman makanan ke rumah. Adapun 67 persen melakukan belanja kebutuhan pokok secara daring. ”Tingkat ketergantungan terhadap platform digital sangat tinggi dikarenakan semua kegiatan membentuk ekosistem digital,” ujarnya.