Covid-19 Meningkat, Pelaku Usaha Akui Ekonomi Sulit Pulih
Kalau mau direm, ekonomi tambah tidak karuan. Sebaliknya, kalau tidak direm, dengan kondisi masyarakat yang tingkat kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan rendah, risiko penularan Covid-19 sangat besar.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kalangan pelaku usaha menilai kondisi saat ini berat. Pemulihan ekonomi diyakini sulit ketika kasus Covid-19 masih terus bertambah. Oleh karena itu, kedisiplinan semua pihak dalam menerapkan protokol kesehatan menjadi kunci menekan penularan Covid-19.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani, Kamis (3/9/2020), mengatakan, dalam kondisi saat ini pilihannya semua berat, tidak ada yang mudah. Kalau mau direm, ekonomi bertambah tidak karuan.
Sebaliknya, kalau tidak direm, dengan kondisi masyarakat yang tingkat kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan rendah, risiko penularan Covid-19 sangat besar. Kondisi sebagian masyarakat yang tinggal di daerah padat pun menyulitkan mereka menjaga jarak.
Namun, pada akhirnya, lanjut Hariyadi, keselamatan warga adalah hal yang harus dinomorsatukan di tengah pandemi Covid-19. ”Kalau ujungnya dihadapkan pada pilihannya mana, pasti pilihannya adalah nyawa. Kalau pilihannya nyawa, berarti ekonomi yang dikalahkan. Kira-kira seperti itu,” ujarnya ketika dihubungi di Jakarta.
Kalau ujungnya dihadapkan pada pilihannya mana, pasti pilihannya adalah nyawa. Kalau pilihannya nyawa, berarti ekonomi yang dikalahkan.
Menurut Hariyadi, apabila Covid-19 tak dapat ditangani, ekonomi juga tidak akan dapat berjalan. Orang akan percaya diri ketika kasus Covid-19 dapat diturunkan.
Wakil Ketua Umum Bidang Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anton J Supit berpendapat, penghentian aktivitas total atau lockdown yang membuat ekonomi tidak berjalan akan menimbulkan masalah. Namun, kalau ekonomi digenjot tanpa mampu mengatasi penularan Covid-19 secara lebih serius juga menjadi problem.
Yang saat ini terjadi adalah tingkat kedisiplinan masyarakat yang rendah dalam menerapkan protokol kesehatan. Padahal, kedisiplinan semua warga kini sangat diharapkan untuk mengatasi pandemi Covid-19.
Apabila ingin menggerakkan ekonomi, menurut Anton, pelaku usaha dan sektor usaha strategis, terutama pangan dan ekspor, perlu didukung. Selain itu, dukungan juga perlu diberikan kepada pelaku usaha yang menggantungkan pendapatan harian untuk memenuhi kebutuhan harian.
Namun, dalam beraktivitas, mereka harus betul-betul menerapkan protokol kesehatan. ”Kita harus realistis. Dana dan kekuatan tenaga penanganan harus kita arahkan untuk mengatasi pandemi Covid-19,” katanya.
Anton menambahkan, teratasinya permasalahan di sisi kesehatan akan mendukung pemulihan ekonomi. Apabila kasus Covid-19 terus melonjak, golongan menengah atas pun masih akan enggan berbelanja meskipun disarankan untuk membelanjakan uang.
”Golongan menengah atas memang tidak terlalu mengalami masalah keuangan. Namun, dalam kondisi lonjakan kasus pandemi seperti ini, siapa yang mau mengeluarkan uang untuk duduk-duduk ngopi dan belanja di mal?” ujarnya.
Apabila kasus Covid-19 terus melonjak, golongan menengah atas pun masih akan enggan berbelanja meskipun disarankan untuk membelanjakan uang.
Sebelumnya, Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia Sanny Iskandar mengatakan, protokol kesehatan mutlak harus dijalankan untuk mencegah penularan Covid-19. Penerapan protokol kesehatan ini harus betul-betul dipantau, tidak hanya mengandalkan laporan.